Berita Internasional Terkini

Mengenal Lebih Dekat Kelompok Militan Hamas yang Menyerang Israel, Ketahui Sejarah Berdirinya

Mengenal lebih dekat kelompok militan Hamas yang menyerang Israel, ketahui sejarah berdirinya.

Editor: Diah Anggraeni
Bassam Masoud/Reuters via Aljazeera
Hamas Palestina menaiki kendaraan militer Israel yang disita oleh orang-orang bersenjata Palestina yang menyusup ke wilayah Israel selatan di Jalur Gaza selatan, 7 Oktober 2023. MMengenal lebih dekat kelompok militan Hamas yang menyerang Israel, ketahui sejarah berdirinya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mengenal lebih dekat kelompok militan Hamas yang menyerang Israel, ketahui sejarah berdirinya.

Nama Hamas belakangan ini menuai sorotan dari berbagai negara di dunia.

Hal ini setelah serangan pasukan Hamas menyerang Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu.

Serangan tu pun membuat hebih masyarakat dunia, terkhususnya Israel.

Pasalnya, serangan tiba-tiba itu membuat tentara Zionis menjadi kocar-kacir.

Baca juga: Palestina Tak Sendiri, Kim Jong Un Dukung Perang Lawan Israel, Hamas Pakai Senjata Korea Utara

Baca juga: Perang Hamas Palestina vs Israel, Vladimir Putin: Kegagalan Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Baca juga: Terjawab Kenapa Iron Dome Tak Berkutik Tangkis Rudal Hamas, Cek Strategi Serangan Sukses Palestina

Mereka tak menyangka bahwa ratusan roket dari pasukan Hamas bisa menembus dinding pertahanan Zionis.

Sebagai informasi, dinding pertahanan Zionis selama ini dikenal memiliki alat tempur canggih.

Lantas, siapakah Hamas sebenarnya? Bagaimana sejarah berdirinya?

Hamas merupakan kelompok militan yang ada di Palestina.

Nama Hamas merujuk pada bahasa Arab, yakni Harakat al-Muqawama al-Islamiya, yang artinya Gerakan Perlawanan Islam.

Baca juga: Putin Dibalik Serangan Sukses Palestina ke Israel? Senjata AS Buat Ukraina Diambil Rusia untuk Hamas

Sejarah Berdirinya Hamas

Tentara HAMAS Palestina pada upacara wisuda polisi di Kota Gaza, April 2021.
Tentara HAMAS Palestina pada upacara wisuda polisi di Kota Gaza, April 2021. (Rex, The Sun)

Pada tahun 1987, gerakan Hamas ini resmi berdiri.

Pendirian Hamas dideklarasikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina yang sebelumnya aktif dalam cabang lokal Ikhwanul Muslimin.

Awalnya, Yassin menekuni studi Islam di Kairo.

Pada akhir 1960-an, ia mulai memberikan khutbah dan melakukan pekerjaan amal di West Bank dan Jalur Gaza, dua wilayah yang dirampas paksa pasukan Israel setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Seiring berjalannya waktu, Hamas semakin aktif dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel.

Israel yang berupaya mencaplok semua wilayah Palestina itu kemudian membuat Hamas semakin geram.

Hamas dan sayap militer terkait bernama Brigade Izz al-Din al-Qassam kemudian melakukan perlawanan.

Selain aspek militer, Hamas juga mengelola berbagai kegiatan sosial dan pelayanan di wilayahnya.

Ini mencakup aktivitas seperti kegiatan amal, operasional sekolah, klinik kesehatan, kamp pemuda, penggalangan dana, serta berbagai kegiatan politik.

Banyak dari aktivitas ini berfokus di Gaza, yang merupakan basis utama operasi Hamas dan tempat tinggal sekitar 1,7 juta warga Palestina.

Setelah penarikan sepihak Israel dari Gaza pada tahun 2005, wilayah ini menjadi otoritas de facto bagi Hamas.

Baca juga: Desak Perang antara Hamas dan Israel Segera Dihentikan, Presiden Jokowi Beberkan Akar Konfliknya

Pendukung Hamas

Hamas adalah salah satu komponen dalam aliansi regional yang juga melibatkan Iran, Suriah, dan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Aliansi ini memiliki pandangan bersama dalam menentang kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah dan peran Israel dalam konflik tersebut.

