Berita Berau Terkini

Peningkatan Populasi Ternak Sapi di Berau Didukung Teknologi Inseminasi Buatan

Target peningkatan populasi ternak sapi di Kabupaten Berau didukung teknologi Inseminasi Buatan (IB).

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.COM/RENATA ANDINI
Populasi sapi yang ada di Kabupaten Berau akan ditingkatkan dengan Inseminasi Buatan. TRIBUNKALTIM.COM/RENATA ANDINI 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Target peningkatan populasi ternak sapi di Kabupaten Berau didukung teknologi Inseminasi Buatan (IB).

Penerapan teknologi kawin suntik ini menurut Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Berau, Eko Wahyu sudah dilakukan dan diterapkan di kecamatan yang ada pelaku peternak sapi.

Sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah kepada pelaku peternakan di Berau, teknologi ini tidak hanya kepada kelompok tani, tetapi juga perorangan.

Seperti target Pemkab Berau untuk ketahanan dan swasembada daging sapi, Berau melakukan beberapa upaya agar jumlah populasi dan produksi bisa meningkat, tentunya dengan mempertahankan jumlah populasi.

Seperti sempat disampaikan Bupati, bahwa Berau harus mampu menyediakan daging sapi minimal untuk memenuhi kebutuhan lokal.

“Kita punya target,sesuai dengan rencana strategis ada namanya peningkatan mutu genetik dalam hal ini sementara ini konsen pada ternak besar yakni sapi. program ini mutu genetik sosialisasikan kami sudah terapkan,” ungkapnya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (27/9/2023).

Baca juga: Pelaku Pencurian Ratusan Aki Tower Telkomsel di Berau Tertangkap, Kerugian Rp1 Miliar

Itu sudah terintegrasi di semua kecamatan yang ada populasi pemeliharaan sapi. Tetapi minimal sudah semi intensif.

“Karena itu semua harus intensif di handle. Tidak lagi sekedar sampingan misalnya tidak fokus diurus seperti lepas liarkan,” jelasnya.

Penerapan IB ini sudah dilakukan di beberapa kecamatan yang populasi sapinya banyak seperti di kecamatan Segah,Teluk Bayur, Gunung Tabur, Sambaliung Talisayan Batu Putih dan Biatan.

Berau memang sempat dilanda masalah besar untuk populasi sapi yakni saat Covid-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) belakangan ini.

Eko menjelaskan, saat Covid-19 banyak masyarakat yang ekonominya terdampak akibat tidak ada kegiatan atau terhenti.

Tidak sedikit juga para peternak sapi yang terdampak. Sehingga menjual sapi untuk kebutuhan mendesak.

“Seperti untuk keperluan sehari-hari dan juga anak sekolah atau keperluan mendesak lainnya,” jelasnya. 

Baca juga: 9 Tatanan Kabupaten Berau Sehat, Sri Juniarsih Tekankan Pendampingan Warga

Selain itu dampak PMK juga mempengaruhi populasi. Sebelumnya kran pengiriman sapi ke daerah-daerah sempat ditutup untuk menghindari penyebarannya termasuk di Berau.

Sehingga sapi yang ada yang dipotong untuk menutupi kebutuhan daging Berau.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved