Berita Balikpapan Terkini
Kisah 2 Murid SMKN 4 Balikpapan Berhasil Pamerkan Busana Khas Kaltim di Front Row Paris
Dua siswi kelas IIX Jurusan Tata Busana SMKN 4 Balikpapan ini berhasil memamerkan karya mereka di ajang Front Row Paris.
Penulis: Ardiana | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kesempatan ke Kota Mode Dunia, Paris, menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Meidiva Maulidya (18) dan Nur Fadiah Fildzah (17).
Dua siswi kelas IIX Jurusan Tata Busana SMKN 4 Balikpapan ini berhasil memamerkan karya mereka di ajang Front Row Paris beberapa waktu lalu.
Mereka menggunakan Wastra Indonesia terutama Kalimantan Timur, juga mengambil tema "Haru Kare" dari bahasa Dayak Biaju yang berarti masa depan yang baru.
Diva memang suka menggambar dan mendesain busana sejak kecil.
Baca juga: Rizal Fashion Style Balikpapan Bawa 10 Anak Berprestasi pada Dunia Modeling ke Kancah Nasional
Sementara Fadiah, dulunya memiliki hobi menjahit dan membuat pakaian Barbie.
Dua keahlian itu bersatu padu didampingi seorang guru, Titin Setyorini, yang terus mengarahkan mereka.
Siapa sangka, mereka berhasil memamerkan karya dan mengenalkan Wastra Kalimantan Timur di kancah internasional.
Meski begitu, kesulitan demi kesulitan tentu mereka alami. Baik pada waktu persiapan yang mepet, beberapa kain yang memiliki tingkat kesulitan tinggi saat dijahit, hingga rasa bosan dan khawatir yang mereka rasakan.
Baca juga: FOTO-FOTO: Menteri LHK RI Saksikan Fashion Show Limbah Sampah di Acara Aksi Bersih Pantai
Hanya dalam waktu seminggu, ide desain yang telah mereka buat kemudian diaplikasikan.
Demi mencapai kualitas yang semakin baik, Kepala sekolah SMKN 4 Balikpapan, Emilia memberikan mereka kesempatan untuk ikut workshop dari salah satu designer ternama, Samsuga di kota Malang selama 1 bulan.
"Kita dikejar waktu. Untuk proses pencarian idenya aja cuma semingguan. Karena waktunya mepet. Belum lagi pembuatan bajunya, belanja kainnya dan lain-lain," jelas Diva, Minggu (17/9/2023).
"Sempat mau nyerah, dengan waktu yang mepet, harus terus ngejahit full sebulan. Cuman, untungnya ada orang-orang yang ngedukung kita, teman-teman, guru, ibu Titin," lanjut Fadiah.
Ya, mereka tidak pernah merasa sendirian. Meski sempat ingin menyerah, namun tanggung jawab sebagai perwakilan SMK seluruh Indonesia, terutama sekolah kebanggaannya itu menjadi alasan mereka untuk tak patah semangat.
Baca juga: 6 Fashion Livy Renata, Mulai Harga Murah Hingga Paling Mahal
Terkadang, demi mengusir rasa bosan, keduanya menjahit sembari mendengarkan lagu-lagu Taylor Swift dan idola mereka lainnya.
Namun, semua pengorbanan tersebut membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.