Konferensi COP28 di Dubai
Di Panggung COP28, Jokowi: Indonesia Butuh 1 Triliun Dolar AS untuk Capai Target Zero Emisi 2060
Presiden Jokowi menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia mengikuti pendekatan "Indonesia Way" menuju tahun 2030.
Penulis: Dwi Ardianto | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO, DUBAI - Presiden RI, Joko Widodo turut menghadiri pembukaan World Climate Action Summit (WCAS) pada COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab.
Presiden tiba di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), hari Kamis (30/11/2023) sore waktu setempat setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 10 jam dari Tanah Air.
Pada Jumat 1 Desember 2023, Presiden mengawali kegiatan di Dubai dengan menghadiri pembukaan World Climate Action Summit (WCAS) pada COP28.
Jokowi terlihat hadir di Al Wasl Dome, Expo City Dubai, lokasi penyelenggaraan World Climate Action Summit (WCAS) COP28 pukul sebelas siang waktu setempat.
Kehadirannya disambut oleh Presiden PEA Mohammed bin Zayed dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Dalam pidato pembukaan COP 28 UNFCCC, Jokowi menjelaskan komitmen Indonesia dalam membangun ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan, dengan fokus pada ketahanan, kemakmuran, keberlanjutan, dan inklusi.
Baca juga: Buka Paviliun Indonesia di Konferensi COP28 UNFCCC, Menteri Siti Beber Pengurangan Laju Deforestasi
Baca juga: Bicara Transformasi Energi di Dubai, Menteri LHK Contohkan Hydro Power Green Industry di Kaltara
Beliau menegaskan tekad Indonesia untuk bekerja keras mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih awal, sambil mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan sosial.
Presiden Jokowi menyadari bahwa banyak negara berkembang memiliki posisi serupa dengan Indonesia.
Namun, ia menegaskan bahwa agenda ini memerlukan kerjasama kolaboratif dan inklusif untuk mewujudkan aksi nyata di COP 28.
Dengan segala keterbatasan, Indonesia berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 42 persen antara tahun 2020 hingga 2022 dibandingkan dengan perencanaan BAU tahun 2015.
Presiden Jokowi juga menggarisbawahi upaya keras dalam memperbaiki pengelolaan Forest and Other Land Use (FOLU) serta mempercepat transisi energi ke sumber energi baru terbarukan.
Dalam konteks pengelolaan FOLU, Indonesia terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan.
Keberhasilan menurunkan deforestasi ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir mencerminkan komitmen nyata, didukung dengan pembangunan persemaian besar dengan kapasitas mencapai 75 juta bibit per tahun.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa transisi energi di Indonesia mengikuti pendekatan "Indonesia Way" menuju tahun 2030.
Upaya ini melibatkan percepatan pengembangan energi terbarukan dan penurunan penggunaan batu bara.
Pencapaian terbaru termasuk peresmian Cirata floating solar power plant terbesar di Asia Tenggara, dengan hasil 192 megawatt dari kerjasama dengan Uni Emirat Arab.
Namun, Presiden juga mengakui bahwa upaya ini memerlukan pembiayaan besar.
Indonesia membutuhkan investasi lebih dari 1 triliun dolar AS untuk mencapai target net zero emission 2060.
Oleh karena itu, Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantropi, dan negara-negara sahabat.
Presiden menyebutkan bahwa Indonesia telah merancang platform pembiayaan inovatif, termasuk bursa karbon, mekanisme transisi energi, sukuk dan obligasi hijau, serta pengelolaan dana lingkungan hidup dari Result Based Payment.
Namun, ia menekankan perlunya peningkatan kapasitas pendanaan transisi energi dengan bunga rendah dari bank-bank pembangunan dunia.
"Target Paris Agreement dan Net Zero Emission hanya bisa dicapai jika kita menyelesaikan masalah pendanaan transisi energi," ucapnya, sambil menutup pidato dengan gong pada pukul 04.05. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.