Berita Internasional Terkini

Mengenal Sheikh Ahmed Yassin, Pendiri Hamas yang Dalam Kondisi Lumpuh Tetap Perang Lawan Israel

Mengenal Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin, sosok pendiri Hamas, kelompok pejuang Palestina yang berperang lawan Israel dalam kondisi lumpuh.

Editor: Amalia Husnul A
Anadolu via AFP/ANADOLU AGENCY/Hassan Jedi
Para politisi senior Hamas saat menghadiri peringatan 13 tahin kematian pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin di Kota Gaza, 22 Maret 2017 lalu. Teilhat foto-foto Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin memenuhi ruangan. Mengenal Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin, sosok pendiri Hamas, kelompok pejuang Palestina yang berperang lawan Israel dalam kondisi lumpuh. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mengenal Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin, sosok pendiri Hamas, kelompok pejuang Palestina yang berperang lawan Israel dalam kondisi lumpuh.

Sosok pendiri Hamas, kelompok perjuangan Palestina, Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin atau yang akrab dikenal Sheikh Ahmed Yassin terus menjadi sorotan warga dunia karena semangatnya berperang melawan tentara Israel.

Semangat Sheikh Ahmed Ismail Hassan Yassin, pendiri Hamas untuk berperang melawan tentara Israel demi perjuangan rakyat Palestina tak pernah surut meski diketahui ia harus menggunakan kursi roda.

Sosok Sheikh Ahmed Yassin berperang melawan Israel menggunakan kursi roda karena menderita kelumpuhan.

Baca juga: Israel Kecam Rusia, Terima Kunjungan Hamas Palestina dan Bahas Cara Hentikan Zionis yang Disokong AS

Baca juga: Joe Biden Berani ke Israel Saat Perang dengan Palestina Memanas, Presiden AS Bakal Jadi Target Hamas

Baca juga: Perang Lawan Israel di Gaza, Hamas Puji Perjuangan Putin untuk Palestina, Rusia Ingin Konflik Usai

Pada usia 12 tahun, Sheikh Ahmed Yassin mengalami kecelakaan saat berolahraga.

Hal itu membuatnya harus hidup menggunakan kursi roda dalam sepanjang hidupnya.

Tak hanya lumpuh, namun Sheikh Ahmed Yassin juga hampir mengalami kebutaan.

Meski lumpuh, Sheikh Ahmed Yassin memiliki semangat membara untuk memerangi zionis Israel.

Dikutip TribunKaltim.co dari SerambiNews.com di artikel berjudul SOSOK Pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, Meski Lumpuh tapi Mampu Perang Lawan Israel, masa kanak-kanaknya dilaluinya dengan penuh rasa pahit.

Kepahitan itu yang membuat dirinya mengabdikan diri untuk menjadi pejuang melawan Israel.

Pada tahun 1948, kelompok-kelompok bersenjata Yahudi mengusir ribuan warga Palestina.

Sheikh Ahmed Yassin yang lahir pada tahun 1936 itu mampu memimpin perang melawan Israel walaupun hanya dari kursi roda. Yassin mampu memimpin Hamas melawan Israel.

Baca juga: Iran dan Hizbullah Dipastikan Tak Tinggal Diam Bila Perang Besar Israel vs Hamas Palestina Terjadi

Kondisi itu dilakukannya selama bertahun-tahun meski harus memimpin dari kursi roda.

Sheikh Ahmed Yassin pun menjadi sosok pendiri Hamas yang membuat seruan untuk menyerang Israel dengan menggunakan taktik bom bunuh diri.

Bahkan pada 2003, Sheikh Ahmed Yassin semakin gencar melawan Israel dengan taktik tersebut.

Taktik bom bunuh diri itu membuat Sheikh Ahmed Yassin menjadi buronan intelijen Israel sehingga ia harus bersembunyi di sebuah lokasi rahasia.

Sheikh Ahmed Yassin pun pernah secara terang-terangan terkait taktik bom bunuh diri Hamas memang untuk menargetkan warga sipil Israel.

Pasalnya, Sheikh Ahmed Yassin memiliki pendapat tindakan itu merupakan balasan atas kematian warga sipil Palestina.

Sayangnya, Sheikh Ahmed Yassin harus tewas seusai dibunuh pada tahun 2004.

Kala itu, Yassin diserang oleh rudal Israel saat salat subuh di Kota Gaza.

Sheikh Ahmed Yassin masih mampu menginspirasi semangat para pemuda Palestina.

Sheikh Ahmed Yassin terbunuh pada Senin 22 Maret 2004 dalam usia 67 tahun.

Ia terbunuh bersama 7 pengawalnya.

Saat itu sebanyak 3 roket Israel menghantam bagian kiri masjid tidak lama setelah Sheikh Ahmed Yassin menunaikan shalat Subuh

Kabar kematian Sheikh Ahmed Yassin menjadi duka mendalam bagi rakyat Palestina.

