Loa Kulu Kukar Siap Jadi Penopang Pangan untuk Warga IKN Nusantara

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Di tengah hiruk pikuk persiapan Ibu Kota Nusantara (IKN), ada sebuah kecamatan yang siap menjadi penopang pangan bagi warga baru yang akan datang. 

Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki segudang potensi di sektor pertanian dalam arti luas.

Mulai dari pertanian, peternakan, perkebunan, hingga perikanan, semua ada di kecamatan yang berpenduduk sekitar 51.639 jiwa ini. Bahkan, Loa Kulu juga berbatasan langsung dengan wilayah IKN, sehingga aksesnya sangat mudah.

Bupati Kukar, Edi Damansyah, pun telah mendorong agar Kukar menjadi mitra IKN sehingga bisa berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur pertanian. Hal ini sejalan dengan komitmen Kukar untuk menjadi lumbung pangan bagi IKN.

“Kita harus siap menyambut kedatangan penduduk baru ke IKN dengan menyediakan pangan yang cukup dan berkualitas,” ujar Edi.

Baca juga: Kanwil V KPPU Belum Lakukan Kajian Detail Soal Kelangkaan Pertalite

Camat Loa Kulu, Adriansyah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memulai pengembangan kecamatan tersebut sebagai bagian dari proyek strategis nasional. 

Langkah-langkah yang diambil termasuk penataan ruang dan wilayah, serta pengembangan SDM.

“Jadi, nantinya Loa Kulu akan ditata oleh otorita IKN. Kita tinggal menunggu waktu kapan Otorita IKN akan melanjutkan pengembangan proyek strategis lebih lanjut,” kata Adriansyah.

Adriansyah menambahkan bahwa Loa Kulu memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan pangan di IKN. 

Ia mencontohkan beberapa komoditas unggulan yang ada di kecamatan tersebut, seperti padi, jagung, kelapa sawit, sapi, ayam, dan ikan.

Baca juga: Terinspirasi dari Kartun Favoritnya, Video Balita Naik Genteng Sendirian Viral di Medsos

“Kami juga terus berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian kami dengan bantuan teknologi dan inovasi,” tutur Adriansyah.

Dengan demikian, Loa Kulu siap menjadi salah satu daerah penyangga pangan di IKN yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. (*)