Natal dan Tahun baru
Harga Bahan Pokok Fluktuatif Jelang Nataru, Cabai di Pedalaman Kutim Tembus Rp 150 Ribu Per Kg
Harga bahan pokok fluktuatif jelang Nataru, harga cabai di pedalaman Kutai Timur mencapai Rp 150 ribu per kilogram.
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga sejumlah bahan pokok di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mengalami fluktuasi.
Berdasarkan pantauan TribunKaltim.co di Pasar Sangatta Selatan pada Minggu (17/12/2023) hari ini, harga cabai merah lokal mengalami penurunan dari Rp 120 per kilogram menjadi Rp 95 ribu per kilogram.
"Harga cabai sudah mengalami penurunan, Mas. Cuma untuk bawang merah dan bawang putih masih terus naik dan pasokan sulit," kata pemilik lapak Bandi Sayur Sangatta, Bandi.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2024, PLN ULP Pastikan Pasokan Listrik Aman di Kutim
Sementara di Desa Long Lees, Busang atau wilayah pedalaman Kutai Timur sekitar tujuh jam perjalanan darat dari Sangatta, cabai masih dibanderol dengan harga Rp 150 ribu per kilogram.
Hal itu dibenarkan salah seorang warga bernama Madi.
Ia menyebut bahwa sudah sepekan harga tidak turun meski pasokan dari Samarinda lancar.
Menurutnya, seblumnya harga cabai di Kecamatan Busang tinggi karena suplai dari Samarinda mengalami gangguan akibat banjir.
“Harga cabai masih mahal, nggak masuk akal. Sudah sepekan masih saja Rp 150 ribu, padahal tidak ada banjir,” ujar Madi, warga pendatang yang sudah 4 tahun tinggal di Long Lees saat dihubungi.
Baca juga: SDN 003 Sangatta Utara Kutim Gelar Workshop Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran
Dikonfirmasi terpisah, Staf Disperindag Pemkab Kutai Timur, Yusuf membenarkan harga bahan pokok mengalami fluktuasi.
Informasi yang diperoleh Disperindag, harga cabai di pasar yang ada di Kutai Timur adalah Rp 120 ribu untuk lokal dan Rp 110 ribu dari luar kota.
“Kenaikannya sudah berlangsung dari beberapa hari lalu. Hanya persentase kenaikan belum tahu, karena dari kenaikan harga mulai dari Rp 70 ribu. Itu pun kenaikannya bertahap tidak langsung tinggi,” pungkasnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.