Berita Viral
Susanto si Dokter Gadungan Pernah Kebingungan Saat Tangani Operasi, Bahayakan Nyawa Ibu dan Anak
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan jika Susanto si dokter gadungan pernah kebingungan saat operasi.
TRIBUNKALTIM.CO - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan jika Susanto si dokter gadungan pernah kebingungan saat operasi.
Aksi Susanto dokter gadungan ketika dirinya baru lulus SMA lalu bingung SOP operasi membuat nyawa ibu dan bayi nyaris melayang.
Buntut aksinya tersebut, Susanto akhirnya dipenjara 20 bulan.
Bebas dari penjara, bukannya tobat, Susanto malah pindah ke Kutai, Kalimantan Timur dan melanjutkan aksinya sebagai dokter gadungan.
Baca juga: Profil/Biodata Susanto Dokter Gadungan di RS PHC Surabaya, Pernah Beraksi di Kalimantan Timur
Baca juga: Pernikahannya Kandas, Terjawab Siapa Susanto Dokter Gadungan RS PHC Surabaya, Ini Profil dan Biodata
Baca juga: Sepak Terjang Susanto Jadi Dokter Gadungan, Sempat Beraksi di 2 Rumah Sakit di Kutai Timur
Setelah kasus dokter gadungan ini terkuak baru-baru ini, satu per satu fakta soal sepak terjang Susanto sebagai dokter gadungan pun mulai terungkap.
Fakta ini diungkap Wakil Sekjen Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Telogo Wismo.
Ia mengatakan, Susanto bahkan pernah menangani operasi saesar seorang pasien yang hendak melahirkan di sebuah rumah sakit di Kandangan, Kalimantan Selatan.
Kala itu, Susanto baru 5 hari menyamar sebagai dokter obgyn.
Aksi nekat Susanto kala itu nyaris berujung fatal dan menyalahi Standar Operasional Prosedur (SOP).

Ia akhirnya dipolisikan oleh pihak rumah sakit.
"Saat itu Susanto sempat grogi dan salah. Perawat yang mengetahui itu dan langsung lapor direktur RS. Lalu direktur lapor ke polisi," ujar Telogo Wismo, dikutip dari Kompas.com, Kamis (14/9/2023).
Akibat perbuatannya, Susanto divonis hukuman penjara selama 20 bulan.
Mengutip dari Surya.co.id, setelah bebas dari penjara, sekitar tahun 2011, Susanto pindah ke Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Ia kembali melakukan aksinya sebagai dokter gadungan.
Saat itu, Susanto bekerja di dua Rumah Sakit, yakni RS Sangatta Occupational Health Center (SOHC) serta RS Prima Sangatta.
Ia pun berpindah lagi dari Kabupaten Kutai Timur ke Kota Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2020.
Seolah tak kapok, Susanto kembali melamar sebagai dokter gadungan di PT PHC dan dinyatakan lolos seleksi.
Selama dua tahun, Susanto berhasil melakukan aksi tipu-tipunya.
Setiap bulannya, ia bahkan meraup gaji Rp 7,5 juta ditambah dengan tunjangan.
Akibat perbuatan Susanto, PT PHC merugi hingga Rp 262 juta.
Kini aksi Susanto sebagai dokter gadungan kemabli terkuak.
Saat ini, Susanto diadili di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Sosok Susanto
Inilah profil/biodata Susanto, dokter gadungan yang menipu PT Pelindo Husada Citra (PHC) hingga bisa bekerja sebagai dokter klinik K3 wilayah kerja Pertamina di Cepu, Jawa Tengah selama dua tahun.
Ulasan soal profil/biodata Susanto, sosok Susanto, dan sepak terjangnya ramai dibicarakan usai dirinya ketahuan menjadi dokter gadungan.
Ternyata, Susanto pernah beraksi sebagai dokter gadungan di Kalimantan, di antaranya di sejumlah rumah sakit Kutai Timur pada 2011.
Namun, aksinya berhasil diketahui hingga dia akhirnya dipenjara.
Baca juga: Sosok Heru Susanto Sopir Truk Ditabrak Kereta di Semarang, Ngaku Trauma: Saya Tidak Kabur
Setelah ke luar penjara, Susanto yang hanya lulusan SMA ini tidak kapok, justru melancarkan aksi sebagai dokter gadungan di Surabaya.
Hal ini bermula dua tahun lalu PT PHC membuka lowongan kerja dan merekrut pegawai secara online.
Santoso tertarik melihat lowongan tersebut. Trik lama untuk menipu digunakan kembali. Untuk bisa mengisi formulir pendaftaran dia kemudian mencari dokter di media sosial Facebook.
Hingga pada akhirnya Santoso menemukan akun dr Anggi Yurikno, seorang dokter asal Bandung.
Lalu, semua identitas dokter yang asli itu dicuri oleh Santoso. Kemudian digunakan untuk melamar kerja.
Hasilnya, dokumen fiktif itu membuat Santoso diterima kerja.

Susanto pun melakoni pekerjaan itu selama 2 tahun dengan setiap bulan menerima honor Rp 7 juta, ditambah tunjangan.
Tipu-tipu itu terbongkar ketika perusahaan mengurus perpanjangan kontrak kerja Santoso.
Direktur Utama PT PHC dr Subardjo mengaku telah kecolongan.
Bahkan, sebelum kasus ini terungkap Santoso rencananya akan mendapat kontrak kerja selama 7,5 tahun.
Kendati tertipu, dia memastikan tidak ada pasien yang menjadi korban.
"Dia tugas sebagai dokter umum di klinik OHiH. Melayani tes kesehatan pekerja Pertamina sebelum kerja. Tugasnya hanya mengecek kesehatan pekerja, bukan memberi resep obat," ujarnya.
Kisah Santoso ini lumayan menggerkan publik. PT PHC berharap kasus tersebut bisa dijadikan pelajaran.
Terutama bagi perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja, ada baiknya teliti memeriksa dokumen-dokumen pelamar kerja.
Siapa sebenarnya Susanto?
Susanto berasal dari Grobogan, Jawa Tengah.
Dia bersekolah di SDN Tunggulrejo 1, SMP Negeri Gabus 1, dan SMAN 1 Martoyudan Magelang tahun 1999.
Selepas SMA, Susanto tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, namun memilih bekerja.
Dia pernah menikahi perempuan bernama Siti Masrotun pada tahun 2003 dan telah memiliki anak perempuan berumur 4 tahun.
Namun pernikahan itu akhirnya kandas.
Sepak terjang Susanto sebagai sebagai tenaga kesehatan dan dokter gadungan ternyata sudah panjang.
Hal ini diketahui setelah Reskrim Polres Kutai Timur menelusurinya pada 2011, setelah ada laporan dari rumah sakit tempat Susanto bekerja.
Dalam penelusurannya tim Reskrim Polres Kutai Timur bersama tersangka Susanto berangkat ke Yogyakarta, 23 Maret 2011.
Setibanya di Yogyakarta, tim langsung menuju Temanggung.
Baca juga: Berita Tentang Lockdown September 2023: Penyataan Dokter Tifa Soal Pandemi 2.0 dan Respon IDI
Saat dilakukan pengecekan di RS Gunung Sawo, diketahui tersangka pernah bekerja selama 2 bulan, yaitu Februari sampai April 2008.
Setelah dari Temanggung, tim bergerak ke Semarang.
"Hari ini dilakukan pemeriksaan terhadap dr Eko Adhi Pangarsa yang asli di RS Karyadi Semarang. Kemudian dilakukan penelusuran alamat tinggal tersangka di Kecamatan Ngalihan, Semarang," katanya.
Hasilnya, tuan rumah kost tidak berada di lokasi, sedangkan tetangga kanan dan kiri rumah kost tidak mengenal tersangka.
Selanjutnya tim bergerak ke Grobogan, lalu berkoordinasi dengan Polres, lalu bersama tim Resmob menuju ke Dusun Kawu, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Gabus untuk mencari rumah orang tua tersangka.
Tim berhasil menemukan orang tua tersangka.
Diketahui dari ayah dan ibu tersangka, yang bernama Samuji dan Suparmi, nama asli tersangka adalah Susanto.
Setelah itu tim bergerak ke rumah mantan istrinya, Siti Masrotun, yang dinikahi tahun 2003 dan telah memiliki anak perempuan berumur 4 tahun.
Dari keterangan Siti, pada tanggal 8 November 2008, Susanto pamit ke Surabaya untuk seminar. Setelah itu tidak ada berita tentangnya lagi.
Dari hasil penelurusan ke Yayasan RS Habibullah di Jalan Raya Tahunan, Kecamatan Gabus, Grobogan.
Diketahui Susanto pernah diangkat sebagai Dirut tahun 2008.
Setelah itu ia pamit ke Surabaya, dan tidak muncul lagi.
Selain itu, Susanto juga merangkap sebagai dokter di Puskesmas Gabus di Jalan Raya Sulursari, Kecamatan Gabus, Grobogan, pada tahun 2006, selama sekitar 1 tahun.
Sedangkan di PMI Grobogan, jabatan Susanto adalah Kepala UTD selama 3 tahun dari tahun 2006 - 2008 .
Di tiga tempat di Grobogan, tersangka memakai nama dr. Susanto.
Dan masa kerja di tiga RS berakhir setelah Susanto pergi ke Kalimantan Selatan untuk bekerja sebagai Dokter Obgin di RS Pahlawan Medical Center, Kandangan.
Namun baru 5 hari bertugas, kepalsuannya terungkap setelah ketahuan grogi dan hampir salah penanganan saat operasi caesar.
Selanjutnya ia dilaporkan oleh Direktur RS tersebut, dan diproses pidana Polsek Kota Kandangan, dan dijatuhi vonis oleh PN Kandangan selama 20 bulan.
Tak kapok, Susanto lalu pergi di Sangatta, Kutai Timur. Dia bekerja di Rumah Sakit Sangatta Occupational Health Center (SOHC) dan Rumah Sakit Prima Sangatta.
Dari rekam jejaknya itu, total sudah ada tujuh institusi yang diketahui pernah dibobol Susanto.
Bahkan saat itu polisi menduga, ia juga berencana melakukan aksi serupa di Palangkaraya, karena telah ada KTP setempat atas namanya.
Berdasarkan info beredar di internet, Dokter Anggi Yurikno merupakan dokter umum yang saat ini praktik di Bandung, Jawa Barat.
Pria kelahiran 22 November 1989 itu tercatat pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
Dokter Anggi Yurikno tercatat sebagai anggota dari Asian Pacific Society of Respirology.
Melihat akun Instagramnya @anggi_yurikno, dokter satu ini telah memiliki keluarga kecil.
Ia memiliki dua orang anak yang selalu bersama-sama dalam berbagai kesempatan dan momen bahagia bersama istrinya.
(*)
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Aksi Susanto Dokter Gadungan, Baru Lulus SMA Bingung SOP Operasi, Nyawa Ibu dan Bayi Nyaris Melayang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.