Dinas PU Kukar Segera Bangun Jalan Pendekat Jembatan Sebulu

TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG - Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara tengah membangun jembatan di Kecamatan Sebulu.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PU Kukar, Linda Juniarti.

Ia mengatakan, saat ini dinas tempatnya bekerja telah melakukan sejumlah proses pembangunan jembatan.

Salah satu dari berbagai proses itu adalah melaksanakan pembebasan lahan di lokasi titik jalan pendekat jembatan.

"Pembebasan lahannya sudah dilakukan sejak tahun lalu (2022)," kata Linda Juniarti, Kamis (16/11/2023).

Ia kemudian menjelaskan bahwa setelah pembebasan lahan tahun ini selesai, pihak dinas segera membangun jalan pendekat di antara kedua sisi Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu.

Baca juga: Kelanjutan Pembangunan Jembatan Aji Tullur Jejangkat Kubar, Pemkab Koordinasi dengan BPJN

Baca juga: Jembatan Manggar Bakal Makin Estetik, Dishub Balikpapan Canangkan Pasang PJU Tiang Artistik

Di target, paling cepat pembangunan struktur jalan pendekat tersebut dimulai pada 2024 mendatang.

Jembatan tersebut nantinya akan memiliki bentang utama kurang lebih sepanjang 400 meter.

Meskipun tidak merinci model struktur jembatan tersebut, perempuan itu menjamin bahwa jembatan Sebulu akan memiliki desain yang menarik.

Keberadaan Jembatan Sebulu nantinya akan memiliki manfaat luas, antara lain akan memudahkan angkutan barang dan orang pada dua kabupaten berbeda di Kaltim.

Sebab, jembatan tersebut akan menghubungkan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. Kondisi tersebut sekaligus membawa keuntungan, ucap Linda.

Pasalnya, durasi perjalanan warga antara kedua kabupaten itu akan terpangkas hampir tiga jam, dibandingkan melalui jalan yang biasa digunakan saat ini.

Disamping itu, pembangunan jembatan ini akan mewujudkan keinginan Pemkab Kukar untuk mengembangkan perekonomian warga Sebulu.

Baca juga: Sempat Lepas Usai Ditabrak Mobil, Kini Portal Jembatan Achmad Amiens Samarinda Telah Dipasang

Selain itu, dengan keberadaan jembatan akan memudahkan transportasi warga menuju Sebulu. Sebab selama ini masyarakat setempat hanya menggunakan kapal kelotok.

"Anggarannya sementara kami menggunakan APBD, tapi akan kami coba usulkan melalui APBN," pungkas Linda. (*)