Breaking News

Berita Kaltim Terkini

Pemprov Kaltim Sudah Bangun 245 Internet di Desa Terpencil Selama 3 Tahun

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upayanya membangun akses jaringan internet desa telah melakukan program untuk menjangkau daerah terpencil

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim M. Faisal menjelaskan program internet desa dalam tiga tahun terakhir telah membangun 245 Internet ke desa terpencil.TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upayanya membangun akses jaringan internet desa telah melakukan program untuk menjangkau daerah terpencil.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal mengatakan program internet desa yang dimulai sejak tahun 2022.

Dengan menarik Fiber Optik (FO) ke 40 desa di Kecamatan Kaubun, lalu dilanjutkan menjangkau 55 desa di berbagai Kabupaten.

Tahun depan, pihaknya berencana setidaknya 150 desa yang akan mendapatkan layanan internet melalui FO.

"Dalam tiga tahun ini, kami sudah bisa menarik FO ke 245 desa, lumayanlah, mengingat luas wilayah Kaltim yang sangat besar dan jarak antar desa yang jauh," terangnya, Senin (23/10/2023) kepada awak media.

Baca juga: 2 Kampung di Berau Terima Internet Desa

Baca juga: Sebar Luaskan Informasi hingga ke Pelosok, Gubernur Kaltim Resmikan 11 Internet Desa di Paser

Lebih lanjut soal program internet desa tersebut, yang merupakan kebijakan Gubernur Kaltim sebelumnya, Isran Noor, bertujuan membantu masyarakat yang mengeluhkan kualitas sinyal telepon dan internet.

"Program ini bukan kewenangan kami, tapi membantu saja sebagai bentuk perhatian Pemprov Kaltim terhadap kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Faisal menambahkan, program internet desa juga mendapat dukungan dari Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik untuk anggaran 2024.

Pimpinan yang kini juga peduli terhadap perkembangan digital dan melek pada Teknologi Informasi.

Faisal mengakui, menarik FO ke desa-desa memang tidak mudah dan tidak murah.

Alternatif lain adalah menggunakan tower atau base transceiver station (BTS), tapi biayanya lebih besar. Selain itu, tower juga membutuhkan lahan dan izin yang cukup rumit.

"Kalau tarik FO, kita bisa manfaatkan jaringan listrik PLN yang sudah ada. Jadi, lebih praktis dan hemat," sebut Faisal.

Baca juga: Kukar Kini Bebas Blank Spot, Jaringan Internet di Tabang Dilayani Telkomsel

Faisal berharap, dengan adanya program internet desa ini, masyarakat di daerah terpencil bisa mendapatkan informasi yang lebih cepat dan akurat.

"Program ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi digital," pungkas Faisal. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved