Berita Viral
Alasan Dinkes Depok Tak Bisa Ganti Stiker Wajah Walikota dari Wadah Makanan Pencegah Stunting
Alasan Dinkes Depok tak bisa ganti stiker wajah Walikota dari wadah makanan pencegah stunting
"Anggaran Rp 4,4 miliar maka harus punya impact terjadi peningkatan nutrisi warga. Itu kan bukan hal yang sedikit untuk mengurus sesembarangan ini. Ini kalau jadi konten TikTok sound-nya itu 'Apa boleh? Emang boleh'," celetuk dia.
Makanan harus seimbang Dokter spesialis gizi Johanes Chandrawinata menyatakan, kandungan pada menu makanan tambahan untuk mencegah stunting harus seimbang.
"Pemberian makanan itu harus seimbang. Ada karbohidrat, lemak dan protein. Stunting itu perlu makanan tinggi protein, tinggi kalori sehingga untuk anak-anak, yang tinggi kalori itu ya yang mudah mereka makan juga," kata dokter Johanes kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2023).
Baca juga: Gaji Petugas KPPS Pemilu 2024 Naik, Ini Rincian Honor dan Santunan Kecelakaan Kerja hingga Rp36 Juta
Johanes turut menyorot menu pencegah stunting dalam program PMT Kota Depok yang ramai disorot.
Kata dia, dibandingkan mengonsumsi makanan kukus, anak-anak cenderung menyukai olahan yang digoreng.
"Tahu dikukus, tahu mengandung protein tapi kalau dikukus kalorinya tidak sebanyak kalau tahunya digoreng. Kalau anak-anak kan kurang kalori dan protein," jelasnya.
Dinkes Depok akui ada kekeliruan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mengakui ada kekeliruan dalam menu pencegah stunting program PMT di Kecamatan Tapos.
"Di Kecamatan Tapos terjadi ketidaksesuaian menu dan ada arahan yang belum sesuai," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Mary Liziawati kepada wartawan di Depok, Rabu.
Menurut Mary, kekeliruan terjadi karena kader posyandu yang mendistribusikan makanan tambahan tidak tersosialisasi dengan baik.
"Memang harapannya kemaren sudah tersosialisasikan ke kader di bawah, tapi ada saja kader yang mungkin ketinggalan. Seperti di Tapos, belum terjadi koordinasi yang baik, lintas sektor di hari pertama," ujar Mary.
Padahal, kecamatan lainnya di Kota Depok menerapkan menu PMT sebagaimana dalam ketentuan dinkes, yakni berupa makanan kudapan untuk enam hari dan makanan lengkap pada hari ketujuh.
"Karena di kecamatan lain sih benar menunya, berjalan baik. Di kecamatan lain kan kudapan, eh di Tapos kok nasi, gitu ya," tutur Mary.
Baca juga: Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Terjawab Arah Dukungan Pemilih Anti-Jokowi di Pilpres 2024
Berkaca pada peristiwa ini, Mary mengeklaim telah mengevaluasi program PMT di Tapos pada Jumat (10/11/2023) sehingga menu PMT pada hari berikutnya telah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan Dinkes Depok.
"Jadi ini menjadi evaluasi kami. Kita dengan kejadian ini melakukan evaluasi secara intens.
Alhamdulillah di hari kedua Kecamatan Tapos sudah memperbaiki menu, menunya sudah berupa kudapan sesuai ketentuan," kata Mary. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "DPRD Minta Stiker Stoples Menu Stunting Diganti, Dinkes Depok Ogah Keluar Biaya Lagi",
Viral! Daftar 10 Petinggi BGN, Dikepalai Ahli Serangga dan Didominasi Purnawirawan TNI-Polri |
![]() |
---|
Viral Kendaraan Mati Pajak Tak Boleh Isi BBM, Benarkah? Ini Penjelasan Pertamina |
![]() |
---|
Viral! Momen Ahli Gizi Tan Shot Yen Kritik Keras Program MBG Ramai Pujian di Media Sosial |
![]() |
---|
Lirik Lagu Tepuk Sakinah dan Maknanya, Viral Yel-yel Calon Pengantin saat Bimbingan Pra Nikah |
![]() |
---|
Sosok Penggagas Terungkap! 3 Fakta Terkini Maba Unsri Dipaksa Saling Cium Kening Teman saat Ospek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.