Pilpres 2024

Sudah Bentuk Tim Teknis Bareng PDIP, Ini Alasan Golkar Malah Dukung Prabowo Subianto

Menikung PDIP? Ini penjelasan Partai Golkar mendukung Prabowo Subianto padahal sudah bentuk tim teknis bareng partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.

ISTIMEWA
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) 2024. Golkar dan PAN gabung ke KKIR usung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Ini penjelasan Partai Golkar mendukung Prabowo Subianto padahal sudah bentuk tim teknis bareng partai pimpinan Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUNKALTIM.CO - Menikung PDIP? Ini penjelasan Partai Golkar mendukung Prabowo Subianto padahal sudah bentuk tim teknis bareng partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.

Tim Teknis bentukan untuk membangun kerja sama politik antara PDI-P dan Partai Golkar otomatis bubar.

Pasalnya, Golkar batal mendukung Ganjar Pranowo, sebaliknya, Partai Beringin ini masuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.

PDIP sendiri menegaskan dengan pilihan Golkar ke Prabowo, otomatis tim teknis bentukan mereka dianggap bubar.

Sedangkan Golkar punya alasan sendiri hingga akhirnya memutuskan bergabung dengan KKIR dan mengusung Prabowo Subianto.

Baca juga: Alasan PKB Kaltim Tetap Dukung Cak Imin jadi Cawapres, Usai PAN dan Golkar Dukung Prabowo

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Lodewijk F Paulus angkat bicara perihal Golkar yang sudah membentuk tim teknis untuk membangun kerja sama politik bersama PDI-P, tapi pada akhirnya memutuskan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Lodewijk mengatakan, peta politik memang bisa berubah dengan sangat cepat.

"Nanti kita lihat lah. Peta politik kan cepat sekali berubah-ubah. Nanti kita lihat, nanti berikutnya seperti apa. Kan belum tuntas ini," ujar Lodewijk saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Lodewijk mengungkapkan, Golkar memutuskan mendukung Prabowo setelah berbicara dengan pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar se-Indonesia, hingga mendatangi tokoh-tokoh senior.

Menurutnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sampai melakukan road show sebelum membuat keputusan mendukung Prabowo.

"Pak Airlangga juga road show ketemu dengan para ketua dewan dan juga ketemu dengan Pak JK. Ya tentunya, ya inilah kesepakatan yang kita ambil," katanya.

Baca juga: PAN dan Golkar Dukung Prabowo Subianto, DPW PKB Kaltim Tetap Inginkan Cak Imin jadi Cawapres

Sementara itu, Lodewijk menepis penilaian Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menganggap Golkar memang sulit mengusung Airlangga menjadi bakal calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres).

Lodewijk berdalih ada realita politik yang harus diperhitungkan, sehingga Golkar akhirnya memutuskan mendukung Prabowo.

"Ya bukan masalah itu ya, bukan masalah Pak Airlangga sulit atau tidaknya menjadi Presiden. Tentunya ada realita politik yang harus kita perhitungkan kemarin, sampai akhirnya mengambil keputusan seperti itu," ujar Lodewijk.

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (28/6/2023).
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (28/6/2023). (KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

PDI-P anggap tim teknis dengan Golkar bubar

Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengakui bahwa tim teknis untuk membangun kerja sama politik antara PDI-P dan Partai Golkar otomatis bubar.

Hal ini terjadi lantaran Golkar resmi menjatuhkan dukungan untuk bakal capres Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo.

"Ya (bubar)," kata Said singkat kepada Kompas.com pada 13 Agustus 2023.

Ia lantas menyampaikan bahwa PDI-P sangat menghormati pilihan dan kedaulatan masing-masing partai politik.

Menurut Said, hal itu tentu saja mencerminkan tumbuhnya demokrasi dengan baik di Indonesia.

Baca juga: Perubahan Peta Politik Usai PAN - Golkar Dukung Prabowo, Peluang Ganjar dan Anies, Capres Penentu?

Di lain sisi, PDI-P dan partai politik pengusung Ganjar tentu akan semakin memperkuat basis massa.

Said mengatakan, partainya tidak khawatir meski kalah jumlah partai politik dibandingkan dengan partai pengusung bakal capres lain.

"Sebagai bahan cerminan, pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI," ujar Said.

"Walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di pilpres kami kalah jauh, namun dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi-JK justru mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen. Sementara Prabowo-Hatta 46,88 persen," katanya lagi.

Oleh karena itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini mengaku tetap yakin PDI-P dan partai politik pengusung Ganjar bisa menang pada Pilpres 2024.

Baca juga: Perubahan Peta Politik Usai PAN - Golkar Dukung Prabowo, Peluang Ganjar dan Anies, Capres Penentu?

Sebab, ia menekankan apa yang diyakininya dalam politik, yaitu kerja cerdas, dan kepedulian tinggi ke akar rumput.

"Kami yakin bisa merebut dukungan rakyat pada Pilpres 2024 lebih besar. Itulah yang akan terus kami pedomani sebagai jalan politik untuk memenangkan Ganjar Pranowo," kata Said.

Sebagaimana diberitakan, Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) resmi bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkita Bangsa (PKB) untuk mengusung Prabowo sebagai bakal capres. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penjelasan Golkar Dukung Prabowo padahal Sudah Bentuk Tim Teknis dengan PDI-P"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved