MotoGP
Ducati Terlalu Perkasa di MotoGP, Honda dan Yamaha Minta Perlakuan Khusus untuk Seimbangkan Level
Ketimpangan antara pabrikan motor di MotoGP mulai disadari banyak pihak. Ducati dianggap terlalu kuat dengan pabrikan lainnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Ketimpangan antara pabrikan motor di MotoGP mulai disadari banyak pihak.
Ducati dianggap terlalu kuat dengan pabrikan lainnya, seperti Honda dan Yamaha.
Upaya menyeimbangkan level kompetisi dengan pemberian konsesi bagi Honda dan Yamaha masih buntu setelah KTM dan Aprilia meminta lebih dengan pembatasan khusus bagi Ducati yang mendominasi.
Sejak dilempar ke publik setelah balapan MotoGP Belanda pada akhir Juni lalu oleh Direktur Olahraga Dorna Sports yaitu Carlos Ezpeleta, pemberian konsesi khusus kepada pabrikan Jepang masih sekadar wacana.
Sebabnya, masih belum ditemukan kesepakatan mutlak antara lima pabrikan yang tergabung dalam MSMA (Asosiasi Pabrikan Balap Motor).
Salah satu alasan yang sulit dibantah adalah fakta bahwa Honda dan Yamaha tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan konsesi menurut peraturan yang berlaku.
Untuk turun kasta menjadi pabrikan konsesi, pabrikan harus melalui satu musim penuh tanpa sekali pun finis tiga besar.
Adapun Yamaha musim ini sudah tiga kali mengalaminya melalui Fabio Quartararo. Honda? Cuma dua, tetapi salah satu di antaranya adalah kemenangan Alex Rins pada MotoGP Americas.
Dua pabrikan Eropa yaitu Aprilia dan KTM yang tadinya terlihat unggul juga berada dalam situasi yang tidak lebih baik dalam beberapa seri terakhir.
Baca juga: Berkaca dari Alex Marquez, Marc Marquez Diyakini Kembali Ganas di MotoGP 2024 Bersama Gresini Racing
Baca juga: Apa itu Towing? Kebiasaan Baru Marc Marquez yang Dibenci Pembalap Lain, Taktik Terlarang di MotoGP
Baca juga: Sedang Berlangsung Live Streaming Trans7 MotoGP Malaysia 2023, Link Nonton TV Online SPOTV
Dalam tujuh balapan setelah kemenangan terakhir oleh pembalap non-Ducati pada GP Catalunya, Yamaha justru paling sering finis tiga besar walau jumlahnya cuma dua.
Sementara itu, KTM, Aprilia, dan Honda terseok-seok dengan hanya sekali melihat pembalap mereka nangkring di tangga podium setelah balapan utama.
"Kalau Yamaha butuh konsesi, KTM dan Aprilia harus mendapatkan beberapa bagian juga," pinta Direktur Motorsports KTM, Pit Beirer, seperti dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
"Itu karena Yamaha telah mengalahkan kami sebanyak tiga kali dalam enam balapan terakhir dengan Fabio," imbuhnya.
Sorotan kini bergeser menjadi bagaimana caranya membatasi pergerakan Ducati yang terlalu dominan di MotoGP saat ini.
Selain tak pernah gagal finis tiga besar, Ducati memborong 15 kemenangan dari 18 balapan yang sudah berjalan melalui lima pembalap berbeda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.