Kisah Buaya Riska di Bontang

Tak Bisa Bikin Konten Bersama Buaya Riska, Pak Ambo Terancam Kehilangan Penghasilan Rp 15 Juta/Bulan

Tak bisa lagi bikin konten usai Buaya Riska dievakuasi, Pak Ambo Terancam kehilangan penghasilan Rp 15 juta per bulan.

Editor: Diah Anggraeni
HO/Youtube fitriyani Riska
Tak bisa lagi bikin konten usai Buaya Riska dievakuasi, Pak Ambo Terancam kehilangan penghasilan Rp 15 juta per bulan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak bisa lagi bikin konten usai Buaya Riska dievakuasi, Pak Ambo Terancam kehilangan penghasilan Rp 15 juta per bulan.

Tak lagi bersama dengan Buaya Riska, Pak Ambo terancam kehilangan 'piring nasi'.

Hal ini lantaran Pak Ambo tak bisa lagi membuat konten YouTube bersama Buaya Riska.

YouTube milik Pak Ambo kini tercatat memiliki 1,1 juta pelanggan.

Dengan jumlah subscriber yang cukup banyak, Pak Ambo mengaku dalam satu bulan mendapatkan bonus AdSense atau iklan sekitar Rp 15 juta.

Baca juga: Kondisi Terkini Buaya Riska Selama di Penangkaran Teritip, Sempat Dijenguk oleh Pak Ambo

Baca juga: Ternyata Buaya Riska Bukan Betina setelah Diperiksa, Pak Ambo: Dulu Sering Buaya Kecil Ikut Dia

Baca juga: Buaya Riska Telah Dievakuasi, Pak Ambo Sebut Pendapatan Konten Tak Hanya untuk Diri Sendiri

Kini, Buaya Riska telah direlokasi oleh BKSDA Kaltim ke Penangkaran Teritip di Balikpapan.

Relokasi tersebut didasari peristiwa buaya yang menerkam warga di kawasan Bontang beberapa waktu lalu.

BKSDA baru merelokasi dua buaya, salah satu di antaranya adalah Riska.

Kedekatan antara Pak Ambo dengan buaya Riska yang fenomenal tampaknya tinggal kenangan.

Baca juga: Asal Mula Nama Buaya Riska dan Kondisi Terkini di Penangkaran Teritip, Kata Ambo Seusai Jenguk

Hasil YouTube Tak Hanya untuk Dirinya dan Keluarga

Persahabatan Ambo dengan Buaya Riska telah terjalin selama 25 tahun.
Persahabatan Ambo dengan Buaya Riska telah terjalin selama 25 tahun. (YouTube fitriyani RISKA)

Pak Ambo sempat menguak besaran pendapatan diperoleh dari konten YouTube buaya Riska.

Kini pekerjaan sebagai konten kreator terancam hilang setelah buaya Riska dievakuasi BKSDA Kaltim ke penangkaran.

Ditemui Tribunkaltim.co usai menghadiri undangan Camat Bontang Utara Zainuddin di Kelurahan Guntung, Selasa (12/9/2023), mengaku terancam kehilangan 'piring nasi' jika relokasi buaya dari sungai Guntung juga menyasar Riska.

Untuk itu, ia merasa berkepentingan untuk hadir dalam pertemuan, yang diinisasi DPRD Bontang terkait rencana relokasi buaya dari sungai Guntung.

Pemilik akun YouTube dengan 1,1 juta pelanggan ini mengaku mendapatkan bonus AdSense atau iklan sekitar Rp 15 juta per bulan.

"Kalau Riska juga ditangkap, ia kehilangan 'piring nasi'. Maka itu baiknya dibicarakan dulu," kata Ambo.

Ambo menjelaskan bahwa bonus YouTube tidak semua untuk dirinya dan keluarga.

Uang yang ia dapatkan dibagi-bagi, disisihkan untuk memberi makan 'Buaya Riska' dan membayar editor video.

Menurutnya penilaian masyarakat terkait AdSense terlalu berlebihan.

"Dikira orang dari konten itu besar hasilnya. Uang itu dibagi dua. Bayar editor video juga membelikan ayam untuk 'Riska'. Dalam 1 bulan bisa habis Rp 4 juta," ungkapnya.

BKSDA Kaltim Sarankan Pak Ambo Tidak Buat Konten Buaya Riska

Sejatinya BKSDA Kaltim telah memperingati Pak Ambo untuk tidak membuat konten ataupun memelihara buaya Riska lantaran merupakan satwa liar.

Kepala BKSDA Kaltim M Ari Wibawanto mengatakan, sebenarnya sejak 2019, pihaknya sudah mengeluarkan surat pernyataan untuk tidak memberikan makan maupun memelihara buaya karena merupakan satwa liar.

