Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

10 Tahun Naik Turun Menara Listrik di Kaltim, Agus Riyanto Kenang Pernah Memanjat Tower Ambles

Agus Riyanto, seorang petugas pemeliharaan tower listrik di Kalimantan Timur, telah bekerja di bidang ini selama lebih dari 10 tahun.

Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Agus Riyanto, seorang petugas pemeliharaan tower listrik di Kalimantan Timur, memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan pernah memanjat tower setinggi 135 meter di Samarinda, menghadapi risiko seperti cuaca buruk, serangan burung, dan tawon. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Agus Riyanto, seorang petugas pemeliharaan tower listrik di Kalimantan Timur, telah bekerja di bidang ini selama lebih dari 10 tahun.

Dia merupakan bagian tim elit PLN UIP3B Kalimantan yang bertugas memastikan fungsi tower dalam keadaan baik.

Otomatis pekerjaannya selalu berkutat pada memanjat tower yang notabene memiliki beragam risiko, mulai dari terjatuh hingga tersengat listrik bertegangan tinggi.

Baca juga: Pembangunan Tower Listrik PLN Melak-MMB Mulai Dikerjakan Tahun Ini, Terkoneksi Lewat PLTD Sendawar

Terhitung sejak 2013, ia telah naik turun tower dengan berbagai varian tinggi. Baik yang puluhan hingga setinggi ratusan meter, bahkan di tengah cuaca buruk dan kondisi yang berbahaya.

"Paling tinggi pernah naik itu tower 135 meter di Samarinda," kenang Agus.

Agus mengaku bahwa ia awalnya juga takut saat pertama kali naik tower. Sebelum akhirnya, ia terbiasa dan bahkan mulai menikmati pekerjaannya tersebut.

"Awalnya memang takut, karena kan baru pertama kali. Tapi lama-lama terbiasa," kata Agus.

Namun begitu, bukan berarti Ia bisa mengenyahkan ketakutan itu. Baginya, setiap memanjat tower, rasa takut tetap ada.

20231121_Agus Riyanto, 10 tahun naik turun tower
Agus Riyanto, seorang petugas pemeliharaan tower listrik di Kalimantan Timur, memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman dan pernah memanjat tower setinggi 135 meter di Samarinda, menghadapi risiko seperti cuaca buruk, serangan burung, dan tawon.

Agus bertugas untuk memeriksa dan memelihara tower listrik di seluruh Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Berau.

Untuk pengecekan, dalam sehari, ia dan timnya bisa naik sampai dua atau tiga tower. "Tapi kalau pemeliharaan, maksimal cuma satu tower sehari," imbuh Agus.

Agus mengaku bahwa pekerjaannya cukup berisiko. Ia pernah beberapa kali menemui tantangan, seperti angin kencang dan hujan deras.

Termasuk juga di dalamnya mengalami serangan burung maupun tawon saat sedang berada di ketinggian tower.

Namun, ia selalu berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada pekerjaannya. "Kalau angin kencang, kita harus hati-hati. Kalau hujan deras, kita biasanya menunda pekerjaan sampai cuaca cerah," kata Agus.

Baca juga: Tower Listrik PLN Melak-MMB Segera Dibangun, Wabup Kubar Berharap Dikerjakan 2021

Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Agus adalah saat ia harus memperbaiki tower yang mengalami longsor.

Tower tersebut berada di Samboja, Kalimantan Timur, dan kondisinya sangat berbahaya. Konstruksinya relatif miring dan risikonya nyaris tak bisa ditebak.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved