10 Narapidana Kasus Korupsi di Lapas Bontang Dapat Remisi HUT ke 78 RI

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG - Ribuan Warga Binaan Permasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Bontang mendapat hadiah remisi HUT ke 78 RI.

Hadiah pemotongan masa tahanan itu diberikan Kepala Lapas Kelas IIA Bontang Ronny Widyatmoko yang didampingi Walikota Bontang, Basri Rase pada Rabu (16/8/2023).

Kalapas Bontang Ronny Widyatmoko mengatakan, ada 1.200 WBP yang mendapat remisi hari ini.

Pemberian remisi ini dibagi dua golongan, yakni R1 dan R2.

Untuk yang mendapat R1 sebanyak 1.177 narapidana. Sedangkan yang mendapat R2 hanya 24 WBP.

Jumlah narapidana yang mendapat remisi tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya yakni hanya 800 WBP.

Baca juga: 12 Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Kelas IIA Bontang Dapat Remisi Bebas Saat Hari Kemerdekaan

Baca juga: 11 Narapidana di Lapas Kelas IIA Bontang Dapat Remisi Bebas Saat 17 Agustus Nanti

Kemudian WBP yang mendapat remisi didonimasi narapidana kasus narkoba sebanyak 830 orang.

Sementara untuk kasus perlindungan anak sebanyak 151 orang dan 74 WBP dengan kasus pencurian.

“20 WBP kasus penggelapan dan 10 orang lagi kasus korupsi. Sisanya kasus-kasus lainnya,” ungkap Ronny.

Ronny menuturkan, pada hari ini ada 12 WBP yang mendapat remisi bebas. Namun hanya 1 yang dinyatakan bebas bersyarat.

Sebab 11 WBP lainnya harus menjalani sisa masa tahanan subsider pengganti dari hukuman denda.

Diharapkan kepada WBP yang mendapatkan remisi bebas tidak mengulangi perbuatannya. Mereka juga masuk dalam masa pantau dan pendampingan.

Remisi merupakan hak yang bisa didapatkan para WBP. Namun mereka harus melewati proses panjang dan harus memenuhi ketentuan syarat yang ditetapkan.

"Yang bebas tetap wajib lapor dan mendapat pendampingan Lapas Bontang," bebernya.

Sementara Walikota Bontang Basri Rase berharap, semua WBP yang mendapat remisi bisa memperbaiki diri.

Baca juga: WBP Rutan Tanah Grogot Produksi Miniatur Kapal dan Lukis Bakar, Pernah Dipesan Ketua KONI Kaltim

Untuk WBP yang mendapat remisi bebas kembali bisa mengasah keahliannya.

Karena selama di Lapas Kelas II A Bontang mendapat pendampingan untuk mengasah skillnya.

"Yang sudah bebas bisa memperbaiki sikapnya. Jangan sampai kembali ke Lapas dengan mengulang kesalahannya," terang Basri. (*)