Profil AKBP Sumarni yang Tangani Kasus Pembunuhan Subang, Jabatan Barunya dan Sosok Suami

AKBP Sumarni juga memiliki suami yang juga memiliki jabatan peting di Polri.

Sosok suami AKBP Sumarni adalah Brigjen Pol Asep Guntur Rahayu.

Sang suami pernah menjabat sebagai Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK).

Selain itu, suami Kapolres Subang AKBP Sumarni ini juga merangkap pelaksana tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.

Rekam Jejak AKBP Sumarni

AKBP Sumarni pernah menjadi sorotan saat ia menjabat sebagai Kapolres Subang pada 6 Agustus 2021.

Baru dua pekan menjabat sebagai Kapolres Subang dia diuji dengan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Sebelum menjadi Kapolres Subang, ia dipercaya sebagai Kapolres Sukabumi Kota pada 2020 - 2021.

Setelah itu ternyata AKBP Sumarni sempat dipromosikan menjadi Wakapolresta Metro Bekasi Polda Metro Jaya selama 5 bulan dari 23 Juli-28 Desember 2023.

Kini, AKBP Sumarni resmi mendapat promosi menduduki jabatan penting yaitu sebagai Kapolresta Cirebon.
 
Dilihat dari riwayat kariernya, AKBP Sumarni juga berpengalaman di bidang pengungkapan korupsi.

Baca juga: Kasus Subang Terbaru, Sosok AKBP Sumarni, Eks Penyidik KPK yang Ungkap Sosok Pembunuh Ibu dan Anak

Di antaranya, ia pernah bertugas di Dit Tipikor Bareskrim Polri.

Di Dit Tipidkor Bareskrim Polri, ia menjabat sebagai Kanit Subsidt III hingga akhrinya ia dipercaya menjadi Kapolres Sukabumi Kota pada Mei 2020.

Sebelumnya, ia juga pernah penyidik di Komisi Pemberatasan Korupsi selama 4 tahun.

AKBP Sumarni merupakan perwira Polri non-Akpol yang berprestasi.

Selain bertugas di Dit Tipikor Bareskrim Polri dan KPK, ia juga pernah bertugas di Polda Kalimantan Barat. 
 
Saat bertugas di Polda Kalimantan Barat pada 2015, Sumarni yang saat itu masih berpangkat Kompol pernah menulis buku tentang antikorupsi. 
 
Buku berjudul Salam Zero itu mengulas tentang Kapolda Kalbar yang saat itu dijabat Brigjen Arief Sulistyanto. 
 
Sumarni mengaku inspirasi awal hingga ia menuliskan buku Salam Zero adalah ia ingin jika pola-pola kepemimpinan maupun sikap zero tolerance yang dilakukan oleh Brigjen Arief dapat menjadi inspirasi bagi anggota kepolisian lainnya.