Berita Nasional Terkini

2.497 Orang Tewas, 4 Hal Penyebab Gempa Maroko Begitu Mematikan

Sebanyak 2.497 orang tewas, ini 3 hal penyebab gempa Maroko begitu mematikan.

Gambar Carl Court / Getty
Seorang pria membawa seekor kucing melewati reruntuhan masjid usai gempa bumi pada hari Sabtu di Marrakesh, Maroko, Afrika. Sebanyak 2.497 orang tewas, ini 4 hal penyebab gempa Maroko begitu mematikan. 

Maroko bagian utara lebih sering mengalami gempa bumi, termasuk gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada tahun 2004 dan berkekuatan magnitudo 6,3 pada tahun 2016.

Tahun ini, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Suriah dan Turkiye, yang menewaskan lebih dari 21.600 orang.

Baca juga: Update Gempa Maroko Tewaskan 820 Orang, Jokowi Sampaikan Ucapan Duka, KBRI Rabat Buka Hotline

“Jika dibandingkan dengan Turkiye, retakan akibat gempa Turkiye itu mencapai 350 kilometer. Jadi, kerusakannya tersebar di beberapa wilayah,” papar Remy Bossu, Kepala Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).

“Skala bencananya jauh lebih besar di Turki. Tapi tetap saja, yang terjadi di Maroko adalah gempa bumi yang kuat,” lanjutnya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 300.000 orang terkena dampak gempa itu.

Dengan mengendarai truk dan helikopter, tentara Maroko dan tim SAR di sana tengah berjuang untuk mencapai kota-kota pegunungan terpencil yang hancur akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.400 orang itu.

“Ini jelas masa yang sulit, apalagi saat ini masyarakat sedang berusaha membersihkan reruntuhan. Tentunya jika terjadi guncangan lagi, sisa bangunan lainnya bisa saja runtuh,” jelas Bossu.

“Ini adalah masalah keamanan yang serius bagi tim penyelamat saat ini. Warga juga selalu disarankan untuk tidak kembali ke dalam rumah. Rumah-rumah tersebut telah rentan akibat gempa pertama, dan mungkin akan runtuh jika terjadi gempa susulan,” tambahnya.

Gempa Maroko terjadi akibat tabrakan lempeng tektonik Afrika dan Eurasia pada kedalaman yang relatif dangkal, sehingga menjadikannya semakin berbahaya.

Gempa susulan juga telah terjadi di zona tersebut.

Warga mengungsi melalui reruntuhan di kota tua Marrakesh yang rusak akibat gempa pada 9 September 2023. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Maroko pada akhir 8 September menewaskan lebih dari 600 orang, menurut angka kementerian dalam negeri, membuat warga yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di tengah-tengah bencana. malam.
Warga mengungsi melalui reruntuhan di kota tua Marrakesh yang rusak akibat gempa pada 9 September 2023. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Maroko pada akhir 8 September menewaskan lebih dari 600 orang, menurut angka kementerian dalam negeri, membuat warga yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di tengah-tengah bencana. malam. (ADEL SENNA / AFP)

“Semua aktivitas seismik di kawasan Euro-Mediterania, mulai dari Portugal hingga Turki, terkait dengan lempeng tersebut. Lempeng Afrika bergerak ke utara dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia,” terang Bossu.

Menurut dia, aktivitas seismik ini jauh lebih aktif di Turkiye dan Yunani.

"Sedangkan di bagian barat, aktivitasnya kurang aktif. Jadi, pergerakan lempeng biasanya hanya beberapa milimeter per tahun. Tapi, jika diakumulasikan selama berabad-abad, tentu saja pergeserannya menjadi signifikan. Itulah sebabnya ada aktivitas seismik aktif di seluruh wilayah di kawasan Pegunungan Atlas itu, karena terkait dengan pergerakan lempeng ke utara,” jelasnya.

Baca juga: Update Gempa Maroko Tewaskan 820 Orang, Jokowi Sampaikan Ucapan Duka, KBRI Rabat Buka Hotline

Seismolog Richard Walker mengatakan becana gempa Maroko ini adalah masa yang sangat kritis.

“Orang-orang berusaha mencari mereka yang terkena dampak gempa, berusaha menemukan korban yang selamat. Semakin cepat hal ini dilakukan, semakin besar peluang kita untuk menemukan korban yang selamat,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved