Berita Paser Terkini

Ratusan Hektar Lahan Terbakar, Indeks Standar Pencemaran Udara di Paser Masih Aman

Total lahan yang terbakar di Paser mencapai 537,87 hektar, yang tersebar di seluruh kecamatan dan terbanyak pada wilayah Kecamatan Tanah Grogot

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM
Tim gabungan penanagan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Paser, saat melakukan upaya pemadaman api di lahan yang terbakar. TRIBUNKALTIM.CO/SYAIFULLAH IBRAHIM 

TRIBUNKALTIM.CO,TANA PASER - Ratusan hektar lahan di Bumi Daya Taka terbakar sejak memasuki musim kemarau tahun ini, berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Paser.

Total lahan yang terbakar di Paser mencapai 537,87 hektar, yang tersebar di seluruh kecamatan dan terbanyak pada wilayah Kecamatan Tanah Grogot.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser Ruslan mengaku, puncak musim kemarau akan terjadi Oktober 2023.

"Puncak el nino diperkirakan bulan ini, cuman dari Mendagri belum ada upaya penanganan untuk pembuatan cuaca buatan, jadi tergantung nanti provinsi untuk koordinasi ke BMKG," terang Ruslan kepada Tribunkaltim.co, Rabu (4/10/2023).

Baca juga: Dinas Kehutanan Kaltim Tangani Karhutla, Dilema Jika Lahan Dibakar untuk Pertanian

Baca juga: BPBD Catat Sebanyak 414 Kasus Karhutla di Kaltim Hingga 1 Oktober 2023

Meskipun terdapat ratusan hektar lahan yang terbakar, imbasnya tidak terlalu berpengaruh dengan kualitas udara di Kabupaten Paser.

"Indeks standar pencemaran udara (ISPU) kita di sini (Paser) untuk sementara masih dibawah 50, jadi masih dalam kondisi aman. Kalau sudah diatas 50, maka tentunya sudah bahaya," tambahnya.

Hanya saja, imbas dari kebakaran hutan yang terjadi berpengaruh pada terjadinya kabut asap khususnya di Kecamatan Tanah Grogot.

Ruslan mengaku, cuaca di Kabupaten Paser sebenarnya cerah hanya saja karena banyaknya lahan yang terbakar sehingga kondisi cuaca seperti mendung.

"Kalau pagi hari nampak betul, jadi langit itu kayak berkabut namun sebetulnya itu cerah. Sebetulnya itu kabut asap yang disebabkan kebakaran, kalau ada hujan asapnya pasti turun," ulas Ruslan.

Hingga kini, BPBD Paser masih melakukan upaya pemadaman ketika terjadi Karhutla sekaligus memberikan sosialisasi ke masyarakat untuk tidak membakar hutan.

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan berupa air kepada masyarakat yang terdampak musim kemarau.

Baca juga: 537 Ha Lebih Lahan Terbakar, Kepala BPBD Paser Sebut Karhutla Kerap Terjadi saat Sore Hari

"Karena dimana-mana juga sudah banyak masyarakat yang kekurangan air bersih, khususnya di wilayah pesisir. Jadi kondisi saat ini, darurat Karhutla dan kekurangan air bersih sehingga kami terus melakukan upaya penanganan," tutup Ruslan. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved