Tribun Kaltim Hari Ini

Dampak Molornya Proyek DAS Ampal MT Haryono Balikpapan, Pemilik Usaha Ngeluh Omzet Anjlok

Molornya pengerjaan proyek pengendalian banjir atau Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal di kawasan MT Haryono, Balikpapan membuat warga mengeluh

|
Editor: Heriani AM
Tribun Kaltim
Molornya pengerjaan proyek pengendalian banjir atau Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal di kawasan MT Haryono, kota Balikpapan menyisakan keluhan warga sekitar lokasi. 

Meski begitu, sejak kawasan depan bengkelnya dilakukan pengecoran, perlahan omsetnya mulai membaik. Begitu pula dengan 4 karyawan yang sempat dirumahkan, kini telah kembali.

Namun, menurutnya, pengerjaan proyek ini masih belum tuntas dan jauh dari kata rapi. Bagaimana tidak, imbuhnya, dengan banyaknya debu yang meresahkan, juga genangan air berlubang bahkan dataran miring akibat pengerjaan proyek juga masih terlihat. Sehingga, menurut Alfian, proyek pengendalian banjir ini belum terlihat fungsinya.

"Kita belum lihat dampak (proyek) karena belum jadi. Masih ada banjir. Hujan deras yang lama juga belum, cuma masih banyak genangan air. Bisa dilihat sendiri, belum keliatan fungsinya," katanya.

Keluhan yang banyak disampaikan warga memang terkait intensitas debu dan becek dari genangan berlubang setelah hujan.

"Kalau lagi panas terik jalan jadi berdebu banget. Sampai-sampai rasanya, pakai masker dan kacamata kadang masih gak membantu sama sekali," ujar warga yang tinggal di Gang Semeru, Jl MT Haryono, Maulina.

Wanita berusia 24 tahun itu juga mengeluhkan, masalah juga bertambah saat area tersebut diguyur hujan. Dengan genangan-genangan berlubang kerap membuat jalan itu licin dan menyiprat ke pakaian ataupun kendaraan masyarakat.

"Kalau habis hujan, jalan jadi becek dan pasti macet. Jadi, mau nyuci motor harus mikir-mikir dulu kalau emang mau lewat situ. Belum lagi kalau kena muka atau pakaian, mahal perawatan, hahaha,," ujar wanita yang kerap melewati kawasan tersebut untuk menuju area Jenderal Sudirman.

Ia mengaku, meski tak setiap hari melewati kawasan tersebut, namun baginya proyek pengerjaan yang tak kunjung selesai itu cukup meresahkan.

Hal ini, juga dirasakan oleh Pemilik Rumah Makan Minang Raya, Velin Hidayah. Ia mengaku, setiap hari harus melewati jalan tersebut untuk berbelanja keperluan restoran. Baik debu maupun becek juga ia terjang karena jalan itu menjadi satu-satunya akses menuju pasar terdekat.

"Itu jalan satu-satunya. Karena pasti tiap pagi ke arah BP, Pasar Baru, atau toko-toko langganan buat di resto," ungkapnya.

Baca juga: Walikota Rahmad Masud Pertimbangkan Opsi Perpanjangan Waktu Proyek DAS Ampal di Balikpapan

Lebih lanjut, terkait keputusan Pemkot Balikpapan memberi kontraktor penambahan waktu pengerjaan proyek hingga 50 hari ke depan, ditanggapi pesimis.

"Ini aja gak kelar-kelar. Kok diperpanjang. Mau sampai kapan jalanan macet, becek dan berdebu di sini," keluh Velin.

"Kalau diperpanjang untuk memperbaiki lebih cepat sebenarnya tidak masalah. Mungkin mengganti ke kontraktor baru pun agak sulit karena beda tangan, beda cara pengerjaannya. Tapi ya jangan molor teruslah," kata Maulina.

Pemkot Perpanjang Kontrak

Pemerintah kota Balikpapan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) akhirnya memutuskan untuk memperpanjang kontrak PT Fahreza Duta Perkasa, selaku perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek Daerah Aliran Sungai atau DAS Ampal di Jl. MT Haryono, Balikpapan Selatan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved