MotoGP
Kekacauan di MotoGP India 2023: Birokrasi, Kebersihan Makanan Hingga Ancaman Wabah Virus Nipah
Tiga hari menjelang bergulirnya MotoGP India 2023, persiapan Sirkuit Buddh tak alami kemajuan, bahkan terjadi kekacauan.
Belum lagi soal akomodasi.
Divisi perhotelan MotoGP yang enggan disebutkan namanya, menuturkan bahwa MotoGP India 2023 dirasa bakal jadi seri Grand Prix termahal yang pernah ia tangani.
"Bagi kami, ini akan menjadi Grand Prix termahal sepanjang masa," ucap sumber tersebut.
Baca juga: Klasemen, Kalender dan Jadwal MotoGP 2023 Terbaru, Marc Marquez dkk Bersiap Hadapi MotoGP India
Dari tim Moto3, bos Liqui Moly Husqvarna, Peter Ottl juga mengeluhkan hal sama.
"Ini adalah salah satu balapan termahal. Harga hotelnya sangat tinggi," keluhnya.
Semua itu masih diperparah dengan ketakutan yang menyelimuti sebagian pembalap dan tim tentang kebersihan makanan dan minuman di India.
Kepala Tim PrustelGP, Florian Prustel, juga sudah pusing duluan untuk memikirkan tentang keperluan semua anggotanya.
"India adalah Grand Prix yang sangat mahal bagi kami," ucap Prustel.
"Penerbangan, hotel, visa, layanan antar-jemput sangat mahal. Selain itu, penyediaan makanan dan minuman dasar pun tidak mudah kami terapkan untuk tim," tuturnya, merujuk pada ketakutan tim mereka jika terkena infeksi usus akibat makanan yang terkontaminasi.
Terakhir adalah fakta bahwa India saat ini sedang dihantam wabah virus Nipah.
Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan peradangan otak yang berbahaya.
Baca juga: Masa Depan Marc Marquez Diputuskan Sebelum MotoGP Indonesia 2023, ke Ducati, KTM atau Aprilia?
India pun tengah melakukan lockdown lokal di wilayah yang terdampak, di Kerala.
Untungnya, wilayah tersebut berjarak sekitar 2.600 km dari Sirkuit Buddh.
Di sisi lain, keberanian Dorna untuk menggelar MotoGP di India memang sangat kontras dengan prinsip tegas CEO Formula 1, Stefano Domenicalli.
Domenicalli telah menegaskan bahwa ajang balap jet darat tersebut tidak akan pernah mau kembali menggelar balapan di India, setelah sempat tiga kali bergulir pada tahun 2011, 2012 dan 2013, lantaran kapok mengalami rumitnya kendala birokrasi, masalah pajak dan bea cukai.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.