Selain itu, Hamas dan Jihad Islam, yang merupakan kelompok bersenjata terbesar kedua di wilayah tersebut, sering kali bekerja sama dalam menghadapi Israel.

Keduanya merupakan anggota utama dalam kerangka kerja operasional bersama yang mengkoordinasikan aktivitas militer antara berbagai kelompok bersenjata di Jalur Gaza.

Walaupun demikian, hubungan antara Hamas dan Jihad Islam bisa menjadi tegang terkadang.

Salah satu titik perselisihan adalah ketika Hamas menekan Jihad Islam untuk menghentikan serangan mereka terhadap Israel, mungkin dalam rangka mempertahankan stabilitas wilayah atau mengikuti perubahan taktis dalam strategi mereka.

 

Hamas Tidak Mengakui Israel

Salvo roket ditembakkan oleh militan Palestina dari Gaza diadang rudal Israel dari sistem rudal pertahanan Iron Dome di atas kota Netivot di Israel selatan pada 8 Oktober 2023.
Salvo roket ditembakkan oleh militan Palestina dari Gaza diadang rudal Israel dari sistem rudal pertahanan Iron Dome di atas kota Netivot di Israel selatan pada 8 Oktober 2023. (MAHMUD HAMS/AFP)

Dikutip dari Tribun Jateng, Hamas menolak untuk mengakui Israel, dan ingin orang-orang Palestina dapat kembali ke apa yang mereka anggap sebagai rumah lama mereka.

Pada 1988, di bawah piagam kelompok militan Islam, kelompok itu mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menghancurkan Israel.

Dalam piagam pendiriannya, Hamas menyerukan untuk mendirikan negara Islam di Palestina yang bersejarah.

Ini adalah wilayah antara Mediterania dan Sungai Jordan, yang juga termasuk Israel.

Di sisi lain, Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua serangan dari Jalur Gaza.

Mesir, bersama dengan Israel, telah memberlakukan blokade perbatasan yang melumpuhkan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak kelompok itu merebut wilayah itu pada 2007.

Israel mengontrol sebagian besar perbatasan dan wilayah pesisir Gaza, memutuskan siapa yang dapat masuk dan keluar dari Gaza, termasuk barang.

Hamas menuntut Israel menghentikan pembatasannya.

Hamas mengklaim Israel menduduki tanah Palestina dan menolak pendudukan dengan meluncurkan serangan roket dari Gaza, sementara Israel membalas serangan tersebut dengan kekuatan lebih lanjut.

Latar belakang Hamas menyerang Israel di Sabtu pagi

Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hamas memutuskan melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade ini.

“Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti (Masjid Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini,” katanya.

Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dalam perlawanan, dan mengatakan bahwa serangan hari Sabtu hanyalah permulaan

Baca juga: Pemimpin Hamas Tewas Dibom Israel, Kabarnya Jasad Ayman Younis Ditemukan Reruntuhan Rumah

Hamas Tidak Menargetkan Warga Sipil

Osama Hamdan, juru bicara senior Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok tersebut tidak menyerang warga sipil meskipun video milik kelompok tersebut menunjukkan para pejuangnya menyandera warga lanjut usia Israel selama pertempuran pada hari Sabtu.

Kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International juga menunjukkan bahwa warga sipil Israel telah dibunuh oleh Hamas.

Namun Hamdan bersikeras bahwa kelompok tersebut hanya menyerang pemukim yang tinggal di pemukiman ilegal, yang ia gambarkan sebagai target yang sah.

“Anda harus membedakan antara pemukim dan warga sipil. Pemukim menyerang warga Palestina,” kata Hamdan.

Ketika ditanya apakah warga sipil di Israel selatan juga dianggap sebagai pemukim, Hamdan berkata: “Semua orang tahu ada pemukiman di sana.”

“Kami tidak sengaja menargetkan warga sipil. Kami telah menyatakan bahwa pemukim adalah bagian dari pendudukan dan bagian dari pasukan bersenjata Israel. Mereka bukan warga sipil,” tambahnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Siapa Hamas, Sejarah dan Siapa Pendirinya Hingga Perang dengan Israel.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved