Pilpres 2024
Cak Imin Hingga Kini Belum Buka Suara soal Jadi Cawapres Anies, Ini Profil Muhaimin Iskandar
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) hingga kini belum buka suara soal jadi bakal calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Bagi Nasdem, Wakil Ketua DPR RI itu bukan figur baru.
“Ya Cak imin kan bukan orang lama. Puluhan tahun yang lalu saya anggap adik saya,” kata dia.
Surya Paloh pun berharap Muhaimin bisa menjadi pendamping Anies demi menambal suara di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada pemilu presiden mendatang.
“Harapan kita kalau itu memang terjadi, ya demikian pasti. Kan enggak ada harapan kita ke arah negatif, harapan kita ke arah positif,” ucapnya.

Bukan keputusan sepihak
Namun demikian, Surya menampik tudingan Demokrat bahwa dirinya membuat keputusan sepihak untuk menduetkan Anies dengan Muhaimin.
Katanya, proses terkait ini belum tuntas.
“Kalau persetujuan dalam arti kata mengangguk-angguk saja itu kan belum tuntas sepenuhnya,” katanya.
Surya juga membantah tudingan Demokrat yang menyebut ia berkhianat lantaran memasangkan Anies dengan Cak Imin.
“Kalian lihat, model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak, kalian lihat saja,” ujarnya.
Bantah tak setuju
Surya Paloh juga mengaku tak pernah menolak AHY menjadi bakal cawapres Anies.
Menurut dia, AHY merupakan sosok yang tengah naik daun dan diharapkan menjadi bintang.
“Saya tidak pernah menyatakan tidak setuju kepada Mas AHY, sungguh saya harus katakan itu,” katanya.
“Apalagi di dalam publik tulisan, dia adik saya. AHY sebagai seorang adik,” lanjut Surya.
Meski demikian, Surya mengaku tidak mengetahui apakah di dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ada pihak yang tidak sepakat menduetkan Anies dengan AHY.
“Saya belum dikasih teleskop sama Anda bagaimana saya bisa cek satu persatu ini faksi 1, faksi 2, faksi 3 (ada yang tidak setuju AHY cawapres Anies),” ujarnya.
Tak ada arahan Jokowi
Lebih lanjut, Surya menampik bahwa ada campur tangan Presiden Joko Widodo untuk memasangkan Anies dengan Muhaimin.
Meskipun, ia tak membantah baru bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/9/2023) sore.
“Enggak ada arahan (Jokowi),” kata Surya.
Surya pun mengeklaim bahwa wacana duet Anies-Muhaimin tidak pernah direncanakan jauh hari sebelumnya.
“Saya harus jujur menyatakan enggak pernah ada yang dipersiapkan,” ujarnya.
Sementara, dalam pertemuannya dengan Jokowi, Surya mengaku membahas dinamika politik terkini.
Namun, ia tidak memerinci apa yang sesungguhnya diperbincangkan dengan kepala negara.
“Bagaimana suasana keadaan politik, (Jokowi) bilang, ’Kita bersyukur, suasana tenang’,” tutur Surya.
Jika Demokrat hengkang
Sedianya, Surya berharap, Koalisi Perubahan dan Persatuan tetap bertahan sekalipun Anies akhirnya berpasangan dengan Muhaimin.
“Kenapa kita paksakan bubar kalau memang dia (KPP) bisa bertahan. Bagus (kalau) berkembang, syukur apa yang direncanakan bisa tercapai,” katanya.
Namun demikian, Nasdem mengaku bakal menghormati segala keputusan partai koalisi, termasuk, jika Demokrat memilih hengkang.
“Saya hormati, apalagi yang harus saya katakan?” tutur bos Media Gorup tersebut.
Tudingan pengkhianat
Sebagaimana diketahui, Kamis (31/8/2023) sore, muncul kabar menggegerkan diungkap oleh Partai Demokrat.
Partai bintang mercy itu tiba-tiba menyebut, Anies menggandeng Muhaimin sebagai bakal cawapres untuk Pemilu 2024.
Padahal Anies dan Muhaimin berada di poros politik berbeda.
Anies dicapreskan oleh Nasdem dan didukung oleh Partai Demokrat serta PKS.
Sementara, setahun belakangan, PKB berkoalisi dengan Gerindra mendukung pencapresan Prabowo Subianto.
Belakangan, Prabowo mendapat amunisi dukungan tambahan dari Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam keterangan tertulisnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan, nama Muhaimin ditunjuk langsung oleh Surya Paloh.
Katanya, keputusan itu diambil secara sepihak oleh Surya Paloh setelah ia bertemu dengan Muhaimin di markas Nasdem di Menteng, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
“Secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Riefky dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
Usai pertemuan tersebut, lanjut Riefky, Surya langsung memanggil Anies untuk menyampaikan keputusan tersebut.
Ternyata, Anies setuju dirinya berpasangan dengan Muhaimin pada pilpres mendatang.
“Bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai Nasdem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum Nasdem, Surya Paloh,” ucap Riefky.
Namun demikian, keputusan itu tak langsung disampaikan Anies ke Demokrat dan PKS, dua partai yang mendukungnya sebagai bakal capres.
Anies justru mengutus juru bicaranya, Sudirman Said, untuk bicara ke kedua partai, sehari setelahnya atau Rabu (30/8/2023).
Demokrat pun mengaku dipaksa menerima keputusan itu.
Baca juga: Viral Video Partai Demokrat Copot Baliho Anies Baswedan di Sangatta Kutai Timur
Demokrat menilai, penunjukan Muhaimin sebagai cawapres merupakan bentuk pengkhianatan Nasdem dan Anies atas piagam pembentukan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Dalam piagam itu disebutkan, Nasdem, Demokrat, dan PKS sepakat untuk berkoalisi dan memberikan mandat pada Anies untuk menentukan bakal cawapres sendiri.
Riefky bahkan mengeklaim, pada 14 Juni 2023 lalu, Anies sebenarnya sudah menunjuk Ketua Umum Partai Demokrat, AHY, sebagai pendampingnya pada Pilpres 2024.
Namun, tiba-tiba saja situasi berubah drastis. “Pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” ucap Riefky. (*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan TribunJateng.com dengan judul Profil Cak Imin Dipilih Sebagai Cawapres Anies Baswedan: Datang Langsung ke Ibu Muhaimin Iskandar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.