Baca juga: Israel Bisa Merana Bila Perang Besar dengan Palestina Terjadi, Hamas akan Dapat Banyak Bantuan

Kini sosok Sheikh Ahmed Yassin terus dikenang oleh warga Palestina sebagai pejuang yang tangguh.

Semangatnya seolah telah terpatri dalam benak militan Hamas.

Hamas dan Sejarah Berdirinya

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunMedan.com di artikel berjudul Siapa Hamas, Sejarah dan Siapa Pendirinya Hingga Perang dengan IsraelHamas adalah kelompok militan yang ada di Palestina, dilansir dari Tribun Medan.

Nama Hamas merujuk pada bahasa Arab, Harakat al-Muqawama al-Islamiya, yang artinya Gerakan Perlawanan Islam.

Pada tahun 1987, gerakan Hamas ini resmi berdiri.

Pendirian Hamas dideklarasikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina yang sebelumnya aktif dalam cabang lokal Ikhwanul Muslimin.

Awalnya, Yassin menekuni studi Islam di Kairo.

Pada akhir 1960-an, ia mulai memberikan khutbah dan melakukan pekerjaan amal di West Bank dan Jalur Gaza, dua wilayah yang dirampas paksa pasukan Israel setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Seiring berjalannya waktu, Hamas semakin aktif dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel.

Israel yang berupaya mencaplok semua wilayah Palestina itu kemudian membuat Hamas semakin geram.

Hamas dan sayap militer terkait bernama Brigade Izz al-Din al-Qassam kemudian melakukan perlawanan.

Selain aspek militer, Hamas juga mengelola berbagai kegiatan sosial dan pelayanan di wilayahnya.

Ini mencakup aktivitas seperti kegiatan amal, operasional sekolah, klinik kesehatan, kamp pemuda, penggalangan dana, serta berbagai kegiatan politik.

Banyak dari aktivitas ini berfokus di Gaza, yang merupakan basis utama operasi Hamas dan tempat tinggal sekitar 1,7 juta warga Palestina.

Setelah penarikan sepihak Israel dari Gaza pada tahun 2005, wilayah ini menjadi otoritas de facto bagi Hamas.

Baca juga: Di Tengah Perang Israel vs Hamas, Banyak WNI Memilih Tetap Bertahan di Palestina, Ini Alasannya

Pendukung Hamas

Hamas adalah salah satu komponen dalam aliansi regional yang juga melibatkan Iran, Suriah, dan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Aliansi ini memiliki pandangan bersama dalam menentang kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah dan peran Israel dalam konflik tersebut.

Selain itu, Hamas dan Jihad Islam, yang merupakan kelompok bersenjata terbesar kedua di wilayah tersebut, sering kali bekerja sama dalam menghadapi Israel.

Keduanya merupakan anggota utama dalam kerangka kerja operasional bersama yang mengkoordinasikan aktivitas militer antara berbagai kelompok bersenjata di Jalur Gaza.

Walaupun demikian, hubungan antara Hamas dan Jihad Islam bisa menjadi tegang terkadang.

Salah satu titik perselisihan adalah ketika Hamas menekan Jihad Islam untuk menghentikan serangan mereka terhadap Israel, mungkin dalam rangka mempertahankan stabilitas wilayah atau mengikuti perubahan taktis dalam strategi mereka.

Hamas tidak mengakui Israel

Dikutip dari Tribun Jateng, Hamas menolak untuk mengakui Israel, dan ingin orang-orang Palestina dapat kembali ke apa yang mereka anggap sebagai rumah lama mereka.

Pada 1988, di bawah piagam kelompok militan Islam, kelompok itu mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menghancurkan Israel.

Dalam piagam pendiriannya, Hamas menyerukan untuk mendirikan negara Islam di Palestina yang bersejarah.

Ini adalah wilayah antara Mediterania dan Sungai Jordan, yang juga termasuk Israel.

Di sisi lain, Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua serangan dari Jalur Gaza.

Mesir, bersama dengan Israel, telah memberlakukan blokade perbatasan yang melumpuhkan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak kelompok itu merebut wilayah itu pada 2007.

Israel mengontrol sebagian besar perbatasan dan wilayah pesisir Gaza, memutuskan siapa yang dapat masuk dan keluar dari Gaza, termasuk barang.

Hamas menuntut Israel menghentikan pembatasannya.

Hamas mengklaim Israel menduduki tanah Palestina dan menolak pendudukan dengan meluncurkan serangan roket dari Gaza, sementara Israel membalas serangan tersebut dengan kekuatan lebih lanjut.

Baca juga: Israel Bersiap Perang Darat Lawan Palestina di Gaza, Hamas Siap Sambut dengan Strategi Mengejutkan

(*)

Update Berita Internasional Terkini

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved