Keluhan Difabel Tuna Rungu di Balikpapan Soal Tahapan Ujian Teori SIM, Bahasa Terlalu Baku

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Seorang tuna rungu bernama Halim mengeluhkan tahapan ujian teori pada rangkaian surat izin mengemudi (SIM).

Melalui Juru Bahasa Isyarat dari Gerkatin yang bernama Rima, Halim menuturkan bahwa para tuna rungu rata-rata mengeluhkan pada tahapan ujian teori.

"Para tuna rungu itu mengeluhkan lantaran soal ujian yang digunakan menggunakan bahasa baku dan sulit dimengerti," ujar Rima berdasarkan isyarat yang diperagakan Halim, Jumat (18/8/2023).

Mereka berharap, ujian teori bisa diganti dalam bentuk gambar bukan tulisan.

Baca juga: Viral Penampakan Lintasan Baru Ujian SIM C di Polantas Balikpapan, Tak Ada Angka 8 dan Zig-zag

Baca juga: Lintasan Baru Ujian SIM C di Polres PPU Mulai Berlaku, Tingkat Kelulusan Tinggi

Rima mengatakan bahwa para tuna rungu sudah menyampaikan keluhan ini kepada pihak kepolisian, namun belum ada tanggapan.

Ia berharap agar pihak kepolisian dapat lebih memperhatikan kebutuhan para tuna rungu dalam proses pembuatan SIM.

Kesulitan yang dialami oleh para tuna rungu dalam ujian teori SIM dapat menjadi hambatan bagi mereka untuk mendapatkan SIM.

SIM merupakan salah satu syarat untuk dapat mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya. Oleh karena itu, penting bagi pihak kepolisian untuk memberikan kemudahan bagi para tuna rungu dalam proses pembuatan SIM.

Baca juga: Reaksi Warga Kukar Coba Lintasan Ujian SIM Huruf S, Sekali Tes Langsung Lulus

"Dengan adanya ujian teori yang mudah dipahami oleh para tuna rungu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya keselamatan berkendara," ulas Rima.

Hal ini dapat berkontribusi pada penurunan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan para tuna rungu. (*)