Breaking News

Berita Internasional Terkini

Semua Panik saat Israel Perintahkan Evakuasi RS Al-Shifa Gaza dalam 1 Jam

Pasukan Israel memerintahkan evakuasi RS Al-Shifa dalam satu jam ke depan melalui pengeras suara pada Sabtu (18/11/2023)

Editor: Doan Pardede
(AFP/KHADER AL ZANOUN)
Orang-orang berdiri di luar bangsal darurat rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 10 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Pertempuran sengit terjadi di dekat rumah sakit Al-Shifa, dan Israel mengatakan bahwa mereka telah menewaskan puluhan militan dan menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi kunci bagi Hamas untuk bertempur. Israel melancarkan serangan ke Gaza setelah para pejuang Hamas menyerbu perbatasan yang sangat dimiliterisasi pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang. 

Mereka menganggap keputusan atau perintah ini adalah keputusan yang mustahil diambil karena RS tidak memiliki ambulans yang berfungsi untuk membawa pasien dalam jumlah besar ke selatan.

Baca juga: Fatwa MUI: Beli Produk yang Dukung Agresi Israel ke Palestina Hukumnya Haram

Sementara, dikatakan, Militer Israel tidak memberi mereka solusi lain, sarana transportasi apa pun, bahan bakar apa pun untuk ambulans atau mobil apa pun untuk memindahkan pasien, bayi prematur, keluarga pengungsi ke selatan seperti yang diperintahkan kepada mereka.

Seorang dokter di Rumah Sakit al-Shifa berkata kepada Al Jazeera, bahwa tidak mungkin bisa untuk mengevakuasi semua orang di rumah sakit dalam satu jam.

Sebab, RS tidak memiliki ambulans untuk memindahkan pasien dan bayi prematur ke selatan.

Situasi inilah yang disebut dokter itu sebagai "krisis", ketika Israel meminta mereka mengungsi dalam satu jam seperti dilansir Kompas.com

Diboikot karena Dituding Pro Israel, Coca Cola RI Sebut Pilihan Masing-masing Konsumen

Sejak konflik antara Hamas dan Israel meletus, muncul seruan untuk boikot beberapa produk yang dianggap mendukung Israel.

Aksi boikot ini menjadi perbincangan hangat di platform media sosial seperti X dan Instagram dalam beberapa hari terakhir.

Banyak pengguna media sosial menyalahkan perusahaan multinasional dari Amerika Serikat dan Eropa Barat, mengklaim bahwa mereka mendukung Israel dalam serangan mereka di Jalur Gaza, Palestina.

Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan dukungan terhadap serangan Israel ke Palestina baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertuang dalam Fatwa No.83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.

Banyaknya produk yang diboikot karena diduga dukung Israel di antaranya Coca Cola.

Coca Cola adalah perusahaan pembuat minuman bersoda asal Negeri Paman Sam.

Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Lucia Karina, menyebut aksi boikot adalah pilihan masing-masing konsumen di Indonesia.

Ilustrasi Coca Cola. Ini tanggapan Coca Cola RI atas seruan boikot usai dituding pro Israel.
Ilustrasi Coca Cola. Ini tanggapan Coca Cola RI atas seruan boikot usai dituding pro Israel. (canva.com)

"Makanya aku tidak mau berkomentar karena ini menyangkut hak asasi dari masing-masing juga," kata Lucia dikutip dari Antara, Selasa (14/11/2023).

Namun demikian, lanjut Lucia, meski Coca-Cola asalnya dari Amerika Serikat yang merupakan sekutu paling dekat Israel, nyaris semua bahan pembuatan hingga tenaga kerja yang terlibat di fasilitas produksi berasal dari Indonesia.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved