Pileg 2024
Survei Elektabilitas Parpol Pemilu 2024: Golkar, PKB dan NasDem Berebut 3 Besar, Cek Posisi PDIP
Berikut hasil survei elektabilitas parpol Pemilu 2024. Partai Golkar, PKB dan NasDem berebut 3 besar. Cek posisi PDIP.
Kemudian, di posisi kedua ada Partai Gerindra yang membuntuti PDI-P.
"PDI-P masih tertinggi di perolehan 23 persen, yang kedua Gerindra 18,1 persen, yang ketiga Golkar, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), Nasdem imbang, ini tidak bisa disebut nomor urut tiga, empat, lima," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda dalam jumpa pers virtual, Jumat (10/11/2023).
"Jadi yang berpotensi masuk tiga besar per hari ini data November adalah Golkar atau PKB atau Nasdem. Karena perolehannya sama-sama delapan persen. Selisihnya hanya nol koma," katanya lagi.
Selanjutnya, Hanta Yuda memaparkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapat elektabilitas 6,5 persen, Demokrat 5,1 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 4,8 persen.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ada di parlemen saat ini terancam tidak lolos ke DPR pada pemilihan umum (Pemilu) mendatang.
Sebagai informasi, ambang batas parliamentary threshold sebesar empat persen.
"PPP 3,2 persen, Perindo 2,1 persen, PSI 1,8 persen, Hanura 0,7 persen, Garuda 0,3 persen. Kalau kita perhatikan, yang berpotensi lolos di ambang batas parlemen empat persen itu ada delapan partai," ujar Hanta Yuda.
Berikut daftar elektabilitas partai versi Poltracking:
PDI-P: 23 persen Partai Gerindra: 18,1 persen Partai Golkar: 8,8 persen PKB: 8,4 persen Partai Nasdem: 8,3 persen PKS: 6,5 persen Partai Demokrat: 5,1 persen PAN: 4,8 persen PPP: 3,2 persen Perindo: 2,1 persen PSI: 1,8 persen Partai Hanura: 0,7 persen Partai Garuda: 0,3 persen Partai Ummat: 0,1 persen Partai Bulan Bintang: 0,1 persen PKN: 0,1 persen Partai Gelora: 0,1 persen Partai Buruh: 0,1 persen.
Baca juga: Survei Elektabilitas Parpol Pileg 2024: PDIP Masih Tertinggi, Gerindra dan Golkar Kejar-Kejaran
Litbang Kompas
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan jika tidak ada badai politik yang terjadi, kemungkinan posisi elektabilitasi partai politik tidak banyak berubah.
Dia mengatakan, meskipun hasil survei bersifat dinamis, tetapi ada wilayah yang dirasa sulit untuk berubah, termasuk angka dan posisi elektabilitas.
"Dalam arti tingkat elektabilitasnya sudah segitu, susunananya ya semacam itu. Jadi kalau tidak ada sebuah badai politik itu komposisi yang semacam ini tidak banyak berubah," ucap Toto dalam acara diskusi virtual, Selasa (23/5/2023).
Toto mencontohkan penurunan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang hanya turun sebesar 3 persen ketika diterpa isu penolakan Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20.
Begitu juga dengan partai lain seperti Gerindra yang naik 4 persen dalam hasil survei terbaru dan juga Nasdem yang sempat meningkat saat mendeklarasikan bakal calon presidennya.
"Jadi kita juga harus melihat bahwa Nasdem mengumumkan Anies dia lompat sekitar 4 persen, sekarang Gerindra lompat 4 persen," imbuh dia.
Toto menjelaskan, hasil survei Litbang Kompas kali ini bisa jadi berubah ketika dilakukan survei terbaru di masa depan.
Tetapi survei kali ini menggambarkan, ada posisi kuat yang didapatkan beberapa partai politik khususnya di papan atas.
"Jadi ada batas-batas kalau itu memang konferm, komposisinya, strong voter yang jadi basis dari penguasaan partai-partai ini," kata dia.
Sebagai informasi, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru yang dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023 dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Dalam hasil survei diperlihatkan PDI-P berada di posisi puncak eletoral dengan 23,3 persen, disusul Gerindra 18,6 persen, Demokrat 8,0 persen, Golkar 7,3 persen, PKB 5,5 persen, PKS 3,8 persen. Kemudian di papan bawah ada PAN 3,2 persen, Perindo 3,1 persen, PPP 2,9 persen.
Partai lainnya dari Hanura, PBB, PSI, Gelora, Buruh, Garuda, Ummat dan PKN masih berada di bawah 1 persen. SedangkaN 15,8 persen responden lainnya menjawab tidak tahu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.