“Risikonya cukup besar. Itu surat pernyataannya sudah cukup jelas kok. Ketika mereka ada konten-konten itu kita bertindak cepat mengingatkan mereka dan dari Ambo sendiri sudah membuat surat pernyataan bahwa dia tidak akan melakukan tindakan apapun,” ungkap Ari, seperti dilansir dari Kompas.com.

Namun, rupanya Pak Ambo disebut mengabaikan peringatan tersebut.

Ia tetap membuat konten kedekatannya dengan Riska hingga ditonton jutaan orang di kanal YouTube-nya.

“Tapi mereka masih melakukan pembuatan konten ya jadi kan bukan kesalahan kita jika ada terjadi sesuatu, kita sudah mengingatkan karena ini adalah satwa liar. Dia tidak memelihara secara fisik di kandang karena habitat alamnya kan di sana (sungai),” pungkasnya.

Terkait surat tersebut, Fitriani membenarkan adanya surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pak Ambo.

Namun menurut Fitriani saat itu ayahnya kurang memahami betul isi dari surat dari BKSDA tersebut.

“Kemarin bapak itu kurang paham dengan isi surat yang ditandatangani dari pihak BKSDA. Karena yang dia tahu jika Riska melukai orang lain, Bapak Ambo yang bertanggung jawab, makanya dia bersedia bertanda tangan,” jelasnya.

Baca juga: BKSDA Ungkap Bahaya di Balik Perilaku Buaya Riska yang Tampak Jinak, Pak Ambo Dilarang Buat Konten

Alasan Evakuasi

Pak Ambo saat bertemu dengan Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan.
Pak Ambo saat bertemu dengan Buaya Riska di Penangkaran Buaya Teritip, Balikpapan. (HO/Dok TribunKaltim.co)

Melansir dari Kompas.com, Kamis (5/10/2023) Kepala BKSDA Kaltim, M Ari Wibawanto mengatakan pihaknya telah mengevakuasi dua ekor buaya yang ada di Kawasan Guntung, Bontang tersebut.

Ari mengatakan dipilihnya lokasi tersebut lantaran pihaknya belum memiliki tempat penangkaran yang ideal untuk buaya.

Sehingga setelah berkoordinasi dengan pengelola Penangkaran Teritip, pihaknya menyanggupi untuk menampung Riska.

"Kita belum memiliki penangkaran satwa buaya. Dan Teritip merupakan lokasi yang ideal. Mereka (pengelola) sanggup memelihara, memberi makan dan cukup layak untuk dititipkan di sana dulu sambil menunggu lokasi pelepasannya," pungkasnya.

Ari mengatakan apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Yakni dapat melakukan evakuasi buaya jika mengancam keselamatan nyawa manusia, termasuk bila ada kesepakatan dari warga dan pemerintah setempat.

“Posisi kita serba susah juga, tapi di luar itu kita memiliki aturan bahwa itu satwa dilindungi negara. Setiap orang tidak boleh memelihara (buaya), membunuh (buaya) sesuai Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 disebutkan itu sudah mengancam keselamatan manusia dan bisa dilakukan tindakan apapun termasuk salah satunya adalah melakukan evakuasi. Kita juga melakukan evakuasi sesuai permintaan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Potret Kesedihan Pak Ambo saat Buaya Riska Beri Respons Tak Biasa, Terdiam dan Menatap Penuh Kasih

Diketahui, Buaya Riska memang dikenal banyak orang melalui konten yang dibuat oleh Pak Ambo. Kedekatannya bahkan mendapat respons dari berbagai pihak.

Tak ayal banyak wisatawan lokal, artis maupun turis yang datang hanya untuk melihat kedekatan Pak Ambo dengan Riska.

Ari melanjutkan, Riska atau bukan, evakuasi tersebut tetap harus dilakukan mengingat keselamatan warga sekitar yang paling utama

Sebagaimana diketahui, awal mula pertama kali pak Ambo menemukan Riska di perairan sekitar pabrik Pupuk Kaltim pada 26 tahun lalu.

Saat itu, panjang Riska masih satu meter. Pak Ambo tak terlalu menghiraukan buaya tersebut.

Ia tetap mendayung perahunya pulang ke rumah. Namun, buaya itu ternyata mengikuti perahu Pak Ambo.

Suatu ketika, Pak Ambo melihat buaya itu berdiam di samping perahu yang disandarkan di depan rumahnya.

Buaya itu hampir setiap hari mendatangi rumah Pak Ambo di Muara Sungai Guntung RT 002, Kelurahan Guntung, Bontang, Kaltim.

Pak Ambo lalu memberikan nama Riska. Alasannya sederhana, buaya itu betina.

Nama yang diberikan pak Ambo juga sama dengan nama perahunya. 

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved