Berita Viral

Viral Hujan Guyur Satu Rumah di Tasikmalaya selama 45 Menit, Warga Berdatangan, Penjelasan BMKG

Viral hujan guyur satu rumah di Tasikmalaya. Kejadian selama 45 menit ini membuat pemilik rumah ketakutan. Simak penjelasan BMKG hal ini.

Editor: Amalia Husnul A
Tangkap layar via Tribunnews.com
Potongan video hujan guyur satu rumah yang viral di medsos. Kejadian selama 45 menit ini membuat pemilik rumah ketakutan. Namun warga berdatangan untuk menadah airnya. Simak penjelasan BMKG hal ini. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebuah video viral hujan guyur satu rumah di Tasikmalaya selama 45 menit yang menarik perhatian warganet.

Kejadian hujan guyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat ini menjadi viral karena disebut fenomena langka.

Simak penjelasan BMKG terkait video viral hujan guyur satu rumah di Tasikmalaya ini. 

Peristiwa hujan guyur satu rumah ini terjadi di di RT 4/RW 6, Kampung Margalaksana, Kelurahan Kahuripan, Tawang, Kota  Tasikmalaya ini terjadi Sabtu (5/8/2023) pukul 04.30 WIB.

Dalam video yang beredar, terlihat rumah yang diguyur hujan tampak basah terasnya, sementara saat kamare digeser dan menyorot ke jalan, terlihat kering.

Begitu juga dengan rumah yang ada di sebelahnya, terlihat kering.

Video hujan guyur satu rumah di Tasikmalaya, Jawa Barat ini pun segera viral di media sosial.

Banyak warganet yang bertanya-tanya soal fenomena hujan lebat yang hanya mengguyur satu rumah tersebut.

Padahal dilihat dalam video, rumah yang diguyur hujan tersebut posisinya berdekatan dengan rumah lainnya.

Diketahui rumah yang diguyur hujan terebut milik Iceng.

 Ukuran rumahnya seluas 8 x 3 meter persegi.

Rumah tersebut diguyur hujan kurang lebih 45 menit.

Baca juga: Usai Viral Mobil Ambulans Nyangkut, Portal Jembatan Mahkota II Samarinda Langsung Ditinggikan

Iceng, pemilik rumah, mengungkap fenomena tersebut sempat membuat bulu kuduknya merinding.

“Merinding tengkuk saya," kata Iceng seperti dikutip TribunKaltim.co dari Banjarmasinpost.co.id di artikel berjudul Viral Momen Aneh Air Hujan Hanya Mengguyur Satu Rumah di Tasikmalaya, Berlangsung Hingga 45 Menit.

Namun kata Iceng, tetangga-tetangganya justru mendatangi rumahnya dan malah mengambil air hujan yang mengguyur rumahnya.

"Ada yang bawa ember, ada yang apa gitu. Ada juga yang tangannya menadah air hujan itu, terus diusapin ke bagian badannya yang sakit,” kata Iceng.

Lain halnnya dengan Iceng, ia justru merasa takut sendiri melihat fenomena yang terjadi.

“Saya boro-boro inget mengambil air hujan tersebut, karena ya takut lihat hujan cuma di rumah saya saja,” katanya.

Rumah Iceng warga Tasikmalaya yang satu-satunya diguyur hujan
Rumah Iceng warga Tasikmalaya yang satu-satunya diguyur hujan (Kompas.com)

Terpisah, Aldi Andika (25) mengungkap bila hujan mengguyur rumah Iceng selam 45 menit.

"Setelah beberapa menit hujan itu turun, listrik rumah saya mati. Pas listrik dinyalain kembali, barulah hujannya tiba-tiba reda,” jelas Aldi.

Hujan mengguyur rumah Iceng sesaat setelah azan subuh berkumandang.

“Saya ‘kan bangun tidur, mau salat subuh ke masjid. Pas saya keluar lewat pintu samping, aduh kok hujan?

Baca juga: Viral Perkelahian Mantan Atlet MMA Rudy Golden Boy dan Selebgram Maradona, Bakal Lanjut di Ring?

Tapi, setelah dilihat ke sana (sisi yang lain), kok setengah gitu ‘kan. Sebelah sana kok kering? Hujannya hanya sekotak itu saja,” kata Aldi.

Saat peristiwa itu terjadi, bahkan ia segera memastikan kepada orangtuanya jika ada sesuatu yang bocor dan mengakibatkan turun air.

“Saya langsung ke ayah, ke mama, gitu. Ma, ini kenapa ini? Kenapa ada air yang turun. Bocor enggak?

Penjelasan ilmiah tentang hujan yang terkadang bisa hanya mengguyur sebuah area juga pernah diungkap sebelumnya.

Fenomena tersebut pun viral di media sosial dan mengundang banyak pertanyaan netizen.

BMKG pun menjelaskan fakta ilmiah terkait fenomena hujan hanya guyur satu rumah di Tasikmalaya.

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunJateng.com di artikel berjudul Kisah Langka Hujan Deras Hanya Guyur 1 Rumah di Tasikmalaya, Pemilik Rumah Ketakutan, Ini Kata BMKG, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan bila fenomena tersebut merupakan hal lazim di musim kemarau.

Ia menjelaskan awan hujan biasanya bergerak di atas wilayah dan melepaskan kelembaban saat pergi dalam bentuk hujan.

Bangunan dan struktur lainnya, kata Rahayu, bisa memblokir kejadian hujan sehingga menyebabkan hujan turun hanya di satu sisi jalan.

Lalu, sudut matahari dapat mempengaruhi fenomena itu pula yang menyebabkan kelembaban menguap dari satu sisi sebelum memiliki kesempatan untuk jatuh sebagai curah hujan, yang akibatnya satu sisi bisa dilihat kering sementara yang lain basah.

Baca juga: Viral Truk Tabrak Warung di Sepaku Penajam Paser Utara

"Ini adalah fenomena lazim di musim kemarau, karena cahaya matahari dapat memainkan peran dalam skenario ini dengan menguap kelembaban dari satu sisi jalan.

Ini berarti tidak ada hujan terjadi di sisi itu, dan di sisi lain yang tidak terpengaruh oleh cahaya matahari, terjadi curah hujan," kata Teguh, Selasa (8/8/2023).

Adapun kecepatan dan arah angin bisa menyebabkan hujan turun di sudut yang berbeda, kemudian meningkatkan hujan yang lebih besar di satu sisi.

"Ada beberapa penyabab yang menentukan di mana hujan akan turun, tapi sisi mana yang akan hujan bisa bervariasi tergantung pada lokasi," ungkapnya.

"Urbanisasi mempunyai dampak pada distribusi hujan di perkotaan.

Kota cenderung ditutupi dengan banyak permukaan yang tak mudah menyerap air, seperti jalan, bangunan, dan trotoar, mencegah air menembus tanah," katanya.

Hal inilah, lanjut Rahayu, yang menyebabkan meningkatnya runoff hingga akhirnya banjir di daerah yang lebih rendah sementata meninggalkan daerah lain kering.

Wilayah perkotaan, kata Rahayu bisa lebih memungkinkan mengandung dalam menyerap panas, semisal dari beton dan aspal yang menciptakan pulau panas.

Tempat-tempat yang lebih hangat ini mengakibatkan udara naik, sehingga terjadi peningkatan curah hujan di daerah itu dibanding dengan lingkungan pedesaan.

"Kami imbau kepada masyarakat tak perlu panik soal fenomena hujan berskala sangat lokal ini. Karena fenomena ini lazim terjadi pada musim kemarau.

Kondisi ini juga tak ada kaitannya dengan prekursor bencana lainnya. Mohon disikapi dengan tenang dan tak panik," katanya.

Baca juga: Viral Bupati Banyumas Tanya Pilihan Capres pada Mahasiswa, Kini Bawaslu Telusuri Dugaan Pelanggaran

(*)

Update Berita Viral

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved