Berita Bontang Terkini

Penyebab PT LBB Bontang Sulit Membayar Gaji Karyawan

PT Laut Bontang Bersinar atau PT LBB beberapa bulan belakangan mengalami kesulitan membayarkan gaji karyawannya

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
Direktur Perumda AUJ Bontang, Abdu Rahman Lukas, membeberkan, penyebab PT Laut Bontang Bersinar atau PT LBB  kesulitan membayarkan gaji karyawannya, Selasa (24/10/2023). 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - PT Laut Bontang Bersinar atau PT LBB beberapa bulan belakangan mengalami kesulitan membayarkan gaji karyawannya.

Diduga penyebabnya ternyata bersumber dari jumlah pekerja yang melebihi dari kebutuhan.

Hal itu diungkapkan Direktur Perumda Aneka Usaha Jasa (AUJ) Kota Bontang Abdu Rahman Lukas, dalam rapat dengar pendapat bersama DPRD Bontang, Selasa (24/10/2023).

Rahman secara terbuka mengakui manajemen keuangan anak perusahaan AUJ, dalam pengelolaan Pelabuhan Lok Tuan ini, tidak beres karena menampung banyak pekerja titipan yang akhirnya membebani arus keuangan.

Baca juga: Sempat Tertunggak, Gaji Karyawan PT LBB Bontang Dijanjikan Dibayar Bulan Ini, Penjelasan Manajemen

Sementara pihaknya juga dituntut melakukan pengembangan agar LBB bisa tetap eksis dalam bisnis pengelolaan pelabuhan.

"Saya harus akui banyak pekerja titipan yang masuk di LBB. Tapi itu sudah terlanjur tidak mungkin kami PHK," kata Rahman.

Namun Rahman tidak membeberkan, berapa jumlah pekerja yang ia sebut sebagai orang titipan itu.

Fokus Perbaiki Manajemen

Menurutnya, saat ini fokus AUJ adalah memperbaiki manajemen di dalam LBB dan mencari rencana bisnis baru agar mampu menutupi biaya operasional.

Pelabuhan Loktuan, Bontang Utara yang juga merupakan kantor PT LBB. Para karyawan seharusnya menerima gaji secara penuh per tanggal 25 setiap bulannya tetapi belum dibayar. 
Pelabuhan Loktuan, Bontang Utara yang juga merupakan kantor PT LBB. Para karyawan seharusnya menerima gaji secara penuh per tanggal 25 setiap bulannya tetapi belum dibayar.  (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN)

Semisal ada penghasilan sebulan Rp 500 juta. PT LBB harus memutar otak dengan anggaran terbatas semua kewajiban harus dibayarkan.

"LBB harus dituntut berinovasi. Ini persoalan yang memang harus diselesaikan segera," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved