Breaking News

Tribun Kaltim Hari Ini

Tanggul Proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda Jebol, Aleng Dengar Tanah Bergerak

Tanggul proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda jebol, Aleng dengar tanah bergerak.

Tribun Kaltim
Koran Tribun Kaltim yang terbit hari ini, Minggu 31 Desember 2023. Tanggul proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda jebol, Aleng dengar tanah bergerak. 

TRIBUNKALTIM.CO - Tanggul proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda jebol, Aleng dengar tanah bergerak.

Rumah bercat hijau milik Aleng, warga Gang 6 Blok F Jalan M Said, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, nyaris rata dengan tanah, Sabtu (30/12). Rumah itu terdampak
longsoran tanah akibat jebolnya tanggul proyek Perumahan Bukit Mediterania Premiere Hills di Jalan MT Haryono Samarinda.

Jumat (29/12) lalu, dari pantauan Tribun Kaltim, rumah Aleng belum mengalami kerusakan yang siginifikan.

Namun dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, pergeseran tanah akibat tanggul jebol itu membuat rumah Aleng 90 persen rusak parah, tersisa dinding depan rumah yang masih berdiri.

Baca juga: DLH Sempat Kritik Pengembang Perumahan Premiere Hills Samarinda

Baca juga: Diduga Bongkar Segel Pemkot Samarinda, Ini Kata Pengembang Perumahan Premier Hills

Baca juga: Proyek Pembangunan Perumahan Premiere Hills Samarinda Kembali Disegel Permanen

Di lokasi rumah terdampak uga sudah dipasangi garis pembatas. Aleng dan keluarga sudah mengungsi sejak Jumat lalu ke rumah kerabat terdekatnya. Hingga kemarin, terlihat barang-barang Aleng masih berada di pelataran salah satu rumah warga yang berjarak kurang lebih 20 meter dari rumahnya.

Menurut kesaksian warga setempat, pergerakan tanah telah terjadi sejak Kamis (28/12) malam dan berujung membuat tanggul jebol akibat tak dapat menahan beban tanah pada Jumat lalu.

Tanggul tersebut terbuat dari baja galvanis dengan sistem geoframe.

Aleng bercerita, awal tanah longsor sudah terjadi sejak Jumat pagi.

"Tapi saya semalaman ada dengar pergerakan tanah, baru saya langsung telpon pihak perusahaannya, suruh datang ke sini semua," ungkapnya pada Jumat (29/12) sore.

Peristiwa ini membuat warga panik dan harus dievakuasi. Lokasi longsor berisiko tinggi yang mengancam keselamatan sebanyak 60 jiwa.

Setidaknya 4 rumah dan 2 bangsalan terkena dampak longsoran tanah. 

"Mau gak mau kita ngungsi. Ada satu rumah bahkan hancur tak bisa dipakai lagi," tutur Aleng.

Menurut Aleng, beberapa bulan lalu terdapat beberapa kawasan permukiman terkena imbas banjir lumpur yang diduga berasal dari proyek perumahan tersebut. Tanggul proyek tersebut tak mampu menahan rembesan air, sehingga para warga juga sempat meminta pihak perusahaan untuk memperbesar parit.

"Kita kemarin minta paret diperbesar, karena masa air campur lumpur turun. Dulu sampai ke beberapa blok juga banjir lumpurnya," tambahnya lagi.

Aleng mengaku belum ada upaya ganti rugi dari pihak perusahaan.

"Ganti rugi belum ada, bahkan saya belum pernah diundang untuk sosialisasi dan penandatanganan AMDAL, padahal saya dekat kawasan terdampak," katanya.

Proyek pembangunan perumahan Premiere Hills di Jalan MT Haryono Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali disegel permanen oleh Pemkot Samarinda pada Sabtu (30/12/2023).
Proyek pembangunan perumahan Premiere Hills di Jalan MT Haryono Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali disegel permanen oleh Pemkot Samarinda pada Sabtu (30/12/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA)

Makin Parah

Pada Sabtu (30/12), longsoran tanah makin mengkhawatirkan dan mengakibatkan rumah warga hancur total.

Pemkot Samarinda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan posko di lokasi sekaligus memantau tingkat pergerakan tanah di kawasan tersebut.

“Sejak jam 12.00 Wita tadi memang ada dorongan tanah merobohkan dinding pembatas, dan kemudian menimpa rumah Pak Aleng,” ungkap Kepala BPBD Samarinda Suwarso, Sabtu (30/2) di lokasi kejadian.

Dirinya menjelaskan, kerusakan tersebut telah mencapai 90 persen. “Bahkan di bagian teras tadi itu keramiknya sudah pecah semua. Sudah hancur dan tidak bisa dihuni lagi,” imbuh Suwarso.

Menurut pemantauannya di lapangan, masih terus pergerakan tanah dan penurunan tanah juga semakin banyak.

“Walaupun pihak perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban tanah, di situ juga ditemukan adanya titik jenuh air sehingga gundukan tanah mudah bergerak,” katanya.

Suwarso menjelaskan bahwa pergerakan tanah di kawasan proyek pembangunan tersebut masih terus terjadi.

“Memang secara bertahap pergerakan terus terjadi, dan berujung membuat dinding pembatas tak mampu menahan lagi,” ungkapnya.

Dirinya menyampaikan analisis sementara bahwa terdapat titik jenuh air yang menyebabkan gundukan tanah menjadi mudah tergelincir.

Kepala BPBD Samarinda Suwarso jelaskan faktor tanah longsor akibat jebolnya tanggul proyek pembangunan perumahan Premiere Hills di MT Haryono Samarinda, Sabtu (30/12/2023).TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Kepala BPBD Samarinda Suwarso jelaskan faktor tanah longsor akibat jebolnya tanggul proyek pembangunan perumahan Premiere Hills di MT Haryono Samarinda, Sabtu (30/12/2023).TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI)

“Karena tidak ada vegetasi, kemudian ada air hujan dan menyerap ke tanah, jika terendam lama dan jadi lumpur sehingga menggelincir ke permukaan warga,” jelasnya.

Pihak perusahaan juga terlihat melakukan pengurangan beban tanah. Dari pantauan Tribun Kaltim, di lokasi tanggul telah dilakukan pemasangan terpal di tanah sebagai upaya meminimalisir penyerapan air ketika terjadi hujan.

“Jadi setidaknya perusahaan ingin menahan agar tanah yang ditutup terpal tidak  becek, sambil mengurangi beban tanah dari bagian atas,” katanya.

Andi Harun Sidak

Peristiwa longsornya tanah di Jalan M Said Gang 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda menjadi atensi dari berbagai pihak lantaran menyebabkan kerugian bagi warga.

Wali Kota Samarinda Andi Harun sudah mendatangi lokasi rumah warga yang terdampak pada Jumat (29/12).

"Kami ingin melihat dengan dekat dan ternyata benar," ungkap Wali Kota Samarinda Andi Harun yang datang beserta rombongan. Melihat kerugian warga yang timbul dari proyek perumahan ini, membuat Andi Harun mendesak perusahaan agar mempertanggungjawabkan dampak dari peristiwa ini.

Menanggapi hal tersebut, Humas Perumahan Bukit Mediterania, Salpinus mengatakan, sementara ini pihaknya juga membantu para korban terdampak dan akan menindaklanjuti penanggulangan.

"Saat ini kami bantu dengan konsumsi, kami data juga, terkait rumah-rumah kami bicarakan seperti apakah harus disewa atau bagaimana,," katanya. 

Penampakan lokasi jebolnya tanggul di proyek Perumahan Bukit Mediterania Cluster Premiers Hills Jalan MT Haryono Samarinda pada Jumat (29/12/2023) sore.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI
Penampakan lokasi jebolnya tanggul di proyek Perumahan Bukit Mediterania Cluster Premiers Hills Jalan MT Haryono Samarinda pada Jumat (29/12/2023) sore.TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI (TRIBUNKALTIM.CO/SINTYA ALFATIKA SARI)

Tinjau Lagi AMDAL

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Endang Liansyah turut menyoroti peristiwa longsor di Jalan M Said Gang 6 Blok F Kecamatan Sungai Kunjang Samarinda.

Ia menyatakan pihaknya telah melakukan pengawasan terkait pematangan lahan yang dilakukan oleh Perumahan Premier Hills yang terletak di Jalan MT Haryono ini sejak lama.

Bahkan sistem geoframe yang digunakan oleh pengembang sempat dikritik oleh DLH Samarinda.

Menurut penjelasan Endang pula, sejak lama pihaknya telah memberikan peringatan kepada pihak perusahaan.

Endang menekankan, seharusnya tidak boleh ada kegiatan selain perbaikan lingkungan selama permasalahan lingkungan belum terselesaikan. Namun nyatanya peringatan tersebut tak diindahkan oleh pihak pengembang.

“Saya sudah bilang jangan dikupas, masih juga dikupas. Harusnya sisakan itu tumbuhan sekitar 10 sampai 20 meter. Juni 2023 kemarin juga dipanggil sama DPRD Samarinda. Kami sudah sampaikan tapi pihak konsultan Geotekniknya tidak mau dengar," ungkap Endang.

Endang menyatakan bahwa teknik geoframe dapat berhasil jika lahan tidak memiliki tekanan, tetapi hal ini tidak berlaku untuk lahan Perumahan Premier Hill ini.

Ia justru menyarankan pihak pengembang untuk menggunakan penurapan dengan material beton sepanjang pinggir sungai, meskipun biayanya lebih mahal.

“Jalan satu-satunya, pihak pengembang harus melakukan penurapan dengan beton pinggir sungai, memang mahal tapi kan itu sudah urusan pihak perusahaan,” katanya.

Selanjutnya terkait aduan warga yang tidak dilibatkan dalam penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Endang menyatakan pihaknya akan meninjau kembali dokumen tersebut dan memastikan bahwa sosialisasi dampak pembangunan telah disampaikan kepada warga. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved