Rendi Solihin Berdialog dan Beri Bantuan untuk Petani di Desa Bukit Raya Samboja Kukar

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Wakil Bupati Kutai Kartañegara atau Wabup Kukar, H Rendi Solihin berdialog dengan petani Desa Bukit Raya, Kelompok Tani (Poktan) serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Samboja, Kukar, Kalimantan Timur pekan lalu.

Saat itu juga diserahkan bantuan Pupuk NPK sebanyak 10 ton bagi Gapoktan Serumpun, bantuan pengembangan jagung dengan paket lengkap (benih, pupuk NPK dan herbisida) bagi Poktan Subur Makmur dan bantuan pupuk NPk sebanyak 50 ton untuk kelurahan Sungai Merdeka.

Wabup Rendi Solihin didampingi Camat Samboja Damsik, Kepala Perhubungan Kukar Ahmad Junaidi, Pj Kepala Dinas Perkebunan Kukar Ahmad Taufik, Anggota DPRD Kaltim H Syamsun, Otoritas IKN, Ketua KTNA serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam dialog tersebut Wabup mengatakan berdasarkan data dan informasi yang ditemukan di lapangan.

Baca juga: Wabup Rendi Solihin Sulap Aula Pendopo Rumjab Jadi Penginapan saat Kukarland Festival 2023

Termasuk hasil diskusi dengan para petani, setidaknya ada 6 masalah atau kendala utama yang dihadapi oleh petani selama ini dalam melakukan kegiatan usaha taninya yaitu:

- Pengairan atau irigasi;

- Jalan usaha tani;

- Alat dan mesin pertanian (Alsintan);

- Pemasaran;

- Regenerasi petani;

- Serta akses mendapatkan BBM (Solar) untuk operasional alsintan.

“Semua masalah/ kendala utama tersebut telah kami tuangkan dan terakomodasi dalam visi dan misi, Cita Kukar Idaman,” ujarnya.

Diungkapkan Rendi Solihin program prioritas unggulan dan program dedikasi Edi Damansyah – Rendi Solihin sudah sangat jelas dan tegas.

Dimana salah satu fokus utama kami adalah Pembangunan Pertanian dalam Arti Luas melalui program Pembangunan Pertanian dalam Arti Luas Berbasis Kawasan dan Program Hilirisasi Produk Pertanian.

Baca juga: Reaksi Rendi Solihin Kala Ikut Pendidikan Kader Pratama PDIP Kukar, Persiapan Hadapi Pemilu 2024

Kedua program prioritas tersebut dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan (Pemerintah) pusat, pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, dunia.usaha (Swasta), perguruan tinggi dan masyarakat utamanya petani atau nelayan akan melakukan intervensi mulai dari hulu sampai dengan hilir.

"Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian,” ucapnya.

(*)