Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif: Bupati Hamdam Bicara PPU sebagai Serambi IKN dan Rencana Langkah Politik

Simak wawancara eksklusif Bupati PPU, Hamdam bersama Pemred Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwaroiyanto di Studio Tribun Kaltim.

YouTube Tribun Kaltim Official
Bupati Penajam Paser Utara, Hamdam saat diwawancarai eksklusif VIP Room oleh Pemimpin Redaksi Ibnu Taufik Juwariyanto, Rabu (6/9/2023), di Studio Tribun Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pada Pilkada 2018, Hamdam terpilih sebagai Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU).

Di tengah perjalanan, posisi Hamdam naik menjadi bupati definitif sejak 28 Desember 2022.

Belum sampai setahun, tepatnya 19 September 2023 mendatang, Hamdam bakal mengakhiri masa tugasnya sebagai Bupati PPU.

PEMILU 2024 mendatang, Hamdam memberi sinyal siap maju lagi dalam kontestasi kepala daerah. Soal langkah politiknya nanti, ia masih ‘merahasiakannya’.

“Untuk di 2024, saya pikir itu memang prosedur yang harus kita lalui, untuk menjadi kepala daerah, baik gubernur, bupati, walikota. Ada dua opsi, bisa jalur partai maupun independen, saya sebagai politisi mempertimbangkan opsi-opsi itu,” katanya saat diwawancarai oleh Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ibnu Taufik Juwariyanto, Rabu (6/9) lalu, di VIP Room Studio Tribun Kaltim.

Baca juga: Daftar Nama Caleg PKS untuk DPRD PPU Dapil Penajam Paser Utara 1, 2, 3 di Pemilu 2024

Baca juga: Penajam Paser Utara Serambi IKN Nusantara, Hamdam: Kami Modernisasi Pertanian untuk Suplai Pangan

Baca juga: Warga Kerok Laut Kelurahan Penajam Kini Nikmati Layanan Air Bersih PDAM

Berikut petikan wawancaranya.

Apa pesan pak Hamdam untuk Pj, dan untuk masyarakat?

Siapapun nanti yang akan meneruskan atau mengisi jeda kosong sebelum terpilihnya kembali bupati definitif 2025, seyogyanya menurut saya tinggal menyempurnakan barangkali atau menguatkan yang sudah kita rencanakan untuk bagaimana PPU ke depan.

Kami sudah menyiapkan kerangkanya untuk itu, walaupun kita tahu masing-masing pemimpin pasti punya style yang berbeda. Harapan kita tidak merubah sama sekali apa yang sudah kita persiapkan sekarang.

Saya meyakini bahwa dengan solidnya teman organisasi yang sudah kita siapkan tadi tentu bisa menjadi mitra diskusi bupati berikutnya yang menjabat. Sehingga apa yang sudah dirumuskan bersama, bisa dilanjutkan. 

Keluarga ini support gak sih pak bapak jadi bupati?

Tidak mungkin bisa kalau tanpa dukungan keluarga.

Lebih senang jadi pengusaha atau bupati?

Pokoknya senang semua, yang penting bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain, tapi memang pengabdian melalui pejabat publik ini tentu memiliki kesempatan yang luas untuk bisa berbuat baik kepada orang banyak. Karena kebijakan. Itu tentu akan berdampak pada hajat orang banyak.

Dan alhamdulilah saya punya istri dan anak yang bisa memahami itu kebetulan anak saya satu mejadi politisi mengabdi menajadi anggota legislatif dari partai Demokrat, satu anak saya sudah jadi dokter, satu mengikuti jejak saya sebagai engineer, teknik sipil.

Setelah jeda satu tahun, akan come back atau tidak?

Saya pikir bahwa memang banyak hal yang mesti kita perjuangkan di PPU ini, apalagi dengan berpindahnya IKN tentu saya secara moril ada beberapa hal yang menurut saya dan teman-teman bahwa konsep yang sudah kita rumuskan itu bisa memberikan manfaat untuk kemajuan PPU kedepannya.

Untuk itu jika memang nanti dimudahkan jalannya, kita dari lahir sudah bersepakat dengan Allah bahwa kita siap memegang amanah yang diberikan kepada kita.

Tentu ada kekecewaan apabila fondasi yang sudah dibangun di PPU harus putus di tengah jalan, kemudian jalannya tidak sesuai. Untuk menghindari kekecewaan itu apa yang harus dilakukan, Pak?

Memang harus diperjuangkan. Memperjuangkannya itu bisa melalui masukan atau solusi kepada siapapun penguasanya dan lebih mudah kalau kita yang masih mengendalikan.

Berarti jeda setahun ke depan ini, Pak Hamdam siap kembali menakhodai PPU?

InsyaAllah, seperti yang saya katakan tadi, saya inikan terbiasa menjadi orang yang berpikir rasional. Tentu waktu satu tahun ini cukup bagi saya untuk mengidentifkasi sejauh mana respon masyarakat kepada yang dilakukan selama ini kalau nanti ternyata itu dirasakan masyarakat kita pantas menerima amanah itu ya pasti kita siap.

Setahun ke depan betul-betul menjadi waktu jeda buat bapak, kira-kira apa yang paling diinginkan di waktu jeda ini, terlepas dari 2024 nanti?

Saya tentu akan terus mengikuti perkembangan, terutama terkait dengan kebijakan pembangunan di PPU, saya tentu tidak mungkin diam saja, saya akan aktif memberikan masukan secara baik kepada siapapun nanti.

Bisa langsung dengan pejabat atau dengan teman-teman ASN, kita punya tanggung jawab untuk menyampaikan bahwa sudah ada gagasan dulu yang kita siapkan, kalau memang masih ada yang perlu kita perbuat ya kita harus diskusikan.

Selama ini karena begitu padatnya jadwal saya tetap menyempatkan waktu untuk bisa ngobrol dan bercanda dengan anak-anak dan istri, kebetulan banyak kegiatan yang beriringan dengan kegiatan ibu. Jadi banyaklah waktu kami selalu sama-sama .

Untuk di 2024, saya pikir itu memang prosedur yang harus kita lalui, untuk menjadi kepala daerah, baik gubernur, bupati, walikota. Ada dua opsi, bisa jalur partai maupun independen, saya sebagai politisi mempertimbagkan opsi-opsi itu.

Komunikasi dengan partai politik tetap jalan dengan baik, kita juga membangun kesepahamam karena memang begitu intinya berpolitik.

Bagaimana membangun visi ke depan, itu berjalan baik dan sesuai harapan, karena dinamika di dunia politik itu sangat luar biasa kencangnya.

Ada opsi independen?

Itu kan opsi yang ditawarkan dan boleh jalur itu, ya dipertimbangkan juga. Memang semua punya kelebihan dan kekurangan.

Independen nantii akan berdampak kepada legacy kita karena yang membuat keputusan ini adalah keputusan politik bukan keputusan dari akar rumput, karena akar rumput sudah menyerahkan kepada legislatif masing-masing.

Tapi semua itu kuncinya adalah komunikasi bagaimana kita membangun komunikasi dengan baik, saling memahami.

Jika opsi independen dipilih, apakah karena trauma politik?
Tidak juga, itu sebenarnya kalau berpolitik itu tidak boleh trauma, tidak boleh baper, karena politik itu kan dinamis, hari ini berteman besok kompetitor, besok berteman lagi, memang politik begitu, sehingga opsi independen itu juga biasa saja.

Kira-kira selama ini yang belum puas Pak Hamdam terhadap PPU ini apa?

Masih banyak sekali, termasuk bagaimana mengoptimalkan komunikasi dengan seluruh stakeholder. Baik itu antara dewan dengan pemerintah, antara saya dengan jajaran birokrat, itu masih perlu kita tingkatkan.

Termasuk bagaimana membangun hubungan yang lebih bagus lagi dengan media. Memang ada sebagian teman media yang merasa kurang mendapatkan perhatian dari kita, karena bukan bermaksud begitu tapi keterbatasan waktu kadang, atau bisa juga karena mungkin teman di media kurang proaktif menunggu sehingga terkesan agak dibedakan.

Padahal tidak kita ini sebenarnya betul-betul berharap bahwa peran media itu dipanggil atau tidak dipanggil mestinya sudah menjadi bagian dari tanggung jawab untuk mencerahkan warga.

Cita-cita untuk PPU, apa bayangan Pak Hamdam sebagai orang PPU?

Saya memang ingin sekali PPU itu menjadi satu daerah yang masyarakatnya bisa hidup dengan suasana yang harmonis, jauh dari persoalan gesekan sosial yang bisa mengarah pada hal yang bisa mengganggu stabilitas. Situasi yang kondusif ini bisa menjadi modal dasar yang sangat kuat sekali untuk membuat kita melaksanakan program yang sudah direncanakan. Mudah-mudahan dengan pindahnya IKN, masyarakat PPU menjadi pemainnya.

Atas nama masyarakat dan pemerintah PPU, saya mengapresiasi, memberikan penghargaan atas kerjasama yang baik yang sudah terjalin kepada media khususnya Tribun Kaltim, yang sudah lama menjadi mitra pemerintah sudah cukup andil mencerahkan masyarakat melalui pemberitaan yang berimbang, aktif memberikan masukan kepama pemerintah daerah sehingga kebijakan bisa tepat sasaran.

Harapan kita ini bisa terjalin dengan baik sehingga PPU bisa terus maju. (nita rahayu)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved