Berita Kaltim Terkini

Data BPS Kaltim, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga Turun Harga

Menurunnya harga pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,46 persen

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
lustrasi Pasar Segiri Kota Samarinda-Sepanjang tahun 2023 Kaltim pertama kali mengalami deflasi pada Agustus 2023, BPS mencatat ada penurunan harga pada kelompok rumah tangga. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami penurunan harga sepanjang Agustus 2023 dan membuat deflasi 0,02 persen secara bulanan.

Sampai pertengahan 2023 Kaltim pertama kali mencatatkan deflasi 0,02 persen month to month (mtm) pada Agustus lalu.

Menurunnya harga pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,46 persen menjadi pemicu.

Disusul makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,44 persen; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen.

Baca juga: BPS Kaltim Catat Sektor Transportasi Picu Kenaikan Inflasi di Kalimantan Timur

Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Kaltim, Yusniar Juliana mengatakan, pada Agustus 2023 dari 90 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK) nasional.

Sebanyak 44 kota mengalami inflasi dan 46 kota mengalami deflasi.

Sementara, Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 0,55 persen dan inflasi terendah sebesar 0,01 persen terjadi di DKI Jakarta, Purwokerto, dan Mataram.

Deflasi tertinggi terjadi di Waingapu sebesar 1,20 persen dan deflasi terendah sebesar 0,02 persen terjadi di Bandung dan Sukabumi.

Baca juga: BPS Kaltim Sebut Lapangan Usaha Konstruksi di IKN Punya Efek ke Ekonomi Kaltim Triwulan II 2023

"IHK merupakan indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi rumah tangga," terangnya, Rabu, (6/9/2023).

Berdasar hasil pemantauan pada Agustus 2023 gabungan dua kota IHK di Kaltim mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.

Terjadi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,46 pada Juli 2023 menjadi 114,44 pada Agustus 2023.

Inflasi tahun kalender pada Agustus 2023 sebesar 2,36 persen sedangkan inflasi tahun ke tahun tercatat sebesar 3,82 persen.

Baca juga: BPS Kaltim Sebut Ekonomi di Kaltim Alami Pertumbuhan 2,48 Persen

Namun demikian, ada kelompok mengalami peningkatan pada indeks harga, yakni:

- Transportasi sebesar 0,83 persen;

- Pendidikan sebesar 0,47 persen;

- Rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,16 persen;

- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,06 persen;

- serta kesehatan sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok penyediaan makan dan minuman/restoran cenderung stabil pada Agustus 2023.

"Inflasi Kaltim kecenderungannya jika dibandingkan tahun lalu menurun. Hal ini yang membuat deflasi. Sebab tidak ada momen peningkatan, kecuali akhir tahun,” tandas Yusniar.

Sementara itu, Kepala KPw BI Kaltim, Budi Widihartanto mengungkapkan IHK gabungan 2 kota di Kaltim periode Agustus 2023 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm), setelah mengalami inflasi pada periode sebelumnya sebesar 0,43 persen (mtm).

Deflasi sejalan dengan deflasi nasional yang sebesar -0,02 persen (mtm).

Tetapi, secara tahunan inflasi Kaltim pada periode ini tercatat sebesar 3,82 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 3,57 persen (yoy) dipicu oleh tarif angkutan udara.

Sedangkan inflasi tahun kalender Kaltim periode ini tercatat sebesar 2,36 persen (ytd).

Deflasi laporan utamanya didorong oleh koreksi harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Koreksi harga ikan layang, bawang merah, daging ayam ras, dan semangka serta penurunan harga bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang deflasi pada periode Agustus 2023," terangnya.

Inflasi kelompok transportasi melandai meski memiliki andil inflasi tertinggi, didorong oleh berlanjutnya peningkatan tarif angkutan udara adanya kenaikan harga avtur.

Menjaga stabilitas Inflasi di Provinsi Kaltim, TPID se-Kaltim juga berupaya melakukan upaya pengendalian Inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Ilustrasi ekonomi Kalimantan Timur.
Ilustrasi ekonomi Kalimantan Timur. (TribunKaltim.co/Budi Susilo)

Salah satu program unggulan yang inovatif adalah mengoptimalkan kolaborasi bersama antara Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia dan TNI.

Hal ini guna memperkuat ketersediaan pasokan dengan pelaksanaan program gerakan tanam cabai serentak.

"Dengan Kodim seluruh Kalimantan Timur seperti beberapa waktu lalu," tandas Budi.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved