Berita Nasional Terkini
Jadwal Hujan Meteor 2023, Lengkap Apa Saja Fenomena Astronomis di Bulan Agustus
Inilah jadwal hujan meteor 2023, ada sejumlah peristiwa atau fenomena astronomis sudah dan akan terjadi sepanjang bulan Agustus 2023.
TRIBUNKALTIM.CO - Inilah jadwal hujan meteor 2023, ada sejumlah peristiwa atau fenomena astronomis sudah dan akan terjadi sepanjang bulan Agustus 2023.
Ulasan soal kapan hujan meteor 2023 sedang ramai dibicarkan, simak juga jadwal fenomena astronomis lainnya.
Pada bulan tersebut, terdapat tiga fenomena astronomis yakni satu puncak hujan meteor Perseid dan dua supermoon yang mempunyai sebutan sturgeon moon dan blue moon.
Dilansir dari Kompas.com, berikut penjelasan lengkap dari tiga fenomena astronomis tersebut:
Baca juga: Link Nonton MNC TV Upin Ipin Hari Ini, Sinema Spesial hingga Bermula: Pertarungan Meteor Bimasakti
1. Puncak hujan meteor Perseid: 11 dan 12 Agustus 2023
Dikutip dari SmithsonianMagazine, hujan meteor Perseid adalah salah satu yang terbaik tahun ini.
Meteor yang cerah dan sering berekor panjang akan menerangi langit dengan kecepatan sekitar 50 hingga 100 per jam.
Hujan meteor merupakan fenomena ketika Bumi dalam orbitnya mengelilingi matahari melewati daerah yang padat dengan meteor.
Sedangkan, meteor merupakan guguran atau sisa komet yang tertinggal.
Perseid tahun lalu bertepatan dengan bulan purnama, membuat beberapa bintang jatuh sulit dilihat.
Namun tahun ini, hujan akan mencapai puncaknya dua hari sebelum bulan baru pada 11 dan 12 Agustus 2023.
Untuk pengalaman menonton terbaik, Royal Museums Greenwich merekomendasikan untuk pergi ke lokasi yang gelap dan memberikan waktu 15 menit untuk menyesuaikan mata melihat hujan meteor tersebut.

(Instagram @nolan.darius)
Sturgeon moon: 1 Agustus 2023
Dilansir dari Space, sturgeon moon merupakan fenomena supermoon yang terjadi pada 1 Agustus 2023.
Supermoon merupakan fenomena ketika bulan purnama berada di jarak terdekat dengan Bumi pada tanggal tertentu. Hal itu terjadi karena lintasan bulan mengelilingi Bumi tidak bulat sempurna, melainkan agak elips atau lonjong.
Diketahui, bulan memiliki jarak rata-rata sejauh 238 ribu mil atau 382.900 km dari Bumi.
Namun apogee (posisi terjauh) dan perigee (posisi terdekat) bulan berubah-ubah karena orbitnya yang berbentuk elips.
“Alasan utama mengapa orbit bulan bukan lingkaran sempurna (elips) adalah karena ada banyak gaya pasang suruh atau gravitasi yang menarik bulan,” ucap ilmuwan NASA Noah Petro.
Baca juga: 5 Fenomena Langit yang Akan Terjadi di Bulan Agustus 2022, Diantaranya Puncak Hujan Meteor Perseid
Ia menambahkan, gravitasi Bumi, matahari, dan planet lain berpengaruh pada orbit bulan.
“Anda memiliki semua gaya gravitasi berbeda yang menarik dan mendorong bulan, yang memberi kita kesempatan untuk melewati jarak dekat ini,” tuturnya.
Mengapa disebut dengan sturgeon moon?
Dilansir dari Almanac, istilah supermoon pada 1 Agustus 2023 secara tradisional disebut sturgeon moon berasal dari The Old Farmer’s Almanac.
Disebut dengan sturgeon moon karena ikan sturgeon raksasa di Great Lakes dan Lake Champlain di Amerika Utara paling mudah ditangkap selama musim panas atau pada sekitar tanggal tersebut.
Ikan sturgeon diperkirakan sudah hidup sekitar 136 juta tahun lalu atau sejak masa prasejarah.
Oleh karena itu, ikan ini sering disebut dengan “fosil hidup”.
Baca juga: Terjawab Jam Berapa Hujan Meteor Malam ini 27 Juni 2022, Ini Cara Menyaksikan dengan Mata Telanjang
3. Blue moon: 31 Agustus 2023
Blue moon merupakan sebutan untuk fenomena supermoon yang terjadi pada 31 Agustus tahun ini.
Diketahui bahwa supermoon merupakan kejadian ketika bulan purnama mempunyai jarak yang cukup dekat dengan Bumi.
Adapun bulan purnama terjadi ketika bulan tepat berseberangan dengan matahari, Bumi di antara keduanya.
Ada dua faktor untuk mendukung terjadinya fenomena supermoon, yakni perigee dan fase purnama.
Adapun perigee bulan setiap 27 hari sekali dan fase purnama setiap 29,5 hari saat matahari menyinari bulan sepenuhnya.
Diperkirakan bulan akan tampak 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dari biasanya.
Namun, sangat sulit untuk melihat perbedaannya dengan mata telanjang. “Itu tidak cukup untuk diperhatikan (perbedaannya) kecuali Anda adalah pengamat bulan yang sangat berhati-hari,” kata Petro.
Istilah “supermoon” sendiri tidak berasal dari astronomi, melainkan dari astrologi bidang pseudoscientific.
Bidang astrologi itu mempelajari pergerakaan benda langit untuk membuat prediksi tentang perilaku dan peristiwa manusia.
Istilah ini pertama kali disebutkan dalam artikel tahun 1979 untuk majalah Dell Horoscope oleh Richard Nolle.
Nolle mendefinisikan supermoon sebagai bulan baru atau bulan purnama yang terjadi dengan bulan di posisi terdekat dengan Bumi dalam orbit tertentu.
Baca juga: Jerry Yan Kembali Jadi Tao Ming Tse Meteor Garden di Usia 45 Tahun, Tetap Tampan dan Awet Muda
Mengapa disebut dengan blue moon?
Dikutip dari Space, ada dua pendapat mengapa supermoon pada 31 Agustus 2023 disebut dengan blue moon.
Namun sayangnya, supermoon tersebut tidak benar-benar berwarna biru.
Sebutan itu mengacu mengacu pada bulan purnama ketiga dalam satu musim yang memiliki empat bulan purnama menurut NASA.
Sementara pendapat kedua yang lahir dari kesalahpahaman dari pendapat pertama, yakni blue moon mengacu pada bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.