Berita Kubar Terkini
Makna dan Cerita di Balik Pembuatan 'Laukng Pasang Suriq' Songkok Adat Dayak untuk Presiden Jokowi
Makna dan cerita di balik pembuatan Laukng Pasang Suriq, songkok Adat Dayak untuk Presiden Joko Widodo.
Penulis: Zainul | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO - Makna dan cerita di balik pembuatan Laukng Pasang Suriq, songkok Adat Dayak untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Beberapa hari ini, Presiden Joko Widodo berada di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk melakukan groundbreaking sejumlah proyek.
Setelah dari IKN, Jokowi diagendakan akan melakukan kunjungan kerja di wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur (Kaltim).
Di Kubar, Jokowi diagendakan akan mendapat gelar adat Dayak dan mengenakan pakaian Dayak serta songkok adat Dayak.
Pengrajin songkok tersebut menceritakan kisah di balik pembuatannya.
Tak hanya itu songkok yang diberi nama Laukng Pasang Suriq itu juga memiliki makna yang baik.
Simak cerita sang pengrajin Ibu Mulan Miri (85) dalam artikel ini.
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Tiba di Balikpapan, Dampingi Kunjungan Kerja Presiden Jokowi
Baca juga: Jokowi Ajak 100 CEO di IKN untuk Kembangkan Potensi Indonesia, Sebut Aspek Penting Masa Depan Negara
Ada beberapa agenda khusus dalam kunjungan perdana Presiden Jokowi di wilayah Kutai Barat kali ini, salah satunya adalah menghadiri acara puncak Festival Dahau (syukuran ulang tahun) ke - 24 Kabupaten Kutai Barat yang dirayakan setiap tanggal 5 November.
Pada puncak Festival Dahau tersebut, Pemkab Kubar bersama Lembaga Adat Besar Kabupaten Kutai Barat rencananya akan memberikan gelar adat Dayak kepada Presiden Jokowi.
Belum diketahui secara jelas apa nama gelar adat Dayak yang akan disematkan kepada orang nomor satu di Republik ini, hanya saja beberapa busana adat yang akan dikenakan Presiden Jokowi telah dipersiapkan.
Baca juga: Jokowi tak Ingin Pengusaha Dalam Negeri Tidak Berkesempatan Investasi di IKN Nusantara
Salah satu busana adat yang telah disiapkan adalah "Laukng Pasang Suriq" yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah songkok pelindung kepala khas adat etnis Dayak Benuaq.
Songkok tersebut dibuat khusus oleh Ibu Mulan Miri (85) yang merupakan salah seorang pengrajin profesional dari Kampung Payang, Kecamatan Muara Lawa, Kutai Barat.
Saat ditemui Tribunkaltim.co, Ibu Mulan Miri mengaku sangat bangga dan bersyukur telah dipilih dan dipercaya membuat songkok adat etnis Dayak Benuaq , khusus untuk dipakai Presiden Republik Indonesia saat acara puncak Festival Dahau Kutai Barat tanggal 5 November ini.
"Saya bersyukur menjadi salah satu yang dipercaya untuk membuat songkok bapak Presiden, saya sangat senang sekali saya merasa bahwa apa yang saya buat semoga itu bisa bermanfaat dan diterima oleh seluruh masyarakat di negeri ini," ujarnya saat ditemui di stan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) di Taman Budaya Sendawar (TBS), Rabu (1/11).

Mulan Miri merupakan salah satu pengrajin profesional yang tergabung dalam anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Kutai Barat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.