Breaking News

Berita Kutim Terkini

Bupati Kutim Tambah 2 Ribu Hektar Sawah untuk Ketahanan Pangan

Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman mencanangkan akan menambah lahan persawahan sebanyak 2 ribu hektare

Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS
Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman.TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS 

TRIBUNKALTIM.CO,SANGATTA - Dalam rangka mendukung kemandirian ketahanan pangan, Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman mencanangkan akan menambah lahan persawahan sebanyak 2 ribu hektare.

Ketahanan pangan masih menjadi perhatian pemerintah daerah dan pusat bahkan di tingkat dunia tidak jarang negara yang berhenti mengekspor bahan-bahan pangan hasil pertanian.

Oleh sebab itu, Ardiansyah mengambil jalan alternatif untuk memenuhi ketahanan pangan masyarakat Kutai Timur dengan menambah jumlah lahan persawahan.

"Sekarang Kutim memprogramkan tambahan 2 ribu hektare sawah, mudah-mudahan nanti di tahun 2024 atau 2025 itu sudah teratasi," ungkap orang nokor satu di Kutim itu, Senin (18/12/2023).

Haal itu disebabkan, hingga saat ini Kabupaten Kutai Timur yang memiliki 18 kecamatan dan 139 desa serta 11 desa persiapan itu hanya memiliki lahan pertanian yang produktif dan fungsional seluas 2 ribuan hektare.

Padahal, Kutai Timur memiliki target bisa mempunyai lahan persawahan yang produktif seluas 5 ribu hektare, walaupun itu masih kecil.

Alasannya target penambahan lahan sawah sebanyak 2 ribu lantaran ia melihat masih ada lahan yang masih tidur alias belim ada tanaman sehingga berpotensi menjadi lahan persawahan.

Baca juga: Dilepas Bupati Ardiansyah Sulaiman, 23 Wartawan Kutai Timur Siap Berkompetisi di Porwada Kaltim

Baca juga: Ardiansyah Sulaiman Evaluasi Capaian Program FCPF Carbon Fund Kutai Timur

"Itu ada lahan yang masih tidur, tidak tertanami sawit dan kegiatan apapun yang tersebar di beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Kaliorang, Kaubun dan Bengalon kalau tidak salah," urainya.

Untuk itulah, ia meminta kepada masyarakat yang memiliki lahan sawah yang belum beralih fungsi agar dimanfaatkaan untuk pertanian.

"Karena kita sedang bersiap-siap diri untuk ketahanan pangan bangsa Indonesia karena saat ini sudah ada 20 negara, yang tidak mengirim produk pertaniannya termasuk Vietnam dan Thailand, padahal kita mengimpor beras dari Vietnam," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved