Pilpres 2024

Prabowo - Gibran Urai 8 Tantangan Strategis Masa Depan Indonesia, Pandemi Baru Jadi Ancaman Berat

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming urai 8 tantangan strategis masa depan Indonesia. Pandemi baru jadi ancaman berat.

Tangkap layar YouTube Kompas TV
Pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming urai 8 tantangan strategis masa depan Indonesia. Pandemi baru jadi ancaman berat. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di isu Pilpres 2024 terkini.

Pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming urai 8 tantangan strategis masa depan Indonesia.

Ya, delapan tantangan strategis yang menjadi pertimbangan Paslon Capres Cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran dalam menyusun visi, misi dan program periode 2024-2029.

Salah satunya pandemi baru jadi ancaman berat bagi masa depan Indonesia menurut Prabowo Subianto.

Baca juga: Respon Bahlil Lahadalia Disebut Jadi Tim Pemenangan Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto Menolak?

Baca juga: Berita Terkini Koalisi Partai Capres 2024 dan Partai Pengusung Anies, Ganjar, Prabowo Subianto

Baca juga: Bobby Nasution Belum Ingin Keluar dari PDIP Namun Dukung Gibran Jadi Cawapres Prabowo Subianto

Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan, Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran merangkumnya ke dalam 8 tantangan strategis yang dihadapi bangsa Indonesia 5 tahun ke depan.

Pertama, kata Rosan, perubahan iklim. September 2023 adalah waktu terpanas dalam catatan sejarah bumi. Perubahan iklim bisa menyebabkan kekeringan dan hujan ekstrem yang menurunkan produksi pangan. Hal ini berpotensi meningkatkan kerawanan dan harga pangan, serta mengancam keselamatan jiwa.

Kedua, konflik bersenjata di Ukraina dan Palestina. Konflik ini kata dia, bisa meningkatkan harga pangan dan harga energi karena mengganggu kelancaran rantai pasok global.

“Dan, itu sudah terjadi saat ini. Harga pangan strategis seperti beras naik tajam,” kata Rosan dalam keterangannya, Selasa (14/11/2023), di Jakarta.

Tantangan ketiga, kata Rosan, potensi konflik bersenjata di Laut Natuna Utara. Rivalitas antara dua negara adikuasa atas Taiwan bisa mengancam kelancaran rantai pasok pangan, energi, dan perdagangan yang melewati Arus Lintas Laut Indonesia dan Laut Natuna Utara.

Keempat, pelemahan ekonomi global. Pelemahan ekonomi dan kemungkinan resesi negara-negara maju menekan laju permintaan produk ekspor Indonesia. Selain itu, meningkatkan suku bunga, sehingga memberikan tekanan pada Rupiah.

Kelima, disrupsi kecerdasan buatan. Mengapa ini masuk dalam program visi misi Prabowo-Gibran?

“Karena cepatnya kemajuan kecerdasan buatan dapat mengubah kebutuhan tenaga kerja di hampir semua industri. Dan, memaksa peningkatan kemampuan tenaga kerja secara cepat,” jelas Rosan.

Baca juga: Prabowo Subianto Bela Presiden Jokowi, Pertanyakan Apa Salahnya Membangun Dinasti Politik

Tantangan Semakin Berat

Keenam, lanjut Rosan, munculnya ancaman pandemi baru.

Hal ini disebabkan meningkatnya suhu bumi sehingga membuka kemungkinan aktifnya kembali virus-virus dari masa lalu, sehingga dapat menyebabkan merebaknya pandemi baru tidak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan, dan tumbuhan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved