Berita Nasional Terkini
Menag Yaqut Sebut Banyak Pihak Manfaatkan Nama Besar Gus Dur, Mulai dari Pencinta hingga Pengkhianat
Menag Yaqut sebut banyak pihak manfaatkan nama besar Gus Dur, mulai dari pencinta hingga pengkhianat.
TRIBUNKALTIM.CO - Menag Yaqut sebut banyak pihak manfaatkan nama besar Gus Dur, mulai dari pencinta hingga pengkhianat.
Banyak pihak memanfaatkan nama besar Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Tidak hanya para pencintanya, namun pengkhianat juga banyak yang memanfaatkan nama presiden keempat RI tersebut.
Demikian yang disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas saat berpidato pada peluncuran logo Hari Santri di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023).
Hal ini dikatakan Menag Yaqut saat menyinggung peran santri terhadap kemerdekaan Indonesia.
"Orde baru tumbang, berganti dengan masa reformasi. Para santri juga ikut terlibat di dalamnya. Bahkan melahirkan seorang presiden yang sangat fenomenal Kyai Haji Abdurrahman Wahid," kata Gus Yaqut dalam pidatonya.
Baca juga: Soal Sanksi PKB, Menag Yaqut Tak Akan Temui Cak Imin, Ketua GP Ansor Tak Masalah Disebut Buzzer
Baca juga: Makin Memanas, DPW PKB Sulsel Usulkan Menag Yaqut Dipecat dari PKB, Buntut Sindir Pilgub DKI 2017?
Baca juga: Profil Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum GP Ansor yang Terancam Sanksi Pendisiplinan PKB
Gus Dur diketahui merupakan sosok fenomenal yang menjadi panutan banyak pihak, termasuk kaum nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama.
Ia merupakan santri yang berhasil menjadi Presiden keempat RI selepas BJ Habibie.
"Santri yang luar biasa baik pencinta, pembenci, loyalis, maupun pengkhianatnya itu memanfaatkan nama besar beliau, Kiai Haji Abdurrahman Wahid," kata Yaqut saat merilis logo dan tema Hari Santri di Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (6/10/2023).
Mulanya, Yaqut menyatakan bahwa santri memiliki jejak sejarah dalam setiap episode di Indonesia.
Santri turut terlibat dalam pergolakan kemerdekaan, tampil ke depan ketika Indonesia berjuang untuk merdeka dari negara penjajah yang dikenal dengan resolusi jihad oleh Hasyim Asy'ari.
Resolusi ini melibatkan banyak santri.
Mereka, kata Yaqut, merasa tergugah berjuang bersama-sama Hasyim Asy'ari untuk mempertahankan Indonesia.
"Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat ini negara melalui pemerintah memberikan apresiasi dalam bentuk peringatan Hari santri setiap tanggal 22 Oktober. Ini wujud dari penghargaan pemerintah atas perjuangan para santri," tutur Yaqut.
Tak hanya berjuang melawan penjajah, para santri juga kembali berjuang saat muncul pemberontakan PKI.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.