Eks Desa Transmigrasi di Kutai Timur Bakal Dibekali Tetrapeneur

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kabupaten Kutai Timur telah mendapat penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam pengembangan kawasan transmigrasi dengan status mandiri.

Transmigrasi dengan status mandiri berada 1 tungkat di bawah penghargaan paling tertinggi.

Kini, Kutai Timur telah berupaya untuk mencapai penghargaan tertinggi, transmigrasi yang berdaya saing.

"Kita memiliki 49 desa eks transmigrasi yang tersebar di 18 kecamatan, untuk mencapai transmigrasi status berdaya saing kita akan fokus program tetrapeneur," ungkap Kepala Dinas Ketanagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutim, Sudirman Latif, Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Pemprov Kaltim Koneksikan usaha Besar dan UMKM Instruksi Kementerian Investasi Optimalkan Kemitraan

Dimana, program tetrapeneur itu akan diwujudkan dengan bantuan pemerintah, perusahaan, dan stakeholder lainnya.

Tetrapeneur yang akan diterapkan pada desa eks transmigrasi di Kutai Timur diharapkan mampu menghasilkan 1 produk unggulan di setiap desa.

Sedangkan pola yang akan diterapkan mulai dari rantai usaha, merek, pemasaran hingga pola bisnis akan dikembangkan melalui pelatihan bisnis manajemen.

"Tahun ini kita sudah mengirim 1 instruktur pelatihan ke Balai Besar pelatihan di Semarang untuk memperdalam ilmu bisnis manajemen," terangnya.

Setelah dilakukan pelatihan bisnis manajemen terhadapa para eks transmigran di 49 desa, ia berharap bakal muncul pengusaha-pengusahaa baru yang mandiri.

"Sehingga orientasi tenaga kerja tidak lagi ke perusahaan melainkan juga membuka usaha secara mandiri," pungkasnya. (*)