Breaking News

Hari Ibu 2023

Sejarah Hari Ibu Nasional 22 Desember, Bermula dari Kongres Perempuan, Beda dengan Mother's Day

Sejarah Hari Ibu Nasional 22 Desember. Bermula dari Kongres Perempuan. Ini bedanya dengan Mother's Day.

Editor: Amalia Husnul A
Freepik
Ilustrasi. Sejarah Hari Ibu Nasional 22 Desember. Bermula dari Kongres Perempuan. Ini bedanya dengan Mother's Day. 

TRIBUNKALTIM.CO - Simak sejarah Hari Ibu nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.

Untuk diketahui Hari Ibu nasional 22 Desember berbeda dengan Mother's Day yang secara internasional dirayakan setiap 12 Mei.

Bukan hanya waktu perayaannya saja yang berbeda, namun Hari Ibu berbeda makna juga Mother's Day.

Untuk diketahui, Hari Ibu merupakan bentuk penghargaan atas peran perempuan Indonesia yang berjuang untuk mengubah nasib perempuan di tanah air. 

Baca juga: Ucapan Selamat Hari Ibu, Kata-kata Manis Puitis, Inspirasi Ucapan dari Anak Perempuan dan Laki-laki

Baca juga: 80 Ucapan Hari Ibu 2023 yang Singkat tapi Penuh Makna, Cocok jadi Caption Medsos

Baca juga: 25 Poster Hari Ibu 2023 Terbaru Desain Keren untuk Gambar Kartu Ucapan 22 Desember

Dalam laman kemenpppa.go.id, disebutkan makna dari Hari Ibu yang dirayakan secara nasional berbeda dengan Mother's Day yang dirayakan secara Internasional.

Jadi Hari Ibu bukan sekadar Mother's Day

Beda Hari Ibu dan Mother's Day

- Awal Mula atau sejarahnya

Lahirnya Hari Ibu dimulai dari sejarah Kongres Perempuan.

Selanjutnya, peresmian peringatan Hari Ibu pada 22 Desember baru dilakukan setelah terbitnya Dekrit Presiden Nomor 316 tahun 1959. 

Berbeda dengan Hari Ibu yang dirayakan sebagai penghargaan kepada peran perempuan, Mother's Day berbeda maknanya. 

Dilansir dari Britannica.com, ide Mother's Day dimulai dari seorang perempuan bernama Anna Jarvis dari Filadelfia untuk mempromosikan persahabatan dan kesehatan. 

Dikutip TribunKaltim.co dari bobo.grid.id, peringatan tersebut diadakan dengan upacara peringatan di gereja Grafton, Virginia Barat, untuk mengenang Ibunya. 

- Tempat peringatan

Seperti bahasa yang digunakan, Hari Ibu diperingati dan berasal dari negara Indonesia. 

Orang Indonesia memperingati Hari Ibu tidak hanya untuk menghargai jasa Ibu, namun juga seluruh perempuan yang berperan di Indonesia.

Sedangkan Mother's Day yang lahir dari Amerika, hanya diperingati oleh masyarakat Amerika Serikat.

- Hari Libur Nasional

Di Indonesia, Hari Ibu 22 Desember bukan merupakan hari libur nasional.

Oleh sebab itu, semua orang tetap sekolah atau bekerja di Hari Ibu, begitu juga dengan para Ibu di Indonesia.

Ini sudah tercantum pada Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. 

Namun, di Amerika Serikat, Mother's Day dijadikan sebagai hari libur nasional yang berlaku untuk seluruh rakyat Amerika Serikat.

Keputusan Mother's Day sebagai hari libur nasional telah diresmikan oleh Presiden AS kala itu, Woodrow Wilson. 

- Makna yang Berbeda

Adanya Hari Ibu Nasional ini diharapkan dapat menghargai perjuangan dan hak perempuan Indonesia untuk memajukan bangsa.

Ada banyak pahlawan perempuan yang telah berjuang memajukan dan mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. 

Lengkap Sejarah Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu hadir melalui keputusan Kongres Perempoean Indonesia III di Bandung pada 22 Desember 1938.

Sehingga, peringatan Hari Ibu setiap tahun diharapkan menjadi momentum untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. 

Baca juga: 15 Rekomendasi Kado untuk Hari Ibu 2023 yang Bermanfaat dan Berkesan Simbol Tanda Kasih Sayang

“Peringatan Hari Ibu lebih dari sekedar Mother’s Day."

"PHI adalah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan dalam berbagai sektor pembangunan untuk Indonesia maju yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia," terang Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Giwo Rubianto pada sebuah kesempatan.

Dikutip TribunKaltim.co dari TribunJakarta.com di artikel berjudul Perjalanan Kongres Perempuan serta Awal Mula Terbentuknya Hari Ibu, Diperingati Setiap 22 Desember, momentum Peringatan Hari Ibu bertujuan meningkatkan kualitas hidup dalam pemenuhan hak perempuan dan anak.

Sejalan dengan Giwo, pegiat literasi Indonesia, Maman Suherman, mengatakan peran perempuan sangat penting.

Sehingga perilaku objektif terhadap perempuan harus dihilangkan.

Perempuan juga merupakan subjek pembuat keputusan dalam proses pembangunan bangsa, bukan properti dalam kehidupan.

Maman menegaskan, berbagai persoalan terkait perempuan bukan hanya menjadi masalah perempuan saja, tapi ini masalah kemanusiaan.

"Jadikan perempuan sebagai mitra yang setara dengan laki laki," katanya.

Keterangan dari kedua tokoh di atas tak lepas dari sejarah perjuangan kaum perempuan dalam mencari keadilan dan hak perempuan di Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak sejarah Hari Ibu berikut ini.

Dikutip dari bkdaceh.kemenag.go.id, rapat organisasi perempuan di Sumatera dan Jawa dilakukan di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.

Mereka mengemukakan berbagai gagasan dan pemikiran dalam Kongres Perempuan 1 pada tanggal 22 Desember 1928.

Kongres Perempuan Indonesia I

Dalam Kongres Perempuan Indonesia pertama ini, berhasil mengumpulkan perempuan-perempuan pejuang yang datang dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Acara tersebut berhasil mengumpulkan perempuan-perempuan pejuang yang datang dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra.

Selama tiga hari, dari 22-25 Desember 1928, mereka membahas isu-isu penting tentang perempuan dan sosial.

Baca juga: 15 Contoh Surat untuk Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati dan Haru

Isu yang dibahas antara lain, pendidikan bagi anak perempuan, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan, dan perceraian secara sewenang-wenang. 

Dalam kongres tersebut, mereka juga membahas tentang perbaikan nasib kaum perempuan dan perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita.

Kaum perempuan juga sepakat untuk membentuk organisasi yang bernama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) untuk memperjuangkan cita-cita mereka.

Kemudian di tahun 1929 organisasi itu berubah nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).

Kongres Perempuan Indonesia II

Setelah Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII) terbentuk, mereka melanjutkan Kongres Perempuan Indonesia II yang digelar di Jakarta pada 1935.

Kongres tersebut berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia.

Hasil lain dari kongres kedua adalah menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa.

Mereka berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih meningkatkan rasa nasionalisme.

Kongres Perempuan Indonesia III

Kongres Perempuan Indonesia III dilaksanakan di Bandung pada 1938, yang menyatakan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Permintaan tersebut ditetapkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959.

Kemudian, Badan Kongres Perempuan Indonesia berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Hari Ibu Nasional Diperingati setiap Tahun

Peringatan Hari Ibu tidak hanya ditujukan kepada ibu dan kaum perempuan saja.

Menteri Negara Urusan Peranan Wanita pada 1986, L Sutanto, mengharapkan Hari Ibu dapat diperingati oleh seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda.

Peringatan tersebut bertujuan untuk menghayati arti kebangkitan dari peran wanita.

Sehingga, nilai luhur yang terkandung dalam sejarah kebangkitan wanita dapat diwariskan kepada seluruh rakyat Indonesia.

Baca juga: Lirik Lagu Hymne dan Mars Hari Ibu, Cocok Dinyanyikan Tanggal 22 Desember

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved