Kesehatan
Virus Nipah Makan Korban di India, Bisa seperti Covid-19? Pengamat Sebut Potensi Masuk ke Indonesia
Virus Nipah jadi perhatian setelah makan korban jiwa di India. Akankah jadi pandemi seperti Covid-19? Pengamat ungkap potensi masuk Indonesia.
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Nipah telah memakan korban jiwa di India, akankah menjadi pandemi seperti Covid-19?
Beberapa hari terakhir, Virus Nipah belakangan ini menuai sorotan masyarakat dari berbagai dunia.
Pasalnya, Virus Nipah ini telah menelan dua korban jiwa di wilayah Kerala Utara, India.
Virus nipah pun kini diwaspadai dunia, setelah beberapa waktu lalu virus corona menyebabkan pandemi Covid-19.
Dikutip dari Reuters (12/9/2023), salah satu pejabat dari Institut Virologi Nasional India menyebutkan, satu orang meninggal pada bulan ini dan satu orang meninggal pada akhir Agustus 2023.
Baca juga: Bahaya, Rusia Tuduh AS Ciptakan Senjata Biologis Pakai Virus, Punya Lab di Ukraina
Baca juga: Link Nonton MNC TV Upin Ipin Hari Ini, Sinema Spesial Monster Virus Bersayap Raksasa hingga Bermula
Baca juga: Link Nonton MNC TV Upin Ipin Hari Ini, Sinema Spesial hingga Bermula: Mobil Listrik Pembasmi Virus
Sebagai informasi, Virus Nipah ini telah mewabah kali keempat di Kerala sejak 2018.
Kala itu, sebanyak 21 dari 23 orang yang terinfeksi Virus Nipah ini meninggal dunia.
Selanjutnya, pada 2019 dan 2021, Virus Nipah ini juga merenggut dua nyawa lagi.
Di Indonesia, Virus Nipah belum terdeteksi hingga saat ini.
Namun, beberapa kasus infeksi virus tersebut sudah terkonfirmasi di negara yang berdekatan dengan Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk lebih waspada terhadap virus yang diduga mudah menular ini.
Lantas, apa itu Virus Nipah? Bagaimana tanda-tanda dan gejalanya?
Apakah ada kemungkinan penyebaran Virus Nipah di Indonesia?
Untuk mengetahui semua itu, simak artikel berikut ini.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Virus LSD Jelang Idul Adha, Disbunak Paser Perketat Pengawasan Hewan Ternak
Penjelasan Ahli
Ahli Epidemiologi Griffith University Austria, Dicky Budiman menjelaskan, Virus Nipah termasuk virus yang sangat patogenik dan berpotensi menyebabkan pandemi.
Potensi tersebut semakin besar karena penyakit tersebut belum ada obat serta vaksinnya sehingga sulit dikendlikan.
Meski demikian, potensi virus tersebut menyebar ke berbagai wilayah saat ini masih jauh.
"Potensinya untuk menyebar saat ini masih jauh, namun untuk di Kerala saat ini semakin serius," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/9/2023).
Menurut Dicky, potensi penyebaran virus tersebut di Indonesia juga ada.
Sebab, Virus Nipah juga pernah ditemukan di Malaysia.

Virus ini pertama kali terdeteksi di Negeri Jiran pada 1998. Selain itu, secara umum Virus Nipah juga memang berpotensi muncul di wilayah ASEAN.
"Sebetulnya potensinya di ASEAN untuk terjadinya nipah virus ada karena kelelawar buah di wilayah kita ada," ucap Dicky.
Apalagi, kemampuan Indonesia dinilai Dicky masih lemah terutama dalam mengatasi suatu infeksi baru.
"Titik lemah kita sebagai negara yang luas, kaya akan alam liarnya," ujarnya.
"Apalagi, Virus Nipah bisa ditularkan dari manusia ke manusia," sambungnya.
Oleh sebab itu, Dicky mengimbau agar dilakukan penguatan di pintu masuk-pintu masuk negara.
"Kalau ada orang yang dideteksi sensor demam (di pintu masuk negara) maka harus dicek, ada gejala lain nggak pada tubuhnya. Kemudian, dipastikan orang tersebut berasal dari negara mana serta dicek apakah orang tersebut memiliki kelainan di kulit atau tidak," ujarnya.
Jika menemukan orang yang menunjukkan gejala dan berasal dari negara yang memang tengah mengalami outbreak, mekanisme isolasi harus tetap dilakukan.
"Mekanisme isolasi harus dijaga keberadaannya, fungsi, dan konsistensinya," tandas Dicky.
Ia juga mengingatkan karakteristik Virus Nipah adalah wabah yang dapat menyebabkan nosokomial atau sebarannya dapat terjadi di layanan kesehatan atau rumah sakit.
Oleh karena itu, perlu ada kontrol pada fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan harus lebih aware terhadap kejadian wabah.
Baca juga: Link Nonton MNC TV Upin Ipin Hari Ini, Sinema Spesial: Serangan Virus Kantuk hingga Bermula di Sore
Asal-Usul Virus nipah
Virus nipah pertama kali teridentifikasi di sebuah peternakan babi di Malaysia.
Saat itu, beberapa jenis hewan menunjukkan gejala demam, sulit bernapas, dan kejang.
Menurut WHO, Virus Nipah tersebut berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran, sehingga menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.
Ternak babi yang telah terinfeksi dapat menularkan Virus nipah ke peternak dan peternak pun dapat menularkannya ke sesama manusia.
Proses penularan yang mudah inilah yang menjadikan Virus nipah diduga bisa berpotensi menjadi pandemi.
Cara Penularan Virus nipah
Virus nipah merupakan virus jenis RNA yang termasuk dalam golongan Paramyxovirus.
Golongan virus ini juga dapat menyebabkan penyakit lain, seperti pneumonia, gondongan, dan campak.
Virus nipah diketahui berasal dari hewan liar, seperti kelelawar pemakan buah (Pteropus sp.), dan hewan ternak, seperti domba, kambing, dan babi, yang terinfeksi virus tersebut.
Penularan Virus nipah dapat terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, darah, dan urine.
Selain itu, beberapa riset juga menunjukkan bahwa seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus ini ketika ia mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi Virus nipah, khususnya yang dimasak kurang matang.
Tidak hanya dari hewan ke manusia, Virus nipah pun diketahui dapat menular antarmanusia.
Seseorang bisa terinfeksi Virus nipah apabila pernah kontak dengan pasien yang terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: Status Darurat Covid-19 Dicabut WHO tapi Virus Corona Bisa Menginfeksi Kapan Saja
Tanda dan Gejala Infeksi Virus nipah
Virus nipah memiliki masa inkubasi sekitar 4-14 hari.
Ini artinya, seseorang dapat mengalami gejala infeksi Virus nipah setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.
Infeksi Virus nipah dapat menimbulkan gejala ringan yang mirip dengan gejala flu, tetapi bisa juga menimbulkan gejala berat yang berisiko menyebabkan kematian.
Saat terinfeksi Virus nipah, seseorang dapat mengalami beberapa gejala.
Berikut sejumlah gejala dan tanda-tanda infeksi Virus Nipah:
- Demam
- Sakit kepala
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Sesak napas
- Muntah
Sementara itu, pada kasus yang parah, infeksi Virus nipah bisa menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis).
Orang yang menderita ensefalitis akibat infeksi Virus nipah bisa mengalami gejala berupa mudah mengantuk, sulit fokus dan konsentrasi, serta disorientasi atau tidak bisa mengenal waktu, tempat, dan orang lain, termasuk orang terdekatnya.
Cara Mencegah Penularan Infeksi Virus nipah
Untuk mencegah penularan infeksi Virus Nipah, lakukan hal berikut:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular Virus nipah.
Jika perlu, Anda bisa memasang jaring di sekitar rumah untuk mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah.
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi serta hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang.
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu boots, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan.
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi Virus nipah.
- Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.
Meski belum ada laporan kasus infeksi Virus nipah di Indonesia, Anda tetap perlu waspada karena virus ini mudah menular dari hewan atau orang yang terinfeksi, sehingga dianggap berpotensi menjadi pandemi.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.