Berita Nasional Terkini

Eks Tukang Pijat Pelita Jaya Kenang Kebaikan Bima Sakti, Ajak ke Mal Hingga Temani Pacaran

Rohimin, tukang pijat pemain klub sepakbola Pelita Jaya ternyata punya kenangan manis pelatih Tim U-17 Indonesia, Bima Sakti

Editor: Doan Pardede
TRIBUN NETWORK/DOMU D AMBARITA
Rohimin menemani Asmani yang dirawat di RS Hermina, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (4/12/2023). 

Hal lain yang menggembirakan. Ketika Bima Sakti dan kawan-kawan menang bertanding membela Pelita Jaya, maka tukang pijat pun kebagian rezeki. Para pemain urunan kumpulkan uang, lalu diberikan kepada Rohimin. “Saya pernah dapat Rp 100 ribu. Jasa-jasanya mereka, tidak lupa saya. Tidak malu pada saya.’

Ayah dua anak ini pun masih ingat memelihara burung Beo yang dibawa Bima Sakti dari Kalimantan.

Bima memang kelahiran Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Burung beonya sering cakap kotor. Sebut ‘barang’ lelaki.”

Rohimin mengaku mengikuti kiprah Bima Sakti yang kini melatih Timnas U-17.

“Saya sering mendengar di YouTube.” katanya.

Ia bercerita, Pelita Jaya memiliki tim kesehatan. Tiga orang tukang pijit (masseur), dan seorang dokter.

Rohomin memikili keterampilan pijak refleksi, pijat shiatsu (metode penyembuhan Jepang kuno sering digambarkan sebagai bentuk akupresur), kemudian sport massage (pijat lelah, capai), dan saraf terjepit.

Rohimin menerima panggilan ke rumah pasien, atau pasien berkunjung ke tempat praktiknya.

Menurut catatan Wartakotalive.com, Tribun Network, pasien yang ingin kenyamanan dan kelaluasaan, direkomendasikan memanggil Rohimin ke rumah.

Rohimin berpraktik di rumah kontrakan semput. Lebar rumah, kurang lebih 3 meter, panjang sekitar 5 meter.

Di ruang tamu lah ia menyediakan tempat tidur ukuran sedang, untuk menerima pasien.

Kesulitan Biayai Pendidikan Dua Anak

Seorang ibu usia paruh baya turun dari boncengan sepeda motor, di depan gerbang rumah.

Melangkahkan kaki secara perlahan, tangannya meraba-raba pagar dan benda di sekitarnya, di teras rumah.

Ia mengarah ke mesin cuci yang terletak di teras, atap asbes. Tali-temali bergantungan.

"Adik (Selfie, putri bungsu) apakah menjemur cucian ya, kak?" tanya Asmani, kepada Dika, putra sulungnya.

Andika baru saja menjemput ibunya menjalankan jasa pijat sehat panggilan yang membutuhkan.

Asmani sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang pijat.

Setelah Asmani dan Dika, masuk ke rumah, Rohimin, keluar ke teras.

Ia mengenakan kacamata hitam. Tangannya meraba-raba dinding, aambil berjalan ke arah teras.

Pasangan suami istri Rihimin dan Asmani, sama-sama berpfrofesi sebagai massaeurs (tukang pijat) berlatar belakang difabilitas.

Mereka berdua sama-sama tunanetra.

Saat berita ini ditulis, Senin (4/12/2023) sore, Asmani, istri Rohimin, tengah menjalani perawatan di RS Hermina Depok.

“Istri sakit, muntah-muntah dan lemas. Sudah dua hari dirawat di RS Hermina,” ujar Rohimin.

Ia juga menceritakan kondisi perekonomian. Hidup menjadi tukang pijat keliling, sambil menjual kerupuk, merupakan beban tersendiri baginya. Sebab anak kuliah dan sekolah.

“Dua tahun lalu, ada seorang yangs angat baik, mendorong anak saya kuliah. Setelah kuliah, dia membantu. Tetapi setahun ini dia menghilang. Putus kontak. Nomor saya juga diblokir. Saya tidak tahu sebab,” ujar Rohimin.

Sebagai info, biaya uang kuliah, sudah mendapat keringan dari kampus beruap beasiswa.

Untuk biaya pendidikan dan hidup sehari-hari untuk kedua anaknya, Dika dan Selfie, Rohimin membutuhkan dana sekitar Rp 60 ribu.

“Terbilang kecil mungkin uang senilai enam puluh ribu, tapi bagi kami, pasangan suami istri tunanetra, yang kerja tidak menentu, itu sulit,” kata Rohimin sambil berharap uluran tangan dermawan. (Domu D Ambarita)

Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H

Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved