Berita Viral

30 Pengungsi Rohingya Kabur dari Kamp Blang Mangat dalam 2 Minggu, Ada yang Menuju Sumatera Utara

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto mengatakan dalam dua minggu terakhir sudah 30 pengungsi Rohingya yang sudah meninggalkan kamp pengungsian.

Editor: Heriani AM
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
PENGUNGSI ROHINGYA - Boat diduga berisi warga etnis Rohingya di kawasan Pantai Kuala Pawon, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Kamis (16/11/2023) pagi. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto mengatakan dalam dua minggu terakhir sudah 30 pengungsi Rohingya yang sudah meninggalkan kamp pengungsian di Blang Mangat.  

TRIBUNKALTIM.CO - Pengungsi Rohingya saat ini tengah ramai diulas usai terus berdatangan ke wilayah Aceh.

Pengungsi Rohingya yang ditempatkan di kamp-kamp wilayah timur Bangladesh memutuskan meninggalkan daerah tersebut dan menuju Aceh, Indonesia.

Terbaru, polisi menggagalkan enam pengungsi Rohingya yang mencoba kabur dari tempat penampungan eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Kecamatan Blang Mangat, Jumat (8/12/2023) sekira pukul 01.00 WIB dini hari. 

Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto mengatakan dalam dua minggu terakhir sudah 30 pengungsi Rohingya yang sudah meninggalkan kamp pengungsian di Blang Mangat. 

Baca juga: Pulau Galang dan Sejarahnya, Diusulkan Maruf Amin untuk Menampung Pengungsi Rohingya

Baca juga: Jebol Dinding Kamar, 16 Pengungsi Rohingya di Aceh Kabur dari Gedung Penampungan di Lhokseumawe

Baca juga: 4 Fakta Pengungsi Rohingya: Larikan Diri dari Bangladesh Menuju Aceh, Dijatah Rp 124 Ribu per Orang

Dari dasar itu, polisi membentuk tim melakukan langkah-langkah penyelidikan selama lima hari. 

"Hasilnya, pada Jumat dini hari tim yang kita bentuk berhasil menggagalkan enam pengungsi Rohingya yang mencoba dan telah meninggalkan tempat penampungan.

Pada pukul 23.00, keenam warga Rohingya ini berhasil meninggalkan kamp dengan cara melompat pagar di belakang kantor imigrasi serta mengendap di areal persawahan," ujarnya.

Kapolres, menyebutkan selain menangkap keenam pengungsi Rohingya itu, Tim Satgas Polres Lhokseumawe juga mengamankan tiga tersangka, yakni RM (50), HU (41) dan DA (25), ketiganya warga Kota Lhokseumawe.

Kepada polisi, ketiga tersangka ini mengaku ditelpon oleh seseorang berinisial KH (DPO) untuk menjemput warga asing dimaksud. 

"Setelah menjemput, keenam warga Rohingya ini dibawa ke belakang GOR Unimal Desa Uteunkot untuk ditransitkan dan pada pukul 02.00 akan diberangkatkan ke Sumatera Utara dengan Bus PMTOH," pungkasnya.

Adapun barang bukti yang diamankan dalam kasus ini, kata AKBP Henki Ismanto, yaitu satu unit mobil Xenia, tiga unit Ponsel, dua KTP dan uang Rp1,8 juta sebagai modal awal untuk mengangkut warga Rohingya dari Lhokseumawe menuju ke Sumatera Utara.

"Para tersangka akan dijerat pasal 120 ayat (1) dan ayat (2) Undang - Undang RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan ancaman paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun penjara, denda paling sedikit Rp 120 juta dan maksimal Rp600 juta," jelas AKBP Henki Ismanto.

Petugas mengecek jumlah Rohingya yang menempati eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, dari 229 Rohingnya itu kini tersisa 206 orang, 23 lainnya melarikan diri, Selasa (13/12/2022)
PENGUNGSI ROHINGYA - Petugas mengecek jumlah Rohingya yang menempati eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, dari 229 Rohingnya itu kini tersisa 206 orang, 23 lainnya melarikan diri, Selasa (13/12/2022) (Dokumen Petugas)

Pecahkan rekor

Jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kamp pengungsi di Bangladesh tercatat memecahkan rekor pada tahun ini.

Menurut data Badan urusan Pengungsi PBB (UNHCR) tercatat pengungsi Rohingya yang melarikan diri melintasi Laut Andaman dengan perahu sebanyak 3.722 orang hingga November 2023.

Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2022 lalu.

UNHCR menghitung ada 3.705 orang Rohingya yang melakukan perjalanan laut sepanjang tahun 2022, yang merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2015.

Hampir 1 juta etnis Rohingya, minoritas Muslim dari Myanmar, kini tinggal di kamp-kamp pengungsi yang luas di Bangladesh timur. 

Sebagian besar dari mereka lari dari Myanmar pada tahun 2017 karena terjadi, apa yang disebut PBB sebagai, genosida oleh militer Myanmar.

Mereka yang melarikan diri dari kamp dengan perahu mencoba menyeberangi Laut Andaman menuju Malaysia atau Indonesia, kedua negara itu merupakan negara mayoritas Muslim. 

Beberapa ratus orang tewas saat mencoba berlayar dengan kapal yang penuh sesak dan tidak layak. 

Baca juga: Ramai Ditolak Warga Aceh, Orang Rohingya Asalnya dari Mana? Alasan Penolakan dan Pernyataan Kemenlu

Dipindahkan ke halaman warta kota

139 pengungsi Rohingya yang terdampar di Pantai Gampong Keuramat Kecamatan Sukajaya Kota Sabang pada Sabtu (2/12/2023) dini hari dipindahkan warga.

Warga memindahkan pengungsi Rohingya tersebut halaman Wali Kota Sabang.

Pengungsi tersebut sebelumnya ditempatkan di lahan kosong milik BPKS yang berada di Gampong Balohan.

"Sekitar pukul 12.00 WIB siang ini mereka tiba di depan kantor Wali Kota Sabang, di bawak menggunakan 4 mobil dari gampong Balohan. Setelah kemarin malam mereka istirahat di lahan yang sudah di sediahkan oleh pemerintah di gampong tersebut," ujar Rahmat, warga setempat.

Hingga saat ini, belum ada keputusan dari pemerintah daerah terkait untuk rencana pemindahan.

Masih berdatangan di Bulan Desember

Komisariat Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR) memperingatkan lebih banyak lagi pengungsi Rohingya yang mendarat pada bulan Desember ini.

Hal itu diungkapkan oleh juru bicara UNHCR, Babar Baloch dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Voice of America (VOA).

Ia mengatakan, Desember menjadi musim berlayar tahunan, sehingga perairan di Laut Andaman relatif tenang.

Hal inilah yang kemungkinan akan dilakukan oleh pengungsi Rohingya di Bangladesh melakukan pelayaran ke Indonesia atau Malaysia.

Dikatakannya, jumlah pengungsi Rohingya yang tiba tahun ini bisa, atau kemungkinan besar, akan terus meningkat.

“Kami tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada bulan Desember, tapi jika kita melihat tahun lalu, 2022, tiga bulan terakhir adalah tersibuk,” kata Babar Baloch.

Laporan VOA menyebutkan bahwa, para pengungsi yang terdampar di Aceh baru-baru ini umumnya mereka yang kabur dari kamp pengungsi di Bangladesh.

Jumlah pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Bangladesh pada tahun ini jumlahnya tertinggi dan telah melampau dari jumlah tahun 2022.

UNHCR dalam sebuah pernyataannya mengatakan bahwa kapal Rohingya yang baru terdampar di Kota Sabang, Aceh pada Sabtu (5/12/2023) dini hari membawa sekitar 150 orang Rohingya.

“Hal ini menjadikan jumlah total warga Rohingya yang melarikan diri melintasi Laut Andaman dengan perahu menjadi 3.722 orang sepanjang tahun ini, menurut UNHCR,” laporan VOA, dikutip Serambinews.com, Selasa (5/12/2023).

Dalam pernyataannya, UNHCR mengatakan pihaknya juga menerima beberapa laporan mengenai dua kapal lagi yang masih dalam pelayaran, dengan total penumpang sekitar 400 orang.

Mereka masih terkatung-katung di Laut Andaman dengan kondisi kapala mengalami kerusakan mesin.

“UNHCR menghitung ada 3.705 orang Rohingya yang melakukan perjalanan laut sepanjang tahun 2022, yang merupakan jumlah terbanyak sejak tahun 2015,” laporan media itu.

Ikuti saluran Tribun Kaltim di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaAdSxwHVvTbruIloW3H

Ikuti kami di Google Berita untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dalam 2 Minggu Terakhir, 30 Pengungsi Rohingya Melarikan Diri dari Kamp Pengungsian Blang Mangat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved