Berita Samarinda Terkini
Masa Kampanye Pemilu 2024, Inilah Pentingnya Penerapan Prinsip Kesantunan Berbahasa
Pentingnya penerapan prinsip kesatuan berbahasa pada masa kampanye Pemilu 2024.
Penulis: Nevrianto | Editor: Diah Anggraeni
Pendapat ini selaras dengan yang ditulis oleh Mislikhah pada tahun 2014 dalam artikelnya yang berjudul kesantunan berbahasa, bahwa orang yang ketika berbicara menggunakan pilihan ungkapan yang santun, struktur kalimat yang baik menandakan bahwa kepribadian orang itu memang baik.
Sebaliknya, jika ada orang yang sebenarnya kepribadiannya tidak baik, meskipun berusaha berbahasa secara baik, benar, dan santun di hadapan orang lain, pada suatu saat tidak mampu menutup-nutupi kepribadian buruknya sehingga muncul, ungkapan, atau struktur kalimat yang tidak baik dan tidak santun.
Dalam mengatasi pelanggaran kesantunan berbahasa, diperlukan kesadaran dan edukasi.
Bahasa memang bersifat dinamis, bahasa akan selalu berkembang mengikuti penuturnya.
Pemilu seperti ini tentu akan menghasilkan istilah-istilah baru sebagai bentuk kreativitas dan kebebasan berekspresi.
"Namun, perlu diingat bahwa berbahasa tetap memerlukan pertimbangan moral, norma, dan agama. Mari menjaga kedamaian menuju pemilu 2024 dengan menyaring sebelum _sharing_ apa yang akan disampaikan dan dituliskan. Memperbaiki kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat dimulai dari memperbaiki cara masyarakatnya menggunakan bahasa. Merawat bahasa menjaga keutuhan bangsa," tutupnya. (*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.