Pilpres 2024

Bakal Didisiplinkan PKB Buntut Ucapan soal Politisasi Agama, Menag Yaqut Tak Mau Cabut Pernyataannya

Bikin PKB geram usai bilang jangan pilih pemimpin ganteng dan mulutnya manis, Menag Yaqut ogah cabut pernyataannya.

|
Editor: Diah Anggraeni
Istimewa
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Bikin PKB geram usai bilang jangan pilih pemimpin ganteng dan mulutnya manis, Menag Yaqut ogah cabut pernyataannya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Bikin PKB geram usai bilang jangan pilih pemimpin ganteng dan mulutnya manis, Menag Yaqut ogah cabut pernyataannya.

Kelakar Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut jangan memilih pemimpin karena wajahnya ganteng dan mulutnya manis tuai kritikan.

Pernyataan tersebut dinilai tidak patut diungkapkan seorang menag.

Bahkan, Menag Yaqut disebut layaknya seorang buzzer dan seperti provokator.

Oleh karenanya, sejumlah pihak mempertanyakan alasan Yaqut melontarkan pernyataan demikian.

Baca juga: PKB Siapkan Sanksi Buat Menteri Agama, Tak Terima Yaqut Singgung Politisasi Agama di Pilgub DKI 2017

Baca juga: Menag Yaqut Serahkan Santunan BPJS Ketenagakerjaan Rp183 Juta

Baca juga: Daftar 10 Kandidat Cawapres Anies Baswedan dari Jawa Timur, Ada Yenny Wahid, AHY dan Yaqut Cholil

Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan umat Buddha agar melihat rekam jejak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.

Dirinya berpesan agar tidak memilih capres yang asal-asalan.

Hal itu disampaikan Yaqut saat memberikan sambutan pada acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah.

Dia mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik.

Yaqut lalu mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.

"Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta, kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan," kata Yaqut.

Baca juga: Tergantung Jokowi? Begini Jawab Menag Yaqut Soal Namanya Diusulkan GMPI jadi Cawapres Ganjar Pranowo

Ogah Cabut Pernyataannya

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, dia tidak akan mencabut pernyataannya terkait jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis.

"Ya untuk apa mencabut omongan saya yang menyarankan kepada publik agar melihat track record calon pemimpin agar jangan hanya terpesona dengan (wajah ganteng dan) janji-janji dengan mulut manis. Mencabut (pernyataan) itu saya tidak mau," ujar Yaqut saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Pernyataan Yaqut itu menuai respons dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengancam akan mendisiplinkannya.

Bahkan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menilai omongan Yaqut itu sebagai pernyataan buzzer.

"Ah itu omongan buzzer, hahahahahaha," ujar Cak Imin.

Yaqut menyampaikan, publik harus memilih pemimpin dengan cara yang rasional, bukan hanya melihat penampilan fisiknya.

Selain itu, Yaqut menyebut rakyat juga harus melihat rekam jejak (track record) pemimpin tersebut.

"Ini urusan bangsa dan negara. Kalau karena itu kemudian saya didisplinkan, ya silakan saya tidak akan cabut itu," ucap dia.

Sementara itu, Yaqut turut mengatakan, agama haruslah menjiwai setiap perilaku dalam kehidupan sehari-hari, termasuk berpolitik.

Namun, kata dia, jangan sampai agama itu dimanfaatkan dalam politik.

Yaqut menegaskan dirinya siap jika dipanggil oleh PKB.

"Dewan syura ya saya taat kepada kiai," ucap Yaqut.

Baca juga: Terjawab Sudah Cawapres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024? Menag Yaqut: Saya Tegak Lurus ke Jokowi

Respons PKB

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menilai pernyataan menteri agama itu tidak elok.

Dia bahkan menilai ucapan Menag Yaqut layaknya seorang buzzer dan seperti provokator.

Ia pun bertanya-tanya kenapa Yaqut yang merupakan seorang Menteri Agama sampai melontarkan pernyataan demikian.

"Ini untuk apa mengeluarkan begitu? Buang-buang statement menurut saya, buang-buang omongan yang nggak perlu. Ini kan omongan pinggir jalan, omongan buzzer, omongan provokator yang seperti itu," kata Jazilul saat dimintai tanggapannya, Minggu (1/10/2023).

Politikus PKB ini pun meminta agar Menag Yaqut untuk berhati-hati dalam membuat pernyataan.

Terlebih, Yaqut merupakan pejabat publik dan merupakan pembantu Presiden Jokowi yang memperoleh gaji dari rakyat dan seharusnya menciptakan keharmonisan jelang pemilu 2024 ini.

"Hati-hati menjaga mulutnya. Karena apa karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement statement yang nggak perlu," kata Gus Jazil.

Ia juga menyebut ucapan Menag Yaqut ini tak sesuai yang diserukan oleh Presiden Jokowi.

Sebab sebelumnya, Presiden Jokowi sudah kerap menyerukan politik sejuk dan damai, jangan sampai justru dirusak oleh pernyataan seorang menterinya.

"Apalagi menjadi pembantu presiden. Presiden sudah bolak balik bilang kita jaga persatuan, jangan ada politik pecah belah, jangan bikin hoaks, ini hoaks kok dari negara, ini hoaks kok mulai dari menteri agama yang sesungguhnya bertanggung jawab terhadap kerukunan umat beragama. Saya pikir itu tidak pantas," tukas dia.

(Kompas.com/TribunSolo.com)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved