Pilpres 2024
Presiden Ingatkan Data Pertahanan tak Bisa Dibuka Semua Bak Toko Kelontong, Jokowi Bela Prabowo?
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ingatkan data pertahanan tak bisa dibuka semua bak toko kelontong. Benarkah itu sinyal kuat Jokowi bela Prabowo.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Jokowi dan Pilpres 2024 terkini,
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ingatkan data pertahanan tak bisa dibuka semua bak toko kelontong.
Benarkah itu sinyal kuat Jokowi bela Prabowo.
Ya, Jokowi secara tegas mengatakan tidak semua data pertahanan dan keamanan bisa dibuka kepada publik.
Itulah respon Jokowi soal adanya capres yang ingin data pertahanan dibuka dalam debat Pilpres 2024.
Baca juga: Kader PPP Migrasi ke Prabowo-Gibran, Ganjar Pranowo: Boleh Kita Sebut Oknum
Baca juga: Reaksi Ganjar Pranowo Tiba-tiba Dihampiri Pria Misterius saat Konferensi Pers Usai Debat Cawapres
Baca juga: Ditanya soal Petugas Partai, Ini Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
"Yang berkaitan dengan pertahanan, yang berkaitan dengan kemaanan negara, yang berkaitan dengan alutsista itu ada yang bisa terbuka tapi banyak yang memang harus kita rahasiakan," kata Jokowi di Kampung Kecil, Kawasan Serang, Banten, Senin (8/1/2023).
Pasalnya kata Jokowi masalah pertahanan menyangkut dengan strategi besar negara.
Menurut Presiden Jokowi, data pertahanan tidak seperti toko kelontong yang semuanya bisa dibuka.
"Karena ini menyangkut strategi besar negara tidak bisa semua dibuka kaya toko kelontong nggak bisa," katanya.
Sebelumnya dalam acara debat Pilpres ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Desember 2023, dua Capres yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ingin Prabowo Subianto membuka data pertahanan kepada publik.
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru Hari Ini, Elektabilitas Prabowo, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
Bahkan terjadi debat sengit antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pada acara tersebut.
Ganjar awalnya mengatakan dirinya senang saat data yang ia paparkan dianggap keliru.
Menurut data Ganjar, capaian minimum essential force (MEF) Indonesia kurang dari target yang seharusnya.
Ganjar lantas meminta Prabowo memaparkan data yang dimiliki.
"Pak Prabowo, saya senang sekali Bapak memantik saya, data saya tidak benar, silakan bantah data saya hari ini, Pak, dan saya izinkan kalau ada staf mau bantu berdiri di sebelahnya. Saya mau bertanya kepada Bapak termasuk capaian MEF kita hanya 65,49 persen dari target 79 persen, mengapa terjadi penurunan dan apa solusinya," kata Ganjar, dalam debat, Minggu (7/1/2024).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.