Pileg 2024
Survei Elektabilitas Parpol Pemilu 2024: Golkar, PKB dan NasDem Berebut 3 Besar, Cek Posisi PDIP
Berikut hasil survei elektabilitas parpol Pemilu 2024. Partai Golkar, PKB dan NasDem berebut 3 besar. Cek posisi PDIP.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Pemilu Legislatif alias Pileg 2024 terkini.
Berikut hasil survei elektabilitas parpol Pemilu 2024.
Partai Golkar, PKB dan NasDem berebut 3 besar di berbagai hasil survei.
Cek posisi PDIP, apakah masih jadi partai pemuncak klasemen elektabilitas?
Baca juga: Pilpres 2024 Bakal 1 Putaran Saja? Cek 5 Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres Terbaru November
Baca juga: Gibran Tebar Narasi Menang 1 Putaran Pilpres, Cek Hasil Survei Elektabilitas Terbaru dari 5 Lembaga
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres, Terungkap Pasangan Terkuat dan Terlemah di Pilpres 2024
Saat ini PDIP masih mendominasi dengan elektoral tertinggi di berbagai lembaga survei.
Sementara di urutan kedua, Partai Gerindra dan Golkar saling kejar-kejaran elektabilitas, berikut rangkuman hasil lembaga survei:
Indikator Politik
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) paling tinggi dari simulasi 18 lambang dan nama partai yang diteliti.
Hal ini terungkap dalam temuan survei tatap muka nasional yang dilakukan pada 27 Oktober sampai dengan 1 November 2023 perihal pemilihan anggota DPR jika dilakukan hari ini.
“PDI-P paling banyak dipilih 24,1 persen,” ungkap Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis surveinya, Minggu (12/11/2023).
Di bawah PDI-P, ada Partai Gerindra dengan elektabilitas sebesar 14,4 persen.
Kemudian, Partai Golkar dengan angka 9,3 persen.
Selanjutnya, ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem yang bersaing ketat. PKB dengan 7,7 persen.
Sementara Nasdem dengan 7.
Berikutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memperoleh elektabilitas 6,2 persen.
Di bawahnya ada Partai Demokrat 5,2 persen. Lalu ada Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 4,3 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan angka 3 persen.
Di bawahnya, ada partai non-parlemen yakni Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di posisi ke-10 dengan angka 1,5 persen.
Ada delapan Partai Politik yang berada di bawah 1 persen. Mereka adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 0,9 persen.
Kemudian, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dengan angka 0,6 persen dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) dengan angka 0,2 persen.
Lalu, Partai Buruh dengan angka 0,2 Persen dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN) dengan 0,1 persen.
Berikutnya, Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0,1 persen dan Partai Ummat dengan 0 persen.
Burhanuddin menuturkan, belum ada perubahan signifikan terkait elektabilitas parpol dibanding survei yang digelar pada pertengahan Oktober lalu.
"Kecuali Partai Demokrat yang agak meningkat dari sebelumnya. Nasdem juga cenderung meningkat, terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan," jelas Burhanuddin dikutip dari siaran YouTube Indikator Politik Indonesia.
Dalam survei 16-20 Oktober lalu, elektabilitas Partai Demokrat 4,4 persen dan Partai Nasdem sebesar 6,8 persen.
Lebih lanjut Burhanuddin menuturkan, partai di bawah 4 persen dalam survei ini, belum tentu tak lolos perlemen.
Mengingat adanya margin of error dan adanya undecided voters sebanyak 14,9 persen.
Adapun survei ini dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden di 38 provinsi.
Margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: Dinas PU Kukar Segera Bangun Jalan Pendekat Jembatan Sebulu
SMRC
Survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini menunjukkan elektabilitas partai politik paling tinggi masih diduduki PDI Perjuangan (PDI-P).
Partai berlambang banteng moncong putih itu mendapatkan elektabilitas sebanyak 25,6 persen.
"Kemudian partai berikutnya ada Golkar 9,7 persen, Gerindra 9 persen, ada Demokrat 8,6 persen, PKB 5,6 persen," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam survei yang ditayangkan di Youtube SMRC TV, dikutip pada Kamis (24/11/2022).
Hasil itu didapat setelah SMRC bertanya kepada responden, jika pemilihan anggota DPR diadakan saat survei, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih.
Di urutan keenam, ada Partai Nasdem dengan elektabilitas 4,8 persen. Posisi ketujuh diduduki oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,1 persen.
Posisi kedelapan diisi oleh Partai Amanat Nasional (PAN) 3,2 persen. Urutan kesembilan ada Perindo 2,6 persen dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 2 persen elektabilitas di urutan selanjutnya.
"Yang lain-lain (partai lain) di bawah satu persen dan masih ada 21,3 persen responden atau masyarakat pemilih yang belum menentukan pilihan partai politik," tambahnya.
Deni mengatakan, melihat hasil survei terkini, PDI-P disebut mengalami kenaikan tren dukungan dibandingkan hasil Pemilu 2019.
Ia menerangkan, pada Pemilu 2019, PDI-P mendapat suara sebesar 19,3 persen.
"Jadi setelah pemilu, dukungan pada PDI Perjuangan selalu di atas 20 persen. Pernah 25,9 persen pada Maret 2020, lalu 27,4 persen di Oktober 2020, sempat turun ke 22,1 persen di September 2021," kata Deni.
Sebagai informasi, survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 5-13 November 2022.
Sebanyak 1.012 responden yang dianalisis dalam survei ini.
Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar lebih kurang 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Baca juga: Terbaru 5 Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres November 2023, Pilpres 2024 Bakal 1 Putaran?
Hasil Survei Poltracking
Hasil survei terbaru Poltracking memperlihatkan bahwa PDI-P tetap menjadi partai politik (parpol) yang memiliki elektabilitas tertinggi di antara partai lainnya.
Kemudian, di posisi kedua ada Partai Gerindra yang membuntuti PDI-P.
"PDI-P masih tertinggi di perolehan 23 persen, yang kedua Gerindra 18,1 persen, yang ketiga Golkar, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), Nasdem imbang, ini tidak bisa disebut nomor urut tiga, empat, lima," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda dalam jumpa pers virtual, Jumat (10/11/2023).
"Jadi yang berpotensi masuk tiga besar per hari ini data November adalah Golkar atau PKB atau Nasdem. Karena perolehannya sama-sama delapan persen. Selisihnya hanya nol koma," katanya lagi.
Selanjutnya, Hanta Yuda memaparkan bahwa Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapat elektabilitas 6,5 persen, Demokrat 5,1 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 4,8 persen.
Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ada di parlemen saat ini terancam tidak lolos ke DPR pada pemilihan umum (Pemilu) mendatang.
Sebagai informasi, ambang batas parliamentary threshold sebesar empat persen.
"PPP 3,2 persen, Perindo 2,1 persen, PSI 1,8 persen, Hanura 0,7 persen, Garuda 0,3 persen. Kalau kita perhatikan, yang berpotensi lolos di ambang batas parlemen empat persen itu ada delapan partai," ujar Hanta Yuda.
Berikut daftar elektabilitas partai versi Poltracking:
PDI-P: 23 persen Partai Gerindra: 18,1 persen Partai Golkar: 8,8 persen PKB: 8,4 persen Partai Nasdem: 8,3 persen PKS: 6,5 persen Partai Demokrat: 5,1 persen PAN: 4,8 persen PPP: 3,2 persen Perindo: 2,1 persen PSI: 1,8 persen Partai Hanura: 0,7 persen Partai Garuda: 0,3 persen Partai Ummat: 0,1 persen Partai Bulan Bintang: 0,1 persen PKN: 0,1 persen Partai Gelora: 0,1 persen Partai Buruh: 0,1 persen.
Baca juga: Survei Elektabilitas Parpol Pileg 2024: PDIP Masih Tertinggi, Gerindra dan Golkar Kejar-Kejaran
Litbang Kompas
Peneliti Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan jika tidak ada badai politik yang terjadi, kemungkinan posisi elektabilitasi partai politik tidak banyak berubah.
Dia mengatakan, meskipun hasil survei bersifat dinamis, tetapi ada wilayah yang dirasa sulit untuk berubah, termasuk angka dan posisi elektabilitas.
"Dalam arti tingkat elektabilitasnya sudah segitu, susunananya ya semacam itu. Jadi kalau tidak ada sebuah badai politik itu komposisi yang semacam ini tidak banyak berubah," ucap Toto dalam acara diskusi virtual, Selasa (23/5/2023).
Toto mencontohkan penurunan elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang hanya turun sebesar 3 persen ketika diterpa isu penolakan Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20.
Begitu juga dengan partai lain seperti Gerindra yang naik 4 persen dalam hasil survei terbaru dan juga Nasdem yang sempat meningkat saat mendeklarasikan bakal calon presidennya.
"Jadi kita juga harus melihat bahwa Nasdem mengumumkan Anies dia lompat sekitar 4 persen, sekarang Gerindra lompat 4 persen," imbuh dia.
Toto menjelaskan, hasil survei Litbang Kompas kali ini bisa jadi berubah ketika dilakukan survei terbaru di masa depan.
Tetapi survei kali ini menggambarkan, ada posisi kuat yang didapatkan beberapa partai politik khususnya di papan atas.
"Jadi ada batas-batas kalau itu memang konferm, komposisinya, strong voter yang jadi basis dari penguasaan partai-partai ini," kata dia.
Sebagai informasi, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru yang dilakukan pada 29 April-10 Mei 2023 dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Dalam hasil survei diperlihatkan PDI-P berada di posisi puncak eletoral dengan 23,3 persen, disusul Gerindra 18,6 persen, Demokrat 8,0 persen, Golkar 7,3 persen, PKB 5,5 persen, PKS 3,8 persen. Kemudian di papan bawah ada PAN 3,2 persen, Perindo 3,1 persen, PPP 2,9 persen.
Partai lainnya dari Hanura, PBB, PSI, Gelora, Buruh, Garuda, Ummat dan PKN masih berada di bawah 1 persen. SedangkaN 15,8 persen responden lainnya menjawab tidak tahu. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.