Berita Nasional Terkini

Data Intelijen Soal Pertemuan Ketua KPK dengan Syahrul Yasin Limpo, Saut Situmorang: Ketemu 2 Kali

Pertemuan antara Firli Bahuri dan eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dinilai memang benar-benar terjadi.

Kolase TribunKaltim.co
Eks Wakil Ketua KPK, Saut Situmoran (kiri) dan pertemuan antara Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo. 

TRIBUNKALTIM.CO - Pertemuan antara Firli Bahuri dan eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dinilai memang benar-benar terjadi, dan hal ini diungkapkan oleh mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang.

Saut Situmorang menjelaskan, ia memiliki sumber intelijen terkait pertemuan Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo.

Bahkan, Saut Situmorang berani mengatakan informasi yang diterimanya terkait pertemuan Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo, berstatus C3 atau cukup dapat diandalkan dan mungkin benar.

Saut yang mengabdi di KPK 2015-2019 itu menjelaskan, pertemuan Firli Bahuri dan Syahrul Yasin Limpo terjadi dua kali pada 2022.

Demikian Saut Situmorang dalam keterangannya di Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (9/10/2023).

“Mohon maaf sumber saya sumber terbuka, C3 dari sisi intelijen ya, yang saya tangkap adalah pengaduan masyarakat itu tahun 2022. Tapi Juni dan Oktober 2022 itu ada bertemu. Diduga foto yang kemarin itu Oktober 2022, jadi kita nggak tahu tahun 2021 bulan berapa, tapi Juni-Oktober itu ketemu 2 kali,” kata Saut.

“Kemudian penyelidikannya itu awal 2023, ada tiga tahapan tahun ya, pengaduan 2021, bertemu soal foto 2022, kemudian penyelidikan dimulai 2023, " kata Saut.

Kemudian, Saut melanjutkan, pada 13 Juni 2023 ekspose sepakat sidik.

"Ini untuk kasusnya Yasin (Syahrul Yasin Limpo) ya Menteri Pertanian, sepakat 3 tersangka, beberapa hari setelah itu penyidik minta pimpinan menandatangani, tapi tidak ditandatangani sampai berapa lama.”

Baca juga: Bertemu Jokowi usai Mengundurkan Diri sebagai Mentan, Syahrul Yasin Limpo Sampaikan Dua Hal

Baca juga: Bantah Terima Uang dari Syahrul Yasin Limpo, Ketua KPK Firli Bahuri Dibela Legenda Bulutangkis

Baca juga: Eks Mentan Syahrul Yasin Limpo Minta Perlindungan LPSK dan Temui Jokowi Malam Ini

Kemudian, tutur Saut, Polda Metro Jaya pada tanggal 25 Agustus 2023 memanggil dua orang untuk kasus dugaan tindak pidana korupsi pemerasan oleh Pimpinan KPK terhadap Syahrul Yasin Limpo saat masih menjabat Mentan.

Dua orang yang dipanggil dan diperiksa adalah sopir dan ajudan dari Syahrul Yasin Limpo.

“Sampai kemudian tanggal 25 Agustus 2023, Polda memanggil dua orang sopir dan ajudan, 26 September 2023 tandatangan sidik dimulai, jadi hasil ekspose lidik kemarin itu, sidik pasti sudah jelas nama itu jelas,” ujar Saut.

Sebelumnya beredar di ruang publik foto yang memperlihatkan Ketua KPK Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo.

Firli dalam foto terlihat menggunakan pakaian olahraga sementara Syahrul Yasin Limpo menggunakan atasan batik dan celana kain.

Keduanya duduk cukup dekat sekira satu meter dan saling berhadapan seperti tengah berbincang.

Kemudian Sabtu pekan lalu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan kasus dugaan pemerasan Pimpinan KPK terhadap mantan Mentan Syahrul Yasin Limpo sudah naik ke tahap penyidikan.

Hal tersebut dilakukan setelah melakukan gelar perkara pada Jumat (6/10/2023).

Baca juga: Dugaan Korupsi Berjamaah Ala Keluarga Syahrul Yasin Limpo, Seret Istri, Anak Hingga Cucu

Ade menuturkan satu di antara materi penyidikan adalah foto pertemuan Ketua KPK Firli Bahuri dengan Syahrul Yasin Limpo yang beredar di ruang publik.

Dalam kasus ini, Ade menambahkan, pihaknya juga sudah meminta keterangan dari enam orang saksi yang di antaranya adalah sopir dan ajudan Syahrul Yasin Limpo.

“Perkara ini naik ke penyidikan untuk mencari dan mengumpulkan bukti tindak pidana dan tersangka. Foto pertemuan yang beredar masuk materi penyidikan. Mohon maaf nilai pemerasan belum bisa dibagikan,” tutur Ade, Sabtu (7/10/2023).

Sementara itu, Presiden Jokowi diminta untuk menonaktifkan pimpinan KPK yang terlibat pemerasan Syahrul Yasin Limpo.

Mantan penyidik KPK, Praswad Nugraha, meminta Presiden Jokowi segera menonaktifkan pimpinan Lembaga Antirasuah yang diduga terlibat kasus pemerasan.

Hal tersebut disampaikan Praswad merespons dugaan pemerasan yang dilakukan oleh pimpinan KPK pada penanganan kasus korupsi di Kementan.

“Sebagai wujud pencegahan konflik kepentingan, seharusnya Presiden menonaktifkan komisioner yang diduga terlibat kasus pemerasan serta larangan dalam melakukan segala intervensi dalam penanganan kasus korupsi Kementerian Pertanian,” ujar Praswad, Jumat (6/10/2023).

Menurut dia, ketegasan Presiden Jokowi diperlukan agar penanganan kasus-kasus korupsi oleh KPK benar-benar dijalankan dengan integritas dan independensi.

Baca juga: Akhirnya Firli Bahuri Jawab Tuduhan Peras Syahrul Yasin Limpo, Angka Pemerasan Capai Rp 11,4 T

“Hal tersebut bukan hanya bermanfaat untuk kelanjutan penanganan kasus dugaan pemerasan yang saat ini sedang ditangani oleh pihak Kepolisian, tetapi juga terhadap integritas dan independensi penanganan kasus korupsi di Kementan yang sedang ditangani KPK,” katanya.

Praswad yang merupakan Ketua IM57+ Institute lebih lanjut berharap kepolisian dapat membongkar dugaan pidana korupsi yang dilakukan pimpinan KPK.

Satu di antaranya adalah dengan segera mengumumkan kepada publik siapa tersangka dalam dugaan pemerasan terhadap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Mengingat proses penegakan hukum yang akuntabel dan berintegritas terhadap kasus tersebut memiliki dampak yang serius untuk mendorong pembenahan Komisi Pemberantasan Korupsi serta menunjukkan komitmen kepolisian untuk menerapkan prinsip equality before the law (persamaan di hadapan hukum, red),” ujar Praswad.

“Termasuk kepada khususnya pimpinan KPK yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.”

Sementara Ketua KPK Firli Bahuri telah buka suara menanggapi dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK kepada Syahrul.

Ia membantah pimpinan KPK melakukan pemerasan terkait kasus dugaan korupsi di Kementan.

“Kita memahami tentang informasi yang beredar, apa yang jadi isu sekarang, tentu harus kita pahami. Kita sampaikan bahwa hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan oleh pimpinan KPK,” tegas Firli.

Baca juga: Bantah Peras Syahrul Yasin Limpo, Kini Beredar Foto Firli Bahuri dan SYL di Lapangan Badminton

Dia juga membantah ada orang yang menemui dirinya untuk memberikan sejumlah uang.

“Saya kira nggak ada orang-orang menemui saya apalagi ada isu bahwa menerima sesuatu sejumlah 1 miliar dolar, saya pastikan nggak ada. Siapa yang mau ngasih uang 1 miliar dolar?” ucapnya.

Firli mengaku hanya mengenal sosok Syahrul Yasin Limpo di Kementan dan tidak mengenal pejabat dengan level di bawah menteri.

“Di Kementerian Pertanian, saya kenalnya hanya menteri. Di saat rapat terbatas maupun sidang kabinet paripurna, saya selalu bicara pada menteri sebelum sidang, itu diambil fotonya,” jelasnya.

Di sisi lain, dua pimpinan KPK mengaku tak tahu menahu soal dugaan pemerasan yang dilakukan terhadap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Pemerasan tersebut diduga terkait kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kementerian Pertanian.

Kabar tersebut diketahui setelah beredarnya surat pemeriksaan ajudan dan sopir Yasin Limpo di Polda Metro Jaya.

Lantas benarkan pemerasan terjadi di KKPK?

Terkait dugaan tersebut, Wakil Ketua KPK Alexander Mawarta mengaku tidak mengetahui adanya pemerasan tersebut.

"Saya enggak tahu-menahu," kata Alexander Mawarta, Kamis (5/10/2023) dikutip dari Kompas.com.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak.

Johanis Tanak juga mengaku tidak mengetahui siapa pimpinan KPK yang diduga memeras Mentan Syahrul Yasin Limpo.

"Siapa itu? Sama-sama kita tidak tahu," ujar Tanak. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved