Berita Kutim Terkini

Cegah Karhutla, BPBD Kutim Larang Warga Buka Lahan Baru di Musim Kemarau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melarang, agar warga tidak melakukan pembukaan lahan baru di musim kemarau

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
Kepala BPBD Kutim, Muhammad Idris siapkan 76 MPA untuk antisipasi karhutla.TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melarang, agar warga tidak melakukan pembukaan lahan baru di musim kemarau.

Hal itu disebabkan lantaran el nino yang mempengaruhi cuaca di Kutai Timur. El nino yang diprediksi terjadi mulai Juni hingga Agustus 2023 ini, aka menyebabkan suhu panas di daerah naik sehingga menyebabkan kekeringan.

Untuk mengantisipasi adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kutai Timur, BPBD Kutim melarang warga untuk tidak melakukan pembukaan lahan.

"Biasanya pembukan lahan dilakukan dengan membakar, warga kami larang untuk membuka lahan karena dapat mengakibatkan terjadinya karhutla," ungkap Kepala BPBD Kutim, Muhammad Idris, Senin (14/8/2023).

Baca juga: 2 Lokasi di Berau Terjadi Karhutla Terdahsyat, Gamalis Rajin Turun ke Lapangan

Baca juga: Pantau Pengendalian Karhutla di Labanan Kecamatan Teluk Bayur, Wabup Berau Ingatkan Pencegahan Dini

Lanjutnya, apabila terpaksa harus melakukan pembukaan lahan, maka harus koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan.

Harapannya, dengan koordinasi tersebut, saat dilakukan pembukaan lahan dapat diawasi oleh pihak terkait.

Selain itu, dari kecamatan bisa mendampingi dengan antisipasi alat pemadam kebakaran.

Kendati demikian, untuk wilayah Kutai Timur belum ada kejadian karhulta meski saat pemantauan titik panas oleh BMKG Kaltim, Kutai Timur selalu mendominasi.

"Adapun wilayah paling sering terpantau titik panasnya itu di wilayah Kecamatan Rantau Pulung, Sandaran, Sangkulirang, dna Karangan, sebenarnya semua juga muncul titik panas, tapi paling sering disana," jelasnya.

Keempat wilayah tersebut menjadi titik panas yang sering muncul dari pantauan BMKG Kaltim sebab wilayah tersebut masih banyak lokasi hutannya.

Disisi lain, pantauan titik panas itu tidak mesti lantaran kebakaran hutan melainkan ada juga titik panas palsu misalmya daun yang kering, pantulan panas ke sumber air atau danau, cerobong asap industri dari perusahaan dan lain-lain.

"Biasanya ketika dapat laporan titik panas, kami langsung konfirmasi ke kecamatan terkait, apakah titik panas palsu atau kebakaran, sejauh ini kebanyakan palsu," urainya.

Baca juga: 10 Ha Lahan Gambut di Desa Sabintulung Kutai Kartanegara Terbakar, Ini 4 Kecamatan Rawan Karhutla

Untuk masalah pencegahan karhutla, pihaknya telah membentuk masyarakat peduli api (MPA) sebanyak 76 dari 149 desa di 18 kecamatan.

"Di desa kami juga ada MPA, jadi begitu ada laporan kebakaran kami upayakan langsung bertindak," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved