Berita Mahulu Terkini

Suka Duka Dokter Erik Mengabdi di Daerah Terpencil, Speedboat Karam saat Hendak Berikan Pelayanan

Suka duka Dokter Erik mengabdi di daerah terpencil, speedboat karam saat hendak berikan pelayanan.

|
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Diah Anggraeni
IST
Kepala Rumah Sakit Gerbang Sehat Mahulu, Ignatius Erik Dwi Wahyudi, menceritakan suka dan dukanya mengabdikan diri kepada masyarakat di daerah terpencil. 

TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Menjadi dokter adalah sebuah panggilan jiwa.

Profesi dokter mengharuskan mereka untuk mengabdikan diri dalam merawat kemanusiaan.

Selain itu, para dokter juga memberikan kontribusi penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Hal itu pula yang dirasakan Kepala Rumah Sakit (RS) Gerbang Sehat Mahulu (GSM), Ignatius Erik Dwi Wahyudi.

Baca juga: Jaga Keselamatan Penumpang Angkutan Sungai, Dishub Mahulu Lakukan Pembinaan

Sebelum menjabat sebagai Kepala RS GSM, Ignatius Erik Dwi Wahyudi pernah mengikuti program Puskesmas Apung.

Diakuinya, tidaklah mudah menjalani profesi dokter di daerah terpencil dengan segala keterbatasan yang ada.

Menjalani profesi dokter di tengah kurangnya sumber daya manusia (SDM) membuat Ignatius Erik Dwi Wahyudi harus siap diutus ke manapun melayani masyarakat.

Bersama perawat dan tim medis lainnya, ia kerap melakukan pelayanan di perahu apung yang berfungsi sebagai puskemas ke perkampungan terpencil di kabupaten termuda di Kalimantan Timur, Mahakam Ulu atau Mahulu

Keberadaan perahu apung bagi masyarakat Mahakam Ulu merupakan bagian dari kehidupan.

Perahu apung menjelma menjadi puskesmas yang mendatangi daerah terpencil di hilir, seperti ke Kecamatan Long Hubung, Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari.

Baca juga: Tahun Politik, Wabup Mahulu Imbau Masyarakat Tetap Jaga Kedamaian

Ia menjelaskan, Puskesmas Apung merupakan program yang dicanangkan pemerintah kabupaten pada tahun 2018 lalu.

Suka dan duka telah ia lalui saat mengabdi dalam program Puskesmas Apung tersebut

Yang paling diingatnya, Erik pernah mengalami speedboat karam saat ia bersama tim medisnya dalam perjalanan menuju lokasi pelayanan.

"Itu kita ke mana-mana kan harus pakai speed, di perjalanan waktu itu kami pernah karam," katanya mengingat kejadian lima tahun lalu, Rabu (27/12/2023)

Tak ada cara lain, mereka pun berenang bersama-sama.

"Harus melewati riam sampai ke Long Apari," imbuhnya.

Namun, hal itu membuatnya semakin kuat dalam menjalani profesi dokter di Mahulu.

Baca juga: Polres Mahulu Bakal Buka Layanan SIM Tahun 2024

Baginya, menjadi dokter di Mahulu adalah sesuatu yang seru dan menantang.

"Kenapa kita jenuh karena kerjaan kita ya ini-ini saja?" ucapnya.

Ketika rasa jenuh 'menghinggapi' dirinya, dokter asal Samarinda itu akan menghabiskan waktunya untuk berlibur di kota asalnya.

Dirinya pun mengaku prihatin dengan pelayanan kesehatan yang kurang maksimal di Mahulu karena keterbatasan SDM.

"Apalagi melihat kondisi dokter kurang ya capek sih," imbuhnya. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved