Pria Tewas Diterkam Harimau

Inilah Besaran Gaji Suprianda, Pria yang Tewas Diterkam Harimau Milik Majikannya di Samarinda

Sejumlah hal baru seputar kasus seorang pria tewas diterkam harimau milik majikannya di Samarinda akhirnya terungkap.

Penulis: Rita Lavenia | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA dan HO/BKSDA Kaltim
Sejumlah hal baru seputar kasus seorang pria tewas diterkam harimau milik majikannya di Samarinda akhirnya terungkap. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah hal baru seputar kasus seorang pria tewas diterkam harimau milik majikannya di Samarinda akhirnya terungkap.

Sebelumnya, tewasnya Suprianda (27) akibat diterkam harimau milik majikannya pada Sabtu (18/11/2023) lalu menuai perhatian publik.

Netizen sempat dibuat geram dengan isu yang mengatakan bahwa korban tidak digaji.

Belakangan, istri almarhum Suprianda, Suwarni (26) menegaskan bahwa hal tersebut tidaklah benar.

Baca juga: Suwarni Punya Firasat, Sebelum Suprianda Diterkam Harimau di Rumah Majikan di Samarinda

Majikan suaminya bernama AS atau Andre cukup memperhatikan kesejahteraan mereka.

Diungkapkannya, untuk memberi makan anjing dan harimau milik sang majikan, suaminya mendapat gaji Rp 3 juta per bulan.

"Dan itu tidak pernah terlambat, paling selisih tanggal saja," ucapnya, Selasa (21/11/2023).

Selain itu, sang majikan juga mempekerjakan Suprianda di salah satu usaha tempat fitnes.

Di tempat kebugaran itu, almarhum sudah bekerja selama 6 tahun.

Suwarni mengungkapkan, awalnya sang suami hanya menjadi juru parkir.

Namun, karena dinilai rajin dan jujur, Suprianda akhirnya diangkat menjadi petugas kebersihan tempat fitnes.

"Itu kerjanya bersihkan tempat gym. Ya jam 5 sore baru kerja di sana, per bulan digaji Rp 1,5 juta," ungkapnya.

Sementara tugas memberi makan binatang peliharaan majikan dilakukan pada pukul 10.00 Wita setiap harinya.

Ia juga tidak mengetahui berapa uang yang dikeluarkan sang majikan untuk memberi makan hewan-hewan langka tersebut.

Namun yang pasti, harimau itu menghabiskan 2-3 ekor ayam setiap harinya. 

Suwarni (26) istri dari almarhum Supriandi (27) yang tewas diterkam harimau di rumah majikan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Suwarni akui punya firasat sebelum suaminya tewas diterkam harimau Sumatera, Selasa (21/11/2023).
Suwarni (26) istri dari almarhum Supriandi (27) yang tewas diterkam harimau di rumah majikan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Suwarni akui punya firasat sebelum suaminya tewas diterkam harimau Sumatera, Selasa (21/11/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA)

"Kalau anjingnya, bos Andre biasa memberi uang Rp 100 ribu kepada suami saya buat beli kepala ayam," rincinya.

Meski masih diselimuti duka mendalam atas kepergian mendadak sang suami, Suwarni mengatakan, kehidupannya harus terus berlanjut.

Ia mengatakan apa yang menimpa keluarganya dapat dipertanggungjawabkan oleh AS.

"Terlebih saya ingin anak-anak saya pendidikannya terjamin," pungkas Suwarni.

Ada Firasat Tidak Enak

Firasat Suwarni sudah tak enak kala suaminya tak kunjung keluar usai memberi makan harimau majikan, simak inilah kisah tragis pria diterkam harimau di Samarinda.

Korban, Suprianda diketahui menitip barang ini ke istri sebelum pergi.

Waktu menunjukkan pukul 10.00 Wita saat sebuah sepeda motor memasuki pagar baja berlapis kayu bertuliskan angka 99 di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Sabtu (18/11/2023).

Sepeda motor tersebut dikendarai oleh Suprianda (27) yang membonceng istrinya, Suwarni (27) beserta anak laki-laki mereka yang masih berumur 1 tahun.

Baca juga: Ucapan Terakhir Pria yang Tewas Diterkam Harimau di Samarinda pada Sang Istri, Ada Sikap tak Biasa

Sejauh 200 meter berkendara, mereka pun tiba di depan pagar baja lainnya.

Pagar tersebut merupakan akses menuju kandang harimau yang beberapa tahun belakangan dipelihara oleh seorang pengusaha kayu berinisial AS. 

Suprianda sendiri merupakan karyawan di tempat fitnes milik AS, yang mana juga diberi tugas tambahan untuk memberi makan binatang peliharaan sang majikan.

Pukul 10.30 Wita, Suprianda masuk ke dalam kandang harimau tersebut.

Biasanya pria asal Buton, Sulawesi Tenggara, itu akan mengajak istrinya masuk.

Jikapun tidak, ia akan melakukan panggilan video dengan sang istri ataupun keluarga saat akan memberi makan hewan buas itu.

Pada hari nahas itu, Suprianda pun meminta sang istri tetap di luar.

Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

"Karena kami mau ke acara nikahan keluarga," ungkap Suwarni saat dijumpai di rumah mertuanya di Jalan Batu Cermin, Samarinda, Selasa (21/11/2023).

Hingga waktu menunjukan pukul 11.30 Wita, sang suami tak kunjung keluar.

Ia mulai resah sebab tak bisa menghubungi Suprianda.

"Biasanya kami video call kalau di dalam kandang. Biar tahu apa yang terjadi selama di dalam. Tapi waktu itu HP saya dibawa masuk, katanya buat Wifi," ungkapnya lagi.

Suwarni lantas menuju rumah majikan suaminya, lantas ia meminta asisten rumah tangga (ART) yang ada untuk menghubungi AS.

"Jawab si Bos Andre (majikan suaminya) mungkin belum selesai di dalam sana," demikian kalimat singkat dari AS yang membuat Suwarni kembali sedikit tenang.

Baca juga: Fakta Baru Kasus Tewasnya Pria Diterkam Harimau di Samarinda, Kerabat Sebut Korban Tidak Digaji

Suwarni terus menunggu, namun hingga Pukul 13.30 Wita, sang suami masih tak kunjung keluar.

Ia kembali meminta tolong ART lainnya untuk menghubungi majikan suaminya.

"Jawabannya sama, mungkin belum selesai. Tapi firasat saya sudah lain, saya paksa bos lihat suami saya ke kandang (harimau)," lanjutnya.

Dilanda rasa khawatir, sambil menunggu AS tiba, Suwarni dengan menggendong buah hatinya melangkahkan kaki ke kandang berkelir abu-abu tersebut.

Langkahnya sempat terhenti saat sang buah hati tiba-tiba menunjuk ke lantai tiga kandang lalu melambai.

"Dia rewel, nunjuk lantai tiga itu sambil teriak bapak... bapaaak. Tapi saya lihat tidak ada siapa-siapa," sambungnya.

Teriakan dan tingkah anak keduanya itu membuat langkahnya goyah.

Ia semakin yakin telah terjadi hal buruk terhadap sang suami.

Ia pun semakin dekat dengan pintu utama kandang yang terbuat dari besi.

Ia melihat pintu itu renggang, terlihat seekor anjing bernama Aci yang sering menemani sang harimau berada di luar kandang.

"Biasanya anjingnya pasti di dalam kandang. Saya panggil suami saya tidak menyahut," ucapnya lagi.

Melihat kejanggalan yang tak biasa itu membuat emosi ibu hamil tersebut semakin tak terkontrol.

Dengan bergegas ia kembali meminta ART di rumah itu untuk menghubungi majikannya.

Tidak berselang lama, AS yang ia panggil Bos itupun tiba.

Ia  langsung memeriksa area kandang dan kembali dengan informasi bahwa sang suami telah tiada.

"Dia cuma minta selimut, tidak tahu buat apa. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menangis sejadi-jadinya. Pak Soan (ayah AS) mencoba menenangkan saya. Katanya sudah menghubungi polisi," bebernya.

Pasca kejadian itu, lanjutnya, seluruh orang yang berada di rumah tersebut menjadi cuek dan bersikap dingin terhadapnya.

Semua akses pintu keluar mendadak ditutup dan ia tak diperbolehkan meninggalkan kediaman AS.

"Saya mau hubungi keluarga saya tapi tidak diberi akses," sambungnya.

Saat rumah tersebut lenggang, ia akhirnya melarikan diri dengan menggendong sang buah hati.

Tak terhitung berapa kali ia terjatuh hingga berhasil keluar dari rumah berkelir cokelat cream tersebut.

"Saya ketemu sama teman kerja suami dan diantar ke rumah orangtua suami saya ini (kediaman mertua)," bebernya.

Setelah beberapa saat jasad sang suami baru dapat dievakuasi. 

Ia mengaku kaget sebab yang menyerang sang suami merupakan harimau besar.

Setahu mereka ada dua harimau di dalam kandang tersebut.

Satu harimau besar yang telah dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.

Satunya lagi masih anakan yang diberi nama Boy.

"Yang dirawat suami saya itu setau saya yang namanya Boy itu. Kalau yang besar diberi makan lewat luar (semacam laci dorong) sama suami saya," ungkapnya.

Jasad Suprianda kini telah dikebumikan di pemakaman muslim Solong Durian.

Ia teringat sebelum meninggal dunia sang suami sempat mencuci sepeda motor kesayangannya.

"Dia bilang itu motor kesayangan dia. Minta dirawat kalau ada apa-apa dan disimpan di dalam rumah," kenangnya.

Suwarni dan keluarga berharap kejadian nahas tersebut dapat dipertanggungjawabkan oleh AS.

"Saya berharap biaya pendidikan anak-anak saya bisa ditanggung juga," pungkasnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved