Berita Nasional Terkini

Imbas Kasus Bayi Tertukar di Bogor, 15 Perawat dan Bidan Kena Sanksi, Dapat SP1 hingga Dinonaktifkan

Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, 15 perawat dan bidan kena sanksi, dapat SP1 hingga dinonaktifkan.

|
Editor: Diah Anggraeni
Freepik
Ilustrasi. Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, 15 perawat dan bidan kena sanksi, ada yang dapat SP1 hingga dinonaktifkan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, 15 perawat dan bidan kena sanksi, dapat SP1 hingga dinonaktifkan.

Kasus bayi tertukar di Bogor terus bergulir.

Update terbaru, sebanyak 15 perawat dan bidan kena sanksi buntut dari kasus bayi yang tertukar di Bogor.

Sanksi yang diberikan kepada perawat dan bidan tersebut mulai dai surat perngatan 1 (SP1) hingga dinonaktifkan.

Tercatat ada lima perawat dan bidan di Rumah Sakit Sentosa yang dinonaktifkan.

Mereka diduga lalai memasang gelang identitas hingga bayi Siti Maulia (37) tertukar.

Keputusan tersebut diambil menyusul tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim Polres Bogor.

Sementara 10 perawat dan bidan lainnya juga dikenakan SP1.

"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," ujar Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/8/2023).

"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya. Jadinya yang 10 orang kita SP1 aja. Sedangkan yang lima perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan," ungkapnya.

Baca juga: Update Bayi Tertukar di Bogor: Dian akan Lakukan Tes DNA, Polisi Periksa Para Perawat RS Sentosa

Gregg mengatakan, para bidan dan perawat yang disanksi telah dipindahkan ke bagian administrasi untuk sementara waktu.

"Mereka di satu depertemen ini dinonaktifkan untuk tidak memegang bagian itu (persalinan)," ujar Gregg.

Sebelumnya diberitakan, bidan dan perawat RS Sentosa diperiksa Unit Reskrim Polres Bogor.

Mereka diperiksa sebagai saksi yang menangani persalinan atau kelahiran bayi warga Bogor bernama Siti Maulia yang tertukar.

Hasil pemeriksaan selama 10 jam, ada unsur kelalaian saat memasang gelang ke bayi Siti alias gelang dobel atau dua gelang dengan satu nama yang sama, yakni nama pasien B (sebutan dari rumah sakit).

Untuk mengungkap kasus bayi tertukar tersebur, polisi akan melakukan tes DNA terhadap pasien B.

"Pemeriksaan DNA atau tes DNA kemungkinan besar akan kami lakukan di minggu depan," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Bogor AKP Yohannes Redhio Sigiro, dikutip dari Kompas TV.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Bayi Tertukar di Bogor, Gelang Dobel Atas Nama yang Sama, Ini Respons Rumah Sakit

Kronologi Tertukarnya Bayi

Rumah sakit yang menjadi lokasi terjadinya bayi tertukar setahun lalu di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Rumah sakit yang menjadi lokasi terjadinya bayi tertukar setahun lalu di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN)

Siti Mauliah (37) warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor mengalami hal diluar dugaan setelah melahirkan di RS Sentosa.

Pasalnya, bayi yang baru dilahirkan tersebut tertukar dengan bayi orang lain yang hingga kini masih mencari titik terang dengan siapa bayinya tertukar.

Kecurigaan bayinya tertukar pun sudah dirasakannya sejak berada di rumah sakit.

Namun pihak rumah sakit meyakinkan bahwa anaknya tidak tertukar.

Ia mengaku ada yang mengganjal dengan anak yang dibawanya pulang.

Pada akhirnya setelah setahun berlalu, terkuak fakta bahwa anak yang selama ini dirawatnya bukanlah anak biologisnya.

Hal itu diperkuat oleh hasil tes DNA yang dilakukan di wilayah Cempaka Putih, Jakarta.

Meski begitu, ia tetap merawat bayi tersebut dengan sepenuh hatinya selama setahun penuh.

Saat ini bayi tersebut terus tumbuh dengan baik dan sehat.

"Normal sih dalam pertumbuhan mah, orangnya jarang sakit, walaupun sakit berobat diminumin obat langsung lari-lari lagi, imunnya kuat," ujar Siti Mauliah saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (10/8/2023).

Bahkan, kata Siti Mauliah, ketika usia bayi tersebut menginjak delapan bulan sudah bisa berjalan, berbicara, dan tumbuh gigi.

Bayi laki-laki yang diberi nama Muhammad Rangkuti Galuh itu pun sudah bisa berjalan dan sangat aktif.

"Orang-orang juga aneh, mereka punya bayi engga seperti itu, saya juga aneh baru punya anak seperti itu, seharusnya baru ngerangkak delapan bulan itu," ungkapnya.

Sementara itu, ia menduga bayi tersebut memiliki pertumbuhan yang pesat karena pengaruh dari susu formula.

Sebab, selama setahun itu bayi tersebut tidak mau meminum ASI dari nya.

"Kata orang-orang ya emang susu formula seperti itu (pertumbuhannya cepet). Susunya aja yang 1000 gram cuma empat hari, kalau malem bisa satu jam sekali," terangnya.

Meski begitu, ia masih sangat berharap keberadaan anak biologisnya yang tertukar dapat segera menemui titik terang.

Sebab, hati kecilnya merasa masih ada yang mengganjal.

"Saudara juga bilang udahlah katanya diikhlasin, emang secara lisan ikhlas, tapi batin engga," pungkasnya.

Baca juga: Penyebab Bayi Tertukar di Bogor Diduga karena 2 Gelang Dipasangkan 1 Nama, RS Bakal Dituntut

Pasien B Bersedia Tes DNA

Siti Maulia, ibu dari bayi yang tertukar sedang menggendong bayi tersebut di rumahnya Kampung Mekar Jaya, Desa Cibeuteng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023).
Siti Maulia, ibu dari bayi yang tertukar sedang menggendong bayi tersebut di rumahnya Kampung Mekar Jaya, Desa Cibeuteng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/8/2023). (Kompas.Com/Afdhalul Ikhsan)

Pasien B, atau Nyonya D akan menjalani tes deoxyribonucleic acid atau DNA di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Sama seperti Nyonya D, Siti Mauliah juga menjalani tes DNA silang di rumah sakit di kawasan Sentul, Bogor. Dijadwalkan tes DNA Siti berlangsung sekitar pukul 10.00 WIB.

Suami Siti, Tabrani berharap dengan adanya tes DNA bagi kedua pasien, kasus bayi tertukar di Rumah Sakit Sentosa Bogor mendapat jawaban yang pasti.

Siti menerima kembali buah hatinya yang diduga tertukar, begitu juga dengan Nyonya D mendapat penjelasan mengenai bayi yang dirawat selama ini.

Keduanya diketahui melahirkan di RS Sentosa Bogor di hari yang sama pada 18 Juli 2022. Bayi laki-laki mereka diduga tertukar.

"Tes DNA di Sentul, kita berangkat dari sini jam 08:00 WIB, tes DNA-nya jam 10.00 WIB. Harapannyamudah-mudahan segera beres ya masalah ini dan diberikan jalan terbaik," ujar Tabrani, saat dikonfirmasi, Senin (21/8/2023).

Sebelumnya, pasien Nyonya D yang diketahui warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang atau bersedia tes DNA.

Kemauan pasien Nyonya D menjalani tes DNA membuat Siti berlega hati. Siti menyatakan dirinya tetap menjalin komunikasi dengan pasien B, walaupun jika nantinya hasil tes DNA positif.

Ia tidak mau komunikasi terputus lantaran bayi laki-laki yang diduga milik pasien B dirawat dengan sepenuh hatinya. Begitu juga pasien B yang merawat anak Siti.

"Kalau misalnya ini bener anak kita ketuker, kita kan udah saling urus bayi masing-masing, mudah-mudahan kita ke depan saling bersilaturahmi, jadi saling kunjung-mengunjungi. Kita menyambungkan untuk kekeluargaan jadi saudara, lah, selamanya," ujar Siti, Rabu (16/8/2023).

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Update Kasus Bayi Tertukar di Bogor, 5 Perawat dan Bidang Dinonaktifkan, 10 Lainnya Kena SP1